Mohon tunggu...
anggi cindi darmala
anggi cindi darmala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya mahasiswa Ilmu Politik angkatan 2023 di Universitas Airlangga. Saya adalah orang yang tertarik mencoba hal hal baru untuk mendapatkan sebuah pengalaman yang menjadikan diri saya berkembang untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Aksiologi terhadap Perkembangan Ilmu pengetahuan

18 Juni 2024   18:29 Diperbarui: 18 Juni 2024   18:49 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang sifatnya eksistensial yang berarti bahwa hal tersebut sangat berhubugan dengan kehidupan sehari hari. Filsafat ilmu mempunyai beberapa cabang, salah satunya adalah aksiologi. Peran aksiologi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, dengan fokus pada evolusi kompleksitas pengetahuan manusia dari masa ke masa. Awalnya, ilmu pengetahuan lebih bersifat deskriptif, hanya fokus pada pemahaman alam secara objektif tanpa mempertimbangkan nilai-nilai yang terlibat. Namun, seiring perkembangan masyarakat dan teknologi, kesadaran akan pentingnya aspek nilai dalam ilmu pengetahuan semakin meningkat (Max Weber, 2017). Peran aksiologi, yang merupakan studi tentang nilai-nilai, menjadi penting dalam konteks ini karena membantu dalam memahami bagaimana nilai-nilai mempengaruhi proses ilmiah, interpretasi data, serta aplikasi pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Aksiologi membuka ruang untuk refleksi tentang nilai-nilai yang mendasari praktik ilmiah dan teknologi, serta membantu menilai implikasi etis dari kemajuan ilmu pengetahuan.

Dengan mempertimbangkan nilai-nilai dalam ilmu pengetahuan, kita dapat mengakui bahwa tidak semua pengetahuan atau teknologi adalah baik atau netral secara moral. Pentingnya aksiologi adalah untuk membawa kesadaran akan nilai-nilai yang terlibat dalam proses ilmiah dan teknologi, serta memastikan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dilakukan dengan memperhatikan konsekuensi etis dan moralnya. Ini juga membantu dalam mempromosikan penggunaan ilmu pengetahuan untuk kebaikan bersama dan pembangunan masyarakat yang lebih berkelanjutan (Jurgen Habermas, 2019). Fenomena yang terjadi adalah meningkatnya kesadaran tentang dampak sosial, etika, dan moral dari kemajuan ilmiah dan teknologi. Ini mencakup berbagai situasi, seperti pertimbangan etis dalam penelitian kloning manusia, pengaruh sosial dari penggunaan kecerdasan buatan terhadap lapangan pekerjaan, dan masalah moral yang terkait dengan energi nuklir.

Misalnya, penelitian kloning manusia menimbulkan pertanyaan tentang hak asasi manusia, identitas individu, dan konsekuensi sosial dari menciptakan kehidupan manusia secara buatan. Begitu juga, penggunaan kecerdasan buatan dapat mempengaruhi struktur lapangan kerja, memicu debat tentang keadilan ekonomi dan kesetaraan akses terhadap pekerjaan. Kemudian, energi nuklir menimbulkan dilema moral tentang keamanan publik, pengelolaan limbah radioaktif, dan dampak lingkungan. Dengan semakin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan, penting bagi ilmuwan dan praktisi ilmu pengetahuan untuk mempertimbangkan nilai-nilai etis dan moral dalam pekerjaan mereka, serta mengambil langkah-langkah yang bertanggung jawab untuk meminimalkan risiko dan dampak negatifnya (Immanuel Kant, 2015) Bertujuan untuk menjelaskan bagaimana nilai-nilai seperti kebenaran, keadilan, dan tanggung jawab memengaruhi praktik ilmiah dan kemajuan pengetahuan. Hal ini penting karena nilai-nilai ini tidak hanya mempengaruhi bagaimana penelitian dilakukan tetapi juga bagaimana hasil penelitian tersebut digunakan dan diarahkan.

Penelitian ini mencoba untuk menggali bagaimana nilai-nilai ini tidak hanya mempengaruhi etika dalam penelitian ilmiah, tetapi juga bagaimana nilai-nilai ini membentuk arah dan prioritas penelitian. Misalnya, sebuah penelitian mungkin diprioritaskan karena implikasinya yang positif terhadap keadilan sosial, atau mungkin ada nilai-nilai tertentu yang memandu pemilihan topik penelitian. Dengan memahami peran nilai-nilai dalam ilmu pengetahuan, kita dapat memastikan bahwa penelitian ilmiah tidak hanya dilakukan untuk kemajuan teknologi semata, tetapi juga untuk kebaikan bersama dan keberlanjutan planet kita. Artinya, nilai-nilai seperti keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, dan tanggung jawab sosial harus menjadi bagian integral dari proses penelitian dan penerapannya (John Dewey, 2016). Melalui pendekatan ini, penelitian dapat menjadi lebih berorientasi pada solusi untuk masalah-masalah sosial dan lingkungan, serta memastikan bahwa kemajuan ilmiah memberikan manfaat yang seimbang bagi masyarakat dan planet kita secara keseluruhan.

Aksiologi merupakan subbidang filsafat yang berfokus pada cita-cita, prinsip, dan tujuan yang memandu keberadaan manusia, khususnya dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Karena aksiologi membantu dalam menentukan cita-cita yang menjadi landasan bagi penyelidikan dan kemajuan ilmiah, maka aksiologi memainkan fungsi yang sangat penting dalam sains. Aksiologi menginformasikan cita-cita yang dipegang teguh masyarakat, yang pada gilirannya membentuk tujuan dan penerapan ilmu pengetahuan dalam kerangka masyarakat. Misalnya, di sektor kesehatan, nilai-nilai seperti keadilan sosial dan kesejahteraan dapat mempengaruhi alokasi sumber daya dan prioritas penelitian, sehingga memastikan bahwa pengetahuan diterapkan untuk memajukan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, aksiologi menawarkan kerangka kerja yang diperlukan untuk menilai dampak potensial penggunaan teknologi baru terhadap masyarakat. Sebagai ilustrasi, pertimbangan etis seperti privasi, keadilan, dan dampak sosial harus dipertimbangkan secara cermat dalam konteks pengembangan kecerdasan buatan untuk meminimalkan potensi dampak buruk.( Audi, Robert.2017)

Karena prinsip-prinsip etika aksiologi menawarkan kerangka untuk menilai konsekuensi moral dari studi dan aktivitas ilmiah, prinsip-prinsip etika aksiologi memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan ilmiah. Misalnya, konsep seperti otonomi pasien dan prinsip non-maleficence (tidak membahayakan) harus dipertimbangkan secara hati-hati ketika menguji obat baru untuk menjamin bahwa penelitian dilakukan dengan standar etika dan integritas tertinggi. Sebagai komponen fundamental aksiologi, etika memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan ilmiah. Misalnya, prinsip etika seperti non-maleficence dan penghormatan terhadap otonomi pasien sangat penting untuk dipatuhi ketika mengevaluasi pengobatan baru untuk menjaga objektivitas penelitian dan melindungi peserta. ( Foucault, Michel.2016)

Penelitian tentang kemajuan teknologi nuklir merupakan salah satu contoh di mana aksiologi sangat penting bagi ilmu pengetahuan. Di sini, faktor utama yang menentukan layak atau tidaknya suatu teknologi diciptakan dan diterapkan adalah nilai-nilai seperti keadilan sosial, lingkungan hidup, dan keamanan. Dengan menawarkan kerangka kerja untuk menganalisis implikasi moral, sosial, dan budaya dari teknologi baru, aksiologi juga berkontribusi pada penyebaran dampaknya terhadap masyarakat. melalui penerapan teknologi ini. Misalnya, untuk mengurangi kemungkinan dampak merugikan terhadap masyarakat, faktor-faktor seperti privasi, keadilan, dan mitigasi dampak otomatisasi harus dipertimbangkan secara cermat ketika mengembangkan kecerdasan buatan.fungsi aksiologi dalam sains, dampaknya terhadap masyarakat, dan prinsip-prinsip moral yang memandu penilaian ilmiah. Bagaimana aksiologi dapat digunakan dalam konteks ilmiah dan teknologi aktual menjadi lebih jelas melalui studi kasus dan penerapan teknologi baru.( Evan Selinger.2018)

Dalam konteks ilmu pengetahuan dan teknologi, aksiologi—cabang filsafat yang mengkaji nilai, prinsip, dan tujuan penting kehidupan manusia—memainkan peran yang sangat penting. Aksiologi berdampak pada tujuan dan penerapan sosial ilmu pengetahuan selain membantu dalam penentuan nilai-nilai yang menjadi landasan penyelidikan dan kemajuan ilmiah. Aksiologi menawarkan kerangka penting dalam lingkungan teknologi untuk mengkomunikasikan dampak sosial, etika, dan budaya dari penggunaan teknologi baru. Misalnya, ketika mengembangkan teknologi nuklir, prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, perlindungan lingkungan, dan keamanan diperhitungkan ketika memutuskan apakah teknologi tersebut cocok untuk dikembangkan dan digunakan atau tidak. Demikian pula, ketika kecerdasan buatan dikembangkan, isu-isu moral seperti Untuk mengurangi kemungkinan dampak merugikan terhadap masyarakat, privasi, keadilan, dan dampak sosial harus dipertimbangkan dengan cermat.

Nilai-nilai etika yang terkandung dalam aksiologi menjadi panduan dalam pengambilan keputusan ilmiah. Sebagai contoh, dalam penelitian obat-obatan baru, prinsip-prinsip seperti non-malefisensi (tidak membahayakan) dan menghormati otonomi pasien harus dipertimbangkan secara serius untuk memastikan bahwa penelitian dilakukan dengan etika dan integritas yang tinggi. Contoh kasus konkret seperti pengembangan teknologi nuklir dan kecerdasan buatan membantu memperjelas bagaimana aksiologi diterapkan dalam praktik sains dan teknologi. Ini menunjukkan bahwa aksiologi tidak hanya penting dalam menentukan nilai-nilai yang mendasari ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam memastikan bahwa inovasi teknologi memberikan manfaat yang berkelanjutan dan sesuai dengan nilai-nilai moral, sosial, dan budaya masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun