Mohon tunggu...
Anggiar Rachman
Anggiar Rachman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Orang Kalimantan (Barat) yang kebetulan menumpang menimba ilmu di Malang.

Selanjutnya

Tutup

Money

Naik Rp. 2000

20 November 2014   17:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:19 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama-tama perlu saya tekankan ini opini pribadi, kemungkinan besar tidak cocok dengan pikiran anda yang membaca, kemungkinan kecil enak dibaca hehe.

Hari senin yang lalu Pak Jokowi selaku presiden menetapkan harga BBM baru sehubungan dengan rencana pengalihan anggaran subsidi ke sektor yang lebih produktif, dan 'harga baru' ini lebih mahal dari harga yang berlaku sebelumnya, ada dua jenis bahan bakar yang mengalami 'perubahan' harga, yang pertama ini kemungkinan yang paling krusial, yaitu perubahan harga Premium dari Rp. 6.500 menjadi Rp. 8.500.

Saya rasa tidak perlu saya bahas soal kenaikan harga-harga barang lain dikarenakan perubahan harga tersebut, saya pikir itu basi, tapi point-nya satu: Ya, harga bahan pokok (khususnya) akan naik, dan 'sedikit' lebih mahal dari sebelumnya.

Saya pribadi yang pulang pergi ke kampus naik angkutan kota (angkot) dan sekali waktu bawa motor, langsung merasakan dampak tersebut, ya, keesokan harinya (tanggal 18) harga angkot yang biasanya Rp. 3000 (jauh-dekat) sekarang Rp. 4000, yang artinya setiap harinya saya pulang pergi dari Rumah dan Brawijaya akan makan biaya Rp. 8000. Mahal memang, dimata saya yang masih 'nyusu' uang dari orang tua sekaligus merangkap pengangguran tidak kentara dalam struktur sosial kita ini.

Dan ini baru perkara masalah angkutan, belum soal makan dan minum. Tapi ah... cuma Rp. 2000.

Saya baca berita, bawasannya uang hasil dari pengalihan subsidi ini akan dialirkan untuk bantu bapak ibu petani, untuk irigasi, pupuk dan sebagainya, rencana sudah ada, dan saya secara pribadi percaya dengan Pak Jokowi dan Bapak/Ibu Mentri yang diamanahkan tugas untuk mengalirkan uang tersebut kepada para Petani. Saya pikir alasan ini cukup.

Saya tidak mengharapkan hasil dari pengalihan subsidi ini akan cepat kita rasakan, karena saya dari dulu sudah tau, kalau mau melakukan hal yang bisa merubah dan berdampak terhadap kemaslahatan kita bersama bakal banyak memakan waktu. Catatan tetep cuma satu, uang ini jangan sampai di korupsi, karena ini tujuannya bagus, dan sudah kepalang berbenturan dengan resiko resisten masyarakat yang menolak dan menunggu dengan kalut kalau subsidi ini berhasil atau tidak dan apakah uang mereka yang mereka bayar yang bertambah Rp. 2000 itu cuma terbakar habis percuma di perut Korputor.

Saya do'akan agar rencana ini berhasil, ini langkah kecil dan menyakitkan pertama bagi Bangsa ini, namun Bangsa ini perlu di didik ulang untuk tau, bawasannya jika kita berniat untuk berpindah dari titik satu ke titik yang lainnya (yang lebih baik), ada biaya yang harus dibayar untuk itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun