Pertama-tama perlu saya tekankan ini opini pribadi, kemungkinan besar tidak cocok dengan pikiran anda yang membaca, kemungkinan kecil enak dibaca hehe.
Hari senin yang lalu Pak Jokowi selaku presiden menetapkan harga BBM baru sehubungan dengan rencana pengalihan anggaran subsidi ke sektor yang lebih produktif, dan 'harga baru' ini lebih mahal dari harga yang berlaku sebelumnya, ada dua jenis bahan bakar yang mengalami 'perubahan' harga, yang pertama ini kemungkinan yang paling krusial, yaitu perubahan harga Premium dari Rp. 6.500 menjadi Rp. 8.500.
Saya rasa tidak perlu saya bahas soal kenaikan harga-harga barang lain dikarenakan perubahan harga tersebut, saya pikir itu basi, tapi point-nya satu: Ya, harga bahan pokok (khususnya) akan naik, dan 'sedikit' lebih mahal dari sebelumnya.
Saya pribadi yang pulang pergi ke kampus naik angkutan kota (angkot) dan sekali waktu bawa motor, langsung merasakan dampak tersebut, ya, keesokan harinya (tanggal 18) harga angkot yang biasanya Rp. 3000 (jauh-dekat) sekarang Rp. 4000, yang artinya setiap harinya saya pulang pergi dari Rumah dan Brawijaya akan makan biaya Rp. 8000. Mahal memang, dimata saya yang masih 'nyusu' uang dari orang tua sekaligus merangkap pengangguran tidak kentara dalam struktur sosial kita ini.
Dan ini baru perkara masalah angkutan, belum soal makan dan minum. Tapi ah... cuma Rp. 2000.
Saya baca berita, bawasannya uang hasil dari pengalihan subsidi ini akan dialirkan untuk bantu bapak ibu petani, untuk irigasi, pupuk dan sebagainya, rencana sudah ada, dan saya secara pribadi percaya dengan Pak Jokowi dan Bapak/Ibu Mentri yang diamanahkan tugas untuk mengalirkan uang tersebut kepada para Petani. Saya pikir alasan ini cukup.
Saya tidak mengharapkan hasil dari pengalihan subsidi ini akan cepat kita rasakan, karena saya dari dulu sudah tau, kalau mau melakukan hal yang bisa merubah dan berdampak terhadap kemaslahatan kita bersama bakal banyak memakan waktu. Catatan tetep cuma satu, uang ini jangan sampai di korupsi, karena ini tujuannya bagus, dan sudah kepalang berbenturan dengan resiko resisten masyarakat yang menolak dan menunggu dengan kalut kalau subsidi ini berhasil atau tidak dan apakah uang mereka yang mereka bayar yang bertambah Rp. 2000 itu cuma terbakar habis percuma di perut Korputor.
Saya do'akan agar rencana ini berhasil, ini langkah kecil dan menyakitkan pertama bagi Bangsa ini, namun Bangsa ini perlu di didik ulang untuk tau, bawasannya jika kita berniat untuk berpindah dari titik satu ke titik yang lainnya (yang lebih baik), ada biaya yang harus dibayar untuk itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H