Mohon tunggu...
Anggiri Nata Ajiwa Kusuma
Anggiri Nata Ajiwa Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - International Relations Student Batch 2022 University of Jember

Terobsesi dengan Bagaimana Hubungan antar negara dapat memperngaruhi perkembangan teknologi dalam kehidupan masyarakat demi memajukan kesejahteraan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebijakan Amerika Serikat terhadap Proteksionisme dan Pembatasan Impor Produk Korea Selatan

7 Maret 2024   16:58 Diperbarui: 7 Maret 2024   17:12 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perdagangan internasional adalah komponen fundamental dari ekonomi global di dunia kita yang semakin saling terhubung. Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan adalah pemain penting dalam perdagangan global. Namun demikian, hubungan perdagangan antara kedua negara ini terkadang mengalami kesulitan. Dalam beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat telah memperkenalkan undang-undang proteksionis dan pembatasan impor yang secara khusus menargetkan ekspor Korea Selatan, yang telah menarik banyak perhatian.

 Latar Belakang

Hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan telah berkembang sejak implementasi KORUS FTA (Perjanjian Perdagangan Bebas Korea-Amerika Serikat) pada tahun 2012. Tujuan dari perjanjian ini adalah untuk mempromosikan akses pasar antara kedua negara dan membina hubungan perdagangan yang saling menguntungkan. Namun, sejak saat itu, ada sejumlah perubahan legislatif yang telah mempengaruhi perdagangan antara kedua negara, terutama dalam kaitannya dengan produk-produk tertentu yang memasuki pasar Amerika Serikat.

Tarif Impor Baja dan Aluminium

Pada tahun 2018, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan perdagangan yang memberlakukan tarif 25% untuk baja dan tarif 10% untuk impor aluminium ke negara tersebut. Kebijakan ini tidak hanya mencakup Korea Selatan, tetapi juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap negara-negara lain yang memproduksi baja dan aluminium. Korea Selatan, sebagai pemasok baja terkemuka ke AS, sangat terpengaruh oleh strategi ini.

Kebijakan tarif impor diumumkan dengan tujuan untuk melindungi industri baja dan aluminium dalam negeri AS dari persaingan asing yang tidak adil. Namun demikian, konsekuensinya sangat luas, terutama bagi negara-negara seperti Korea Selatan yang sangat bergantung pada ekspor baja.

Penyelidikan Dumping dan Subsidi

Lebih jauh lagi, di samping memberlakukan pajak impor, Amerika Serikat telah melakukan investigasi terhadap aktivitas dumping dan subsidi yang dilakukan oleh beberapa perusahaan Korea Selatan. Taktik dumping melibatkan penjualan produk dengan harga yang lebih rendah daripada biaya produksi atau harga pasar di negara tempat produk tersebut dibuat. Subsidi mengacu pada penyediaan dukungan keuangan atau bentuk dukungan lainnya oleh pemerintah, yang memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan tertentu.

Tujuan dari penyelidikan ini adalah untuk melindungi bisnis domestik Amerika Serikat dari persaingan usaha yang tidak sehat. Contoh ilustrasi adalah penyelidikan terhadap praktik pembuangan dan pemberian bantuan keuangan untuk panel surya yang berasal dari Korea Selatan. Amerika Serikat menuduh perusahaan-perusahaan Korea Selatan melakukan praktik dumping dengan menjual panel surya dengan harga di bawah biaya produksinya.

Konflik Perdagangan dan Negosiasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun