Mohon tunggu...
Anggi Meydrin
Anggi Meydrin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Anggi Meydrin suka hiling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buah dari Cinta saat Beribadah

12 Juli 2024   13:01 Diperbarui: 12 Juli 2024   13:10 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Buah dari Cinta Bahagia saat Beribadah
Suara Muhammadiyah BY SUARA MUHAMMADIYAH  14 November, 2022 Reading Time: 2 mins read
A A
Shalat Hajat
Foto Dok Ilustrasi

Buah dari Cinta Bahagia saat Beribadah

Oleh: Alif Sarifudin Ahmad

Baca Juga
Menakar Semangat Ibadah: Muhasabah Tahun Baru 1445 H
Menebar Cinta di Bulan Haram
Allah Subhanahu Wa Ta'ala menciptakan kita sebagai manusia untuk beribadah yang semata-mata bukan karena dunia tetapi karena Allah. Itulah makna ikhlas tidak riya. Ikhlas itu berbahagia, nyaman, tenang, dan tidak mengharap semata-mata kemewahan dunia, harta, dan wanita, atau pria. Allah berfiman dalam Al-Qur'an Surat Adz-Dzariyat ayat 56,

         

Artinya: Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintah Nabi Muhammad beristiqamah dalam mengajak umatnya mengesakan Allah karena sesunguhnya itulah tujuan penciptaan manusia yakni umat nabi Muhammad. Aku tidak menciptakan jin dan manusia untuk kebaikan-Ku sendiri. Aku tidak menciptakan mereka melainkan agar tujuan hidup mereka adalah beribadah kepada-Ku karena ibadah itu pasti bermanfaat bagi mereka. Itulah sebagian tafsir sederhana yang dapat kita baca dalam buku tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia.

Buktikan kepada Allah bahwa ketika kita beribadah merasa bahagia, tenang, nyaman, dan senang maka akan muncullah energi baru sehingga dalam beribadah ada keindahan, itulah buah dari cinta. Begitu cinta dan senangnya orang-orang shaleh zaman dahulu sehingga merasa rindu jauh-jauh hari untuk melaksanakan ibadah apa saja. Dalam kitab Lathaiful Ma'arif, Ibnu Rajab mengisahkan tentang kerinduan orang-orang shaleh dengan ibadah puasa Ramadhan, sehingga 6 bulan sebelum Ramadhan sudah mengharap bertemu.

Orang-orang shalih ketika menyambut datangnya bulan Ramadan dengan sambutan yang suka cita dan menyusun doa yang sangat indah. Mengharap  sebelum datangnya bulan Ramadan adalah bukti cinta dan kerinduan. Doa tersebut di antaranya:

 

"Ya Allah sesungguhnya bulan Ramadhan telah menaungi kami dan telah hadir karena itu sampaikan Ramadhan kepada kami dan selamatkan kami (hingga  mampu beramal) di bulan Ramadahan. Karuniakanlah kami kemampuan (berpuasa dan salat) di dalamnya, berilah kami (semangat) kesungguhan, kekuatan, dan rajin (istiqomah dalam beribadah). Lindungilah kami dari berbagai fitnah (musibah, bencana, dan  azab yang mengancam kami) (Ibnu Rajab, Lathoiful Maarif halaman 196-203 doa orang shalih zaman dahulu)."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun