Mohon tunggu...
Anggiar Rachman
Anggiar Rachman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Orang Kalimantan (Barat) yang kebetulan menumpang menimba ilmu di Malang.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Liga Sepakbola Indonesia: Permainan Hebat dengan Manajerial yang Masih Belum Baik Benar

17 Maret 2014   20:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:50 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sepakbola Indonesia, mulai dengan AFF 2010 kemarin sudah mulai dikenal kembali sebagai macan Asia dalam segi Tim Nasional, ini menunjukan memang permainan anak-anak Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain sudah jauh mengikat dari medio sebelumnya.

Mulai dari bangkitnya Timnas Senior (yang walaupun kini kembali harus dites ketangguhannya) dan bangkitnya digdaya baru dari pasukan Garuda Jaya U-19.

Namun, ada sedikit yang mengganjal dalam pembangunan Timnas itu sendiri, memang saat ini pemain-pemain kita menunjukan kualitas yang sungguh sangat baik dibandingkan negara lain di regional kita (Asia-tenggara), berikut sedikit saya 'tumpahkan' opini saya.

Untuk membangun skuad timnas yang baik tentunya diperlukan Liga yang baik, liga yang mewadahi bakat-bakat pemain Indonesia yang kemudian dipilih utk membela nama Ibu Pertiwi sebagai garuda-garuda emas. Namun, apa yang dihidangkan oleh PSSI sekarang masih jauh, jauh dari kata 'baik', dan haram kiranya jika kita mengklaim klub-klub Indonesia adalah salah satu terkuat di Asia.. bahkan di Asia-tenggara.

Kenapa?

Dari segi penyelenggaraan klub, masih banyak kesimpang siuran, baik itu masalah klasik seperti gaji, sponsor kit dsb, memang sudah ada klub yang berhasil mengatasi problema tsb namun lebih masih banyak yang belum bisa.

Berikut ini adalah beberapa aspek yang menurut saya sedikit banyak 'mendorong' aspek profesionalitas suatu klub, memang terdengar sepele, namun jika anda telaah sendiri ternyata berperan lumayan besar terlebih di era informasi ini.

Website.

Diruntun dari hal yang paling simple, yaitu: website. - Anda akan menemukan website klub-klub Indonesia bahkan yang paling elit sekalipun, tidak lebih baik dari kreasi blog anak SMA utk praktikum pelajaran TIK, belum termasuk berita yang dikemas secara asal-asalan dan tidak rapih.

Website adalah representasi klub dimata dunia, Internet adalah sebuah dunia tanpa sebuah batas, seluruh persona di Dunia bisa dengan bebas mengakses informasi apapun di Internet.

Sekali lagi, mungkin dimata banyak orang ini hal sepele, namun menurut saya bisa (sedikit banyak) mempengaruhi citra klub.

Merchandise.

Lagi, dalam segi marketing, saya yakin masyarakat dalam suatu region dimana region itu memiliki satu klub sepakbola yang lumayan eksis sekalipun dan dalam ruang lingkup fans sekalipun masih banyak yang tidak tertarik/tidak bisa membeli merchandise klub.

Merchandise adalah salah satu pemasukan vital sebuah klub sepakbola professional dan modern. Anda tentunya sudah mendengar berita bukan, tentang bagaimana pembelian transfer Cristiano Ronaldo yang jumlah nominalnya lebih dari Satu Triliun bisa ditebus dengan uang hasil dari penjualan jerseynya (tolong koreksi jika salah).

Ini, sekali lagi ditujang dengan fasilitas, bisa dengan store, dan bisa dengan online - sekali lagi, penggunaan website berperan, apa lagi akhir-akhir ini jual beli lewat website sangat sering kita dengar karena mulai trend.

Kerjasama sponsorship long-term (jangka panjang).

Adakah yang menghitung berapa banyak klub Indonesia yang punya sponsor "wah" didada jersey mereka? Beberapa? - Ya, memang cuma beberapa klub yang memiliki sponsor yang seperti ini.

Tentunya seperti yang banyak orang ketahui, sponsor yang biasanya 'nangkring' di dada sebuah jersey klub sepakbola mempunya nilai jual paling tinggi.

Sebenarnya bagi klub yang sudah punya reputasi tidaklah sulit menggaet sponsor dalam jangka waktu yang panjang, namun kenapa banyak klub yang tidak bisa melakukannya? (Dalam waktu yang panjang seperti AON/AIG di Manchester United, Panasonic di Gamba Osaka, Bentoel di Arema Indonesia (era pra-neo-ISL)

Masih lemahkah nilai jual suatu klub sepakbola dimata para pengusaha? Masih lemahkan cara manajemen klub utk meyakinkan pihak pengusaha utk memberikan capital kepada mereka? Kenapa?

Tentunya pertanyaannya kembali kepada Manajemen masing-masing, dan kelihaian mereka dalam menggaet sponsor demi klub dimana tempat mereka bekerja.

Saya yakin beberapa hal yang saya bahas ini kemungkinan besar berperan penting dalam pembangunan sebuah klub, satu klub sekarang tidak hanya sebagai wadah pesepakbola utk mencari kerja, melainkan juga lambang prestise, dan kebanggaan suatu daerah, DAN menjadi roda bisnis yang berperan penting.

Saya juga yakin, jika ada saatnya nanti Liga Indonesia sudah mencapai titik profesional, pastinya hal tsb akan kembali menjadi kebanggaan daerah, klub, dan Negara kita yang tercinta.

Terima kasih.

Writer's note:

Saya yakin akan banyak ditemukan kesalahan dalam tulisan saya, maka dari itu saya meminta teman-teman pembaca agar memberikan koreksi yang konstruktif untuk tulisan saya kedepannya. Terima kasih, salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun