Dan...
merindukan lagi saat berlarian menuju pintu menyambut motor pak pos yang berwarna oranye berdebar debar membuka surat cinta dari seseorang.
Atau
Berlarian menuju telepon koin dan mengantri, begitu denger suara pacar leganya luar biasa. Engga kaya sekarang begitu mudahnya sampai sekalinya enggak dibales pikiran kita sudah luar biasa buruknya.
Atau
Saat nulis Diary menjadi tumpahan pelarian luar biasa dari perasaan hati. Saat sakit hati atau jatuh cinta dengan kakak kelas di sekolah.
Atau
Saat menonton tayangan sinetron keluarga cemara dari TV swasta yang menyejukkan, atau sesekali sinetron dari Ram Punjabi yang belum stripping dan menjiplak Korea kaya sekarang.
Sigh...begitu banyaknya harga yang harus kita bayar...demi sebuah kemajuan...harus sich..karena pan katanya kita harus MOVE ON
Kemoderenan VS Kedamaian Diri
Tapi sekali lagi ini hanya persepsi, karena bagi kaum hedonis, ya kemoderenan ini adalah Surga :)