Mohon tunggu...
Anggiar Rachman
Anggiar Rachman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Orang Kalimantan (Barat) yang kebetulan menumpang menimba ilmu di Malang.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Tidak Memuaskan di AFC Cup, Cermin Liga Sepakbola Kini

14 Maret 2014   21:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:56 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari yang lalu pada laga AFC Cup, dua wakil Indonesia yaitu Arema Cronus dan Persipura Jayapura bertarung untuk bisa lolos ke babak 16 besar AFC Cup di fase grup masing-masing. Sayang, hasil yang didapatkan kurang memuaskan, bahkan terkesan mengecewakan.

Arema Cronus ditendang dengan score 1-3 dikandang sendiri oleh Hanoi T&T, wakil dari Liga Vietnam, sedangkan Persipura Jayapura 'berhasil' menahan imbang Home Utd dengan score 1-1.

Pertanyaannya simple: Hanya sebegitukah kekuatan klub lokal kita?

Tentunya berbanding terbalik dengan prestasi timnas, dimana mindset kia jikalau Indonesia berhadapan dengan Vietnam atau Thailand sebagai contoh, sudah terbayang-bayang skor mencolok 2-0, 3-0 bahkan 5-0, ini bukti bahwa Tim Nasional sudah bermindset juara, orang-orang yang berfikir dan bertarung untuk menang (walaupun belakangan Timnas Senior masih dipertanyakan kapabilitasnya utk mencetak prestasi kembali).

Flashback: Indonesian Super League Musim 2014.

Seperti yang mungkin sedikit dari kita ketahui, banyak kejanggalan terjadi dalam penyelenggaraannya, terlebih sewaktu verifikasi klub yang konon penuh dengan sentiment anti-IPL, yang kemudian memakan korban Produta F.C., satu-satunya klub yang blak-blakan disosial media menyebutkan bahwa mereka mempunyai data yang baik dalam penyelenggaraan klub dan Professional, namun begitu, tidak diloloskan oleh PSSI. Aneh? Sudah dianggap biasa.

Saya rasa masalah penyelenggaraan pertandingan sudah tidak perlu saya bahas, sedikit sekali (atau malah tidak ada) kemajuan yang ada ditubuh penyelenggara sejak dari ISL dibentuk pada tahun 2009 - mereka jalan ditempat, yang konon dibungkus dengan bungkusan yang 'terkesan' enak dilihat agar para supporter senang.

Kembali ke masalah Arema dan Persipura.

Kedua klub ini memang sangat konsisten dalam setiap pertandingannya, seperti yang kita ketahui Persipura memang sejak ISL 2009 selalu tampil apik dan mendominasi ISL sejak dinahkodai Jackes F. Thiago, sedangkan Arema.. sejak 'dibentuk kembali' dan 'dimotori PT. Pelita Jaya Cronous' musim lalu berubah menjadi poros kekuatan dan satu team dengan materi pemain diatas rata-rata klub lain pada umumnya.

Namun, ini semua dirubuhkan masing-masing oleh Home United dari Singapura dan Hanoi T&T.. Vietnam, opini saya pribadi, ini ironis.

Terakhir, untuk penghiburan, fase grup AFC Cup berjalan dua putaran, akan ada pertemuan kedua Arema dan Hanoi, pertanyaannya simple, dengan berani mereka memakai nama "Arema" apakah tetap bisa mempertahankan prestasi 8 besar yang dibawa Arema Indonesia era-Roman Chmelo? dan apakah Persipura Jayapura bisa mengulang kejayaan mereka kembali? Ataukah kemudian hanya menjadi pencundang dan menjadi bukti sahih bahwa Liga Super gagal melahirkan klub yang punya mental juara? Saya sebagai orang Indonesia, mendoakan yang terbaik, JANGAN BIKIN MALU NEGARA KITA, TEMAN!.

Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun