Mohon tunggu...
Anggi Rustiana
Anggi Rustiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia

Memiliki minat yang tinggi di bidang copywriting dan public relation.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Perseteruan Anies-Giring

17 Maret 2022   12:00 Diperbarui: 17 Maret 2022   12:06 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi Rocky Gerung & Hersubeno Arief mengenai perseteruan Anies & Giring (Sumber: YouTube Rocky Gerung Official) 

Baru-baru ini gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kembali menjadi perbincangan hangat diberbagai media.

Diketahui hubungan Anies dan partai PSI memang sedang diwarnai perseteruan bahkan kian memanas saat ketua umum PSI Giring Ganesha beberapa kali melontarkan cacian pada Anies. Giring menyebut Anies 'pembohong' juga mengoloknya karena dipecat Jokowi. Kali ini Anies melakukan pembalasan pada Giring dengan aksinya yang cukup menghebohkan publik. Saat mengadakan check sound di Jakarta International Stadium (JIS) Anies mengundang NIDJI yang merupakan mantan grup band Giring dengan vokalis baru mereka. Kemudian Anies memberi pujian bahwa vokalis baru itu ‘tanpa suara sumbang’, Giring pun tak mau kalah dan terus membalasnya. Peristiwa ini tentu mengundang banyak ahli untuk berkomentar tak terkecuali seorang filsuf terkenal, Rocky Gerung.

Rocky Gerung bersama seorang jurnalis senior bernama Hersubeno Arief melakukan diskusi dalam sebuah unggahan video berjudul “Jauh Banget! Jangan Bandingkan IQ Giring dengan Anies”. Video itu diunggah pada kanal YouTube Rocky Gerung Official di bulan januari lalu. Kanal tersebut menjadi salah satu kanal yang banyak digemari berbagai kalangan. Dalam videonya itu, Rocky mengomentari sederet peristiwa hangat yang terjadi belakangan ini hingga sampai pada persoalan Anies dan Giring. Setelah diamati, percakapan yang terjadi ditemukan deiksis persona.

Teori deiksis akan digunakan untuk menganilisis guna memperdalam pemahaman terhadap makna ujaran yang terjadi pada percakapan tersebut. Deiksis sendiri merupakan salah satu komponen studi pragmatik. Deiksis berhubungan erat dengan cara menggramatikalisasikan ciri-ciri konteks ujaran atau peristiwa ujaran yang berhubungan pula dengan interpretasi tuturan yang sangat bergantung pada konteks tuturan itu sendiri (Muhyidin, 2019). Banyaknya deiksis seperti deiksis persona yang ditemukan dalam video dapat memunculkan beberapa interpretasi sehingga makna dari ujaran kurang tersampaikan. Oleh karena itu, sebuah deiksis dapat diketahui maknanya apabila mengetahui rujukan dari kata yang mengandung deiksis tersebut, berdasarkan konteks penggunaannya (Listyarini, 2020).

Deiksis persona dibedakan menjadi tiga yaitu persona pertama, kedua, dan ketiga. Lalu, masing-masing persona itu dikategorikan lagi menjadi tunggal dan jamak. Bentuk deiksis persona yang ditemukan dalam percakapan pada video YouTube Rocky Gerung bersama Hersubeno Arief, diantaranya saya, gua, anda, dia, dan -nya. Berikut ini konteks percakapan saat Hersubeno Arief menjelaskan kepada Rocky Gerung tentang peristiwa Anies dan Giring yang tengah ramai diperbincangkan.

(1) Hersubeno Arief: “…jadi orang menganggap sangat telak, dia memang langsung menyindir Giring dengan suara vokalis yang sekarang ini tidak sumbang dan merdu hahaha. Tentunya dia nunjukkin ‘begimana gua enggak becus kerja kalau bikin stadion salah satu terbaik di dunia.”

(2) Rocky gerung: “Orang-orang ingin tenggelamkan Anies tapi Anies akan terus mengapung karena dia punya kemampuan konseptual nah beda dengan orang yang enggak punya kemampuan konseptual.”

Pada kutipan (1) dan (2) ditemukan bentuk deiksis persona pertama dan ketiga tunggal. Bentuk deiksis gua termasuk deiksis persona pertama tunggal yakni Hersubeno yang sedang berlakon menjadi Anies sehingga kata ganti itu sebenarnya merujuk pada Anies Baswedan. Lalu, deiksis dia merupakan deiksis persona ketiga tunggal yang memang merujuk pada Anies Baswedan juga.

Selain bentuk deiksis tersebut ditemukan juga bentuk lainnya. Hal ini ditunjukkan dalam konteks percakapan saat Hersubeno Arief menanyakan pendapat kepada Rocky Gerung terkait sarannya untuk Giring, berikut kutipannya.

(3) Hersubeno Arief: “Jadi apa dong saran anda pada Giring ini? Jangan bully lagi karena justru dengan di bully itu akan dimanfaatkan oleh Anies untuk melambungkan popularitasnya gitu ya.”

(4) Rocky Gerung: “Menurut saya, jangan berpikir cerdas karena memang dia mungkin enggak mampu berpikir cerdas. Belajarlah berpikir cerdik. Itu kira-kira hahaha."

Dari kutipan (3) dan (4) ditemukan bentuk deiksis persona pertama dan kedua tunggal. Bentuk deiksis anda termasuk deiksis persona kedua tunggal, kata ganti itu merujuk kepada orang yang diajak bicara oleh penutur yaitu Rocky Gerung. Kemudian deiksis saya merupakan deiksis persona pertama tunggal yang merujuk kepada Rocky Gerung sendiri sebagai penutur ujarannya. Terakhir deiksis dia adalah deiksis ketiga tunggal karena bukan sebagai pembicara ataupun pendengar tetapi sedang dibicarakan yakni merujuk kepada Giring Ganesha. Begitupun dengan deiksis -nya yang merujuk pada Anies Baswedan.

Setelah menganalisis deiksis dalam percakapan Rocky Gerung dengan Hersubeno Arief, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa deiksis persona. Deiksis persona dibedakan menjadi tiga yaitu persona pertama, kedua, dan ketiga. Lalu, masing-masing persona itu dikategorikan lagi menjadi tunggal dan jamak. Deiksis persona yang ditemukan, antara lain (1) deiksis persona pertama tunggal yaitu saya dan gua. (2) deiksis persona kedua tunggal yaitu anda. (3) dan deiksis persona ketiga tunggal yaitu dia dan -nya. Namun, deiksis yang paling banyak ditemukan adalah deiksis persona ketiga tunggal yang merujuk pada orang yang sedang dibicarakan.

Pendapat-pendapat yang diutarakan Rocky dalam video perbincangan itu mendapat banyak reaksi positif dari publik. Menurut Rocky, Anies tidak bisa dibandingkan dengan Giring, ‘ya, tentu aja IQ mereka beda jauh banget’. Rocky mengatakan dirinya tahu betul bagaimana cara berpikir Anies yang cerdas dan cerdik seperti tindakannya pada Giring baru-baru ini yang dianggap ‘menang telak!’. Anies sedang melakukan politik media dimana orang-orang takkan bisa menenggelamkannya. Semakin banyak cacian yang dia dapatkan maka semakin membuatnya terapung dan terus naik keatas. Bahkan, setelah masa jabatannya berakhir di bulan oktober nanti Anies akan terus diingat dan dibutuhkan. Misalnya, menjadi narasumber untuk membahas pemindahan ibukota dan Anies tanpa beban akan bebas mengajukan kritik bahkan membongkar banyak fakta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun