Harusnya aku cukup sadar ketika lagu itu mengalun pelan setiap kali terbersit tanya tentangmu. Dan aku sudah cukup merasa menjadi orang paling goblok sedunia untuk menyangkal kembali semua pertanda itu. Nasib, biarpun terkadang lebih keras dari baja tapi rupanya ia masih memberiku banyak pilihan. Biarlah kucoba lagi mencari bunga penggantimu. Bahkan diantara keping-keping hati ini.
*
I love you always forever, near and far closing together..*****
Lain lubuk lain ikannya. Lain wanita, lain lagunya. Begitulah adanya. Biar lirik itu jadi penanda masa. Bahwa, kelak pernah ada cerita antara kita. Minimal, aku saja yang merasa.
Lagu itu selalu merdu untukku. Untukku yang selalu menunggu di dekat tangga hanya untuk tahu siapa dirimu. Kelak, aku selalu menunggumu disitu pada waktu tertentu, juga hanya untuk melihat wajahmu.
Pada suatu siang yang indah, setelah malam galau yang berlalu begitu saja, aku berhasil mengenalmu lebih dekat. Bermodal sedikit nekat. Mungkin kau kaget. Tapi, aku yakin itu bukan yang pertama bagimu.
Aku tidak perlu bilang bahwa aku menginginkanmu. Kau pun sepertinya tahu dari caramu menghindariku. Kalau bukan karena kabar dari Bunda sore itu, mungkin saat ini aku belum berhenti untuk merangkul hatimu, membawanya berlayar berkain layar cita.
Kini, yang tersisa darimu hanyalah sebuah tingkah dan kesan yang sempat tertinggal. Betapa merdunya lagu itu telah berganti dengan tingkahmu. Tanpa senyum, lalu pergi begitu saja bagai pesawat tempur.******
Paninggilan, 29 Mei 2011. 01.17
* dari lirik lagu "Menikah", dinyanyikan oleh Java Jive
** kutipan dari buku "The Enemy - Jack Reacher Series #8", ditulis oleh Lee Child, Dell Publishing, 2004
*** dari lirik lagu "Don't Know Much", dinyanyikan oleh Aaron Neville dan Linda Ronstadt