Internasionalisasi juga menjadi salah satu penyebab memungkinkan adanya prgerakan pekerjaterdidik dan terlatih antar negara . Utamanya pergerakan tenaga kerja profesional dari suatu negara ke negara lain untuk memperoleh kehidupannya yang lebih baik . migrasi pekerja terdidik memang sebuah fenomena yang baru, bersifat kompleks sulit untuk dapat dihentikan dan lazim disebut "brain drain".
Brain drain diartikan keluarnya tenaga ahli terlatih dan terdidik dari suatu negara kenegara lain. Hal ini telah lama menjadi perhatian serius pemerintah kita. Terlebih lagi mulai berlaku dan dibukanya AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean 2015).
Brain drain, bermakna ilmuwan,tenaga terdidik dan prifesional dari negeri sendiri, dari sektor ekonomi ,atau dari suatu bidang beralih ke sektor lain yang biasanya ntuk pendapatan dan kehidupan lebih baik. Dalam konteks bernegara berarti migrasi pekerja  keluar negeri dankemudian tersebar diseluruh dunia. Kondisi ini tentu saja sangat tidak diinginkanoleh negara yang bersangkutan karena SDM penting yang kita miliki justru memajukan negara lain, bukan negara asalnya.
Masih ingat , di era tahun 1970 an, negeri ini merupakan negara produsen minyak bumi, dalamkurun waktu tersebut hingga kini.tentu banyak tenaga kerja terdidik, terlatih dan profesional yang dihasilkan. Bahkan yang ada khusus disekolahan di dalamdan ke luar negeri. Timbul pertanyaan,kini aktivitas ekonomi dan kegiatan pengeboran dan pertambangan minyak bumi telah mengalami penunrurnan drastis. Lantas kemana perginya tenaga ahli terdidik tersebut?. Meskipun sebagian sudah memasuki usia pensiun ataumungkin sudah bayar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H