Mohon tunggu...
anggirizkys_
anggirizkys_ Mohon Tunggu... Freelancer - Si Introvert yang pandai merangkai kata dalam sebuah tulisan

Tulisan adalah kata-kata yang dirangkai dengan menggunakan akal dan perasaan yang melebur menjadi satu dan berubah menjadi sebuah tulisan yang dapat kamu baca. Tetapi, tulisan bukan hanya sekedar kata yang ditulis tanpa ada sebuah makna yang tersirat didalamnya. Tulisanku adalah isi hatiku yang ingin aku sampaikan, mungkin aku tidak sehebat kamu dalam menyampaikan sesuatu. Dari tulisan aku bisa mengungkapkan apa yang ingin aku katakan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Fiksiana | Cantik Itu Seperti Apa? (Prolog)

12 Maret 2020   11:00 Diperbarui: 12 Maret 2020   12:10 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku seorang anak perempuan yang lahir dari keluarga yang sederhana. Aku anak sulung dari tiga bersaudara. Aku memiliki dua orang adik perempuan yang memiliki jarak yang terpaut tidak jauh. Aku kecil adalah anak yang sangat ceria, memiliki banyak teman yang baik padaku. Aku kecil tidak pernah memilih-memilih dengan siapa aku mau berteman. Siapapun aku ajak berkenalan dan aku ajak untuk menjadi temanku.

Sejak umurku 3 tahun aku sudah dimasukkan bimbel (bimbingan belajar) oleh kedua orang tuaku. Bukan hanya bimbel saja, tetapi kedua orang tuaku tak lupa memasukkan aku di tempat untuk belajar tulis Al-Qur'an. Aktivitas ku sewaktu kecil sungguh banyak sehingga waktu bermainku tidak terlalu banyak. Waktu mainku hanya hari minggu saja tidak seperti teman-temanku yang lain. Mereka sepulang sekolah sudah bisa main layaknya anak-anak kecil dizamanku dulu.

Tempat bermainku hanyalah tempat lesku dan tempatku belajar tulis Al-Qur'an saja. Memanfaatkan waktu jam istirahat untuk bermain bersama teman-temanku. Oh ya, sebelum aku lanjutkan ceritaku. Dahulu orang tuaku memasukkan aku ditempat les yang tempatnya notabenenya teman-temanku beragama yang beragam. Kalian tau kan artinya ???

Artinya, teman-temanku rata-rata beragama non muslim. Yes, bener banget

Temen-temenku di tempat les tidak beragama sama denganku. Dan aku pun memiliki teman yang beragam, bukan hanya orangnya yang beragam, bukan haya warna kulit, bentuk rambut dan fisiknya yang beragam tetapi keyakinannya pun beragam pula.

Aku kecil sungguh sangat bahagia, tidak ada kesedihan yang sangat berarti bagi diriku. Semua kesedihanku tertutupi oleh banyaknya kebahagiaan yang aku punya. Aku layaknya anak - anak sesusiaku. Walaupun jam bermainku yang sangat sedikit, tidak menghalangiku untuk bermain, dan memiliki teman-teman sebayaku.

Setiap tahun aku lalui dengan senyuman, candaan dan tawaan yang sungguh sangat berkesan. Mungkin, takkan bisa aku lupakan sampai aku mendewasa nanti ("pikirku"). Waktu itu pun berlalu, aku pun memasuki sekolah dasar diumurku 5 tahun.

Umur yang bisa dibilang belum waktunya untuk mengenal dunia sekolah. Tetapi, orang tuaku memutuskan untuk aku sekolah karena saat itu mereka melihat perkembanganku dalam belajar sangat pesat, aku sudah bisa membaca dan menulis, bukan itu saja aku juga sudah pandai berhitung saat itu. Tanpa berpikir panjang, orang tuaku memasukkan aku disekolah dasar yang lumayan jauh dari rumah. Sekolah itu adalah sekolah yang lumayan bagus dizamanku waktu itu.

Akupun bersekolah disekolah tersebut. Pertama kali aku masuk kesekolah, kedua orang tuaku mengajarkan kemandirian sejak dini padaku. Orang tuaku hanya satu sekali mengantar jemputku kesekolah. Setelahnya aku meminta untuk pergi dan pulang sendiri tanpa diantarkan oleh mereka.

Hari pertama aku lalui dengan sangat menyenangkan. banyak sekali kakak kelasku disekolah yang gemas dengan penampilanku saat itu yang memiliki postur tubuh yang lumayan besar dan memiliki pipi yang chubby. Layaknya boneka pipiku selalu jadi bahan sasaran mereka untuk dicubitin karena gemas kata mereka seperti itu.

Tahun-tahun ku lalui dengan sangat menyenangkan. Sampai pada saat itu semua berubah. Aku berubah menjadi anak nakal, karena perkataan temanku yang membuatku sakit hati. Perlakuan mereka padaku membuatku menjadi kesal dan selalu membalas perbuatan mereka dengan cara melakukan kenakalan-kenakalan dikelas yang berujung aku dicap sebagai seorang anak perempuan yang nakal.

Aku sekarang sudah duduk di kelas 4 bangku sekolah dasar. Aku adalah anak berprestasi disekolahku, aku selalu mendapatkan peringkat 5 besar disekolah.. Sampai pada waktu itu aku tidak mau membagikan jawaban soal yang aku sudah tulis. Aku tidak mau berbagi karena pikirku waktu itu aku belajar dengan sungguh-sungguh dirumah untuk menjawab pertanyaan didalam soal ini, tetapi, mereka ingin melihat jawabanku dengan mudahnya tanpa berusaha sedikitpun dirumahnya.

Kejadian itu pun membuat temanku kesal, dan selalu membullyku. Dengan kata-kata yang tidak seharusnya dikatakan untuk anak seusia kita saat itu. Tetapi, aku tidak banyak bicara ataupun membalas perkataannya sampai akhirnya dia menyebutkan nama orang tuaku untuk menjadi bahan ejekannya. Akhirnya aku pun tidak bisa diam, aku pun marah dan membalas perkataannya itu. Bukan membalasnya dengan kembali melontarkan caciannya. Tetapi, aku langsung menyerangnya. Sehingga tindakan yang tidak aku pikirkan ulang itu membuatku dipanggil oleh pihak sekolah dan aku pun mendapatkan hukuman berdiri didepan kelas untuk pertama kalinya. Hal yang tak pernah aku lupakan.

Hari-hari yang aku lalui sungguh menyenangkan saat itu berubah menjadi hari yang sangat tidak menyenangkan untukku. Hari yang membuatku untuk segera pulang kerumah. Dan tidak ingin berlama-lama disekolah. setelah kejadian itu aku pun tidak memiliki banyak teman yang mau berteman dengan diriku.

Aku mendapatkan banyak cacian dari teman-temanku. Ada yang menghina fisikku waktu itu, dan masih banyak lagi cacian yang kudapatkan. Aku pun tidak terlalu mengubris perkataan mereka. Perkataan mereka hanyalah angin berlalu buatku. Perkataan mereka karena kesal saja padaku. Hanya itu saja pikirku.

Aku tidak terlalu memikirkan perkataan mereka. Karena, aku masih memiliki teman-teman di sekitar rumahku yang bisa aku ajak bermain sepulang sekolah. walaupun dulu aku hanya bisa bermain dengan mereka ketika hari minggu datang menyapaku. Tetapi, kini Sepulang sekolah aku luangkan untuk bermain dengan teman-temanku. Kepribadianku yang pendiam, ceria pun sedikit berubah menjadi anak perempuan yang nakal, dan seperti layaknya laki-laki yang suka main bola kaki, berantem, dan hal lainnya yang dilakukan anak laki-laki dizamanku dahulu. 

Itu adalah sepenggal kisahku sewaktu aku kecil. Dimana pengalamanku pertama kali ketika aku  mengalami suatu tindakan bernama  bullying. Masih banyak kisahku yang akan aku bagikan kepadamu. Cukup sampai sini perkenalan diriku kepada kalian semua :) 

Cerita ini adalah cerita tentang diriku dan semua kehidupanku yang telah aku lalui dari aku kecil hingga sekarang... 

Kisah tentang aku yang kini berubah menjadi seorang introvert karena bullying itu. Ini adalah awal pertemuan kita semua, semoga berkesan dan semoga kamu yang mengalami hal serupa denganku, kamu tidak sendiri :)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun