Mohon tunggu...
Anggi Rustiana
Anggi Rustiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia

Memiliki minat yang tinggi di bidang copywriting dan public relation.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Iklan yang Relate Sepanjang Masa

1 Juni 2023   22:58 Diperbarui: 1 Juni 2023   23:04 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Televisi menjadi salah satu media informasi sekaligus hiburan dari masa ke masa. Televisi juga menjadi sarana periklanan. Iklan televisi hadir di sela-sela atau jeda sebuah tayangan. Iklan merupakan suatu bentuk pemasaran produk oleh produsen untuk menarik perhatian pembeli. 

Tujuannya, yaitu membujuk, mengajak, atau mengarahkan masyarakat untuk mengonsumsi produk ataupun jasa yang ditampilkan. Selain itu, iklan televisi juga digunakan untuk menanamkan ingatan pada benak konsumen terhadap produk mereka. Iklan televisi menjadi salah satu bentuk pemasaran yang paling efektif karena dapat menjangkau target pasar yang sangat luas. Namun, biayanya dapat sangat mahal tergantung pada waktu siaran dan jumlah penonton yang ditargetkan.

Menurut Pasal 46 ayat (8) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang dapat diartikan bahwa durasi maksimal suatu iklan televisi itu sekitar 1 menit 12 detik di antara jeda satu jam tayangan. Adanya keterbatasan waktu tersebut membuat para pengiklan harus mampu mengemasnya dengan singkat dan tetap menarik tanpa mengurangi informasi yang disampaikan. Maka, tak sedikit iklan yang menggunakan tanda atau simbol untuk mempersingkat waktu. 

Biasanya suatu iklan menghadirkan public figure seperti penyanyi, aktris, aktor agar lebih cepat menarik perhatian konsumen. Selain itu, terdapat slogan yang ikonik agar mudah diingat penonton. Namun, ada beberapa iklan sederhana yang tidak menampilkan orang terkenal tetapi mampu menyita perhatian penonton. Hal ini disebabkan oleh adanya pesan, momen atau tindakan relate yang ditampilkan.

Suatu iklan yang dirilis tahun 2013 kembali ramai dibicarakan, yaitu iklan kartu provider 3 (Tri) dalam memasarkan produk baru mereka 3Indie+ yang menawarkan pembelian pulsa paylater (pakai sekarang, bayar nanti). Iklan itu menampilkan beberapa anak kecil berusia 10-12 tahun mengungkapkan keinginannya untuk menjadi orang dewasa dengan beragam kriteria terutama jadi "Eksmud" atau Eksekutif Muda. 

Netizen mengaku kagum dengan deretan fakta dan sindiran yang dibicarakan para anak itu, mereka menilai masih sangat relate dengan kehidupan orang dewasa saat ini meskipun sudah 10 tahun berlalu. Sama halnya dengan iklan lain, iklan ini mengandung tanda dan simbol. Secara ilmu bahasa, hal ini dapat di analisis dengan teori semiotik. Menurut Roland Barthes, semiotik adalah kajian tentang makna simbol atau tanda yang dibagi menjadi dua tingkatan signifikasi (two order of signification), yaitu tingkat denotasi dan konotasi serta aspek lain dari penandaan, yaitu mitos. Berikut analisisnya.  

YouTube: Tri Indie+ (Versi Cewe)
YouTube: Tri Indie+ (Versi Cewe)

Dalam suatu scene dimana seorang anak perempuan sedang meminum es jeruk di restoran. Dia memandangi orang dewasa yang asik mengobrol bersama teman-temannya. Anak kecil itu berkata "Pesen kopi secangkir harga 40 ribu-an, minumnya pelan-pelan, biar tahan sampe siang demi wi-fi gratis". Makna denotasi dari adegan itu adalah seorang anak yang bisa melihat pencitraan orang dewasa. Cara mereka bersenang-senang menarik baginya. Lalu, dia mengatakan "Jadi orang gede menyenangkan, tapi susah dijalanin".

YouTube: Tri Indie+ (Versi Cewe)
YouTube: Tri Indie+ (Versi Cewe)

Sebelumnya ada beberapa anak yang bilang ingin menjadi orang dewasa yang setiap pulang kantor di hari jum'at suka nongkrong bareng sesama "Eksmud" sambil membahas proyek besar. Kemudian disambung dengan adegan di atas dimana seoarang anak mengatakan "Suara nya gedein biar kedengeran cewe di meja sebelah" dan anak-anak lain berteriak. Makna konotasi nya adalah di saat seperti itu orang-orang dewasa biasanya sengaja bicara keras-keras dengan tujuan pamer supaya terlihat keren dan barangkali bisa memikat hati seseorang.    

YouTube: Tri Indie+ (Versi Cewe)
YouTube: Tri Indie+ (Versi Cewe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun