Mohon tunggu...
Andita Cahaya
Andita Cahaya Mohon Tunggu... Guru - Andita Cahaya

Gerakan Literasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penting Nggak Ya Disiplin bagi Anak Usia Dini?

7 Mei 2022   09:27 Diperbarui: 12 Mei 2022   10:44 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penting ga ya disiplin bagi Anak Usia Dini?

Kata kedisiplinan berasal dari bahasa latin yaitu discipulus, yang berarti mengajari atau mengikuti yang dihormati. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 28) mengartikan kata disiplin adalah latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perhatian anak selalu mentaati tata tertib di sekolah. Sedangkan menurut Hurlock (1999: 82) dalam bukunya Perkembangan Anak mengartikan perilaku disiplin yakni perilaku seseorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimipin.

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Sehingga kedisiplinan merupakan hal penting dalam membentuk kepribadian seseorang, karena seseorang yang mampu meciptakan disiplin dalam aktivitas sehari-hari akan mampu menjadi individu yang lebih menghargai diri sendiri.

Usia PAUD merupakan usia emas yaitu masa yang efektif untuk menanamkan nilai moral. Adanya pembelajaran mengenai kedisiplinan baik dari orang tua, sekolah dan lingkungan diharapkan akan memberikan pengaruh yang baik bagi kepribadian anak dalam tumbuh kembangnya. Adapun hal yang diberikan dalam pendidikan disiplin anak diantaranya yaitu memberi contoh, dialog hati, arahan dan nasihat.

Dimulainya kedisiplinan pada usia dini diharapkan dapat menumbuhkan  kesadaran dalam diri  anak, sehingga bukan lagi merupakan suatu aturan dari luar    yang sifatnya memaksa dan membatasi. Kedisplinan pada anak secara sederhana adalah memberikan pengertian akan mana yang baik dan yang buruk. Perlu di tanamkan pada anak bahwa berbuat kesalahan tentu mengandung sejumlah konsekuensi, sehingga ketika anak akan melakukan sesuatu, anak akan belajar menghadapi sebab akibat.

Kedisiplinan baik diterapkan dalam segala hal seperti dalam pola asuh orang tua terhadap anak, sekolah atau institusi dan lingkungan.
Keluarga  merupakan  lingkungan  pertama  dan  utama  bagi  anak,  karena  di dalam keluargalah seorang anak memulai segala  hal dalam proses kehidupannya. Proses  interaksi  yang  pertama  berlangsung  dengan  orang  tua,  sehingga  anak mengenal  hal-hal  yang  sifatnya  sederhana  dari  orang  tua  mereka.

Orang  tua mempunyai  peranan  yang  sangat  penting  dalam  membimbing  dan  meletakkan dasar-dasar  perilaku  bagi  anak.  Sikap,  perilaku  dan  kebiasaan  orang  tua  dinilai dan ditiru oleh anak  yang secara langsung atau tidak langsung diresapi kemudian menjadi  kebiasaan  bagi  anak.  Sebagai  pengasuh  bagi  anak,  orang  tua  sangat dipengaruhi  oleh  budaya  yang  ada  di  lingkungannya.

Pada anak usia dini terkadang orang tua masih sayang dalam menerapkan kedisiplinan karena dianggap masih balita sehingga masih masanya untuk dimanja. Padahal hal ini merupakan kasih sayang yang keliru, menunda dalam menerapkan disiplin pada anak sama saja menunda anak dalam menghargai dirinya sendiri.
Sebagai contoh dalam masa PAUD, terkadang orang tua dalam memberi makan atau pun menetukan jadwal mandi bagi anak tidak memiliki keteraturan jam atau pola waktu, hal ini akan memacu anak menjadi malas makan, malas mandi dan akhirnya anak tidak menghargai waktu dan akan berpikir bahwa makan dan mandi dapat dilakukan kapan saja.  

Selain pola asuh orang tua, sekolah juga memiliki peran dalam membentuk kedisiplinan anak. Pada masa golden age pastinya sekolah tingkat PAUD yang berperan dalam membimbing anak menciptakan kedisiplinan. Lingkungan sekolah bagi anak erat dengan faktor sosial sehingga bagaimana cara sekolah menerapkan keteraturan bagi siswa, maka siswa akan mengikutinya.

Disiplin sekolah merupakan usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Disiplin dan tata tertib sekolah dibuat untuk menciptakan suasana sekolah yang aman dan tertib sehingga akan terhindar dari kejadian-kejadian yang bersifat negatif.

Menerapkan disiplin di sekolah bukan berarti menjadi sekolah dengan pendidikan yang otoriter, akan tetapi penerapan disiplin di sekolah diarahkan pada pembentukan tanggung jawab anak sebagai siswa. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan sikap, dan kepribadian dasar siswa untuk menjadi warga negara yang baik, yang mampu membangun bangsa dan negara. Penerapan disiplin pada tingkat PAUD berbeda dengan tingkat sekolah dasar atau pun sekolah lanjutan.

Pada tingkat PAUD di sekolah anak mulai diajarkan bagaimana menghargai waktu yaitu dengan adanya jam masuk sekolah dan jam pulang sekolah sehingga anak belajar menerapkan aktivitias berdasarkan waktu. Dalam hal ini, jika anak terlambat datang akan menimbulkan rasa malu karena teman yang lain sudah siap belajar namun anak baru saja datang, sehingga dia diharapkan akan belajar menerima konsekuensi. Efek sosial tersebut merupakan punishment bagi anak usia dini.    

Lingkungan yang lebih luas lagi adalah lingkungan umum sekitar. Lingkungan mempunyai pengaruh besar dalam penetuan kepribadian anak sekitar 70% anak ditentukan lingkungan, sisanya adalah genetik orang tua. Pada lingkungan umum anak melihat banyak aktivitas sosial, jika ada aktivitas negatif tertangkap anak, maka anak cenderung akan meniru karena masa anak-anak cenderung melihat orang disekitar sebagai role model.

Dalam hal sederhana seperti membuang sampah, jika orang tua tidak mengajarkan anak untuk membuang sampah pada tempatnya karena dianggapnya kasihan jika anak yang harus berjalan membuang sampah di tempat sampah, hal ini berarti orang tua menerapkan rasa malas dan tidak bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Akhirnya akan menjadi sebuah kebiasaan bagi anak bahwa membuang sampah tidak harus ditempat sampah sehingga sampah diletakkan disembarang tempat karena pasti akan ada yang membuangnya ke tempat sampah.

Selain itu,  mengajarkan disiplin pada anak adalah kewajiban. Bila tidak diajarkan kedisiplinan, anak yang tumbuh dewasa akan merepotkan orang tua. Salah satu dari akhlak yang baik adalah disiplin. 10 Manfaat Mengajarkan Disiplin pada Anak usia dini menurut Seto Mulyadi Menumbuhkan kepekaan yaitu Anak tumbuh menjadi pribadi yang peka/berperasaan halus dan percaya pada orang lain. Sikap-sikap seperti ini akan memudahkan dirinya mengungkapkan perasaannya kepada orang lain, termasuk ortunya. Alhasil, anak akan mudah menyelami perasaan orang lain juga. Menumbuhkan kepedulian yaitu Anak jadi peduli pada kebutuhan dan kepentingan orang lain. Disiplin membuat anak memiliki integritas, selain dapat memikul tanggung jawab, mampu memecahkan masalah dengan baik dan mudah mempelajari sesuatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun