Mohon tunggu...
Anggia Rahmwati
Anggia Rahmwati Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Hallo nama saya Anggia Rahmawati dari Universitas Pamulang Fakultas Sastra Indonesia, Hobi saya menonton drama korea dan menonton sebuah film action.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Novel 172 Days

30 Juni 2024   00:11 Diperbarui: 30 Juni 2024   01:18 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita bermula saat Zira merasakan kehampaan dalam hidupnya. Ia seing bergaul dengan teman-temanya yang suka berpesta minum-minuman keras dan mengkomsumsi narkoba. Hidup yang di penuhi dengan dunia hiburan membuat ia pada titik jenuh kehidupannya. Zira hilang arah hingga tidak tahu tujuan kehidupan.

Dalam kondisi labil, zira mencoba mengakhiri hidupnya. Namun usaha itu gagal dan bersyukurnya dia masih bisa di selamtkan. Zira menyesali segala perbuatannya, apalagi ketika dia teringat dengan mendiang ayahnya yang semasa hidupnya begitu menyayangi Zira.

AkhirnyaZira memutuskan untuk berhijrah dan ingin menjalani kehidupan yang lebih baik. Dalam proses hijrahnya tersebut Zira banyak memelajari ilmu tentang agama serta kerap kali hadir dalam sebuah majlis pengajian.

Pada suatu hari di tempat pengajian tersebut Zira menjumpai seorang ustadz yang bernama Ameer Azzikra. Ameer adalah putra dari mendiang ustadz Arifin Ilham seorang ulama dan pendakwah yang terkenal di Indonesia. Ameer alah seorang pemuda yang taan beragama dan memiliki akhlak yang mulia. Setelah berkenalan, Ameer mengajukan taaruf kepada Zira. Awalnya Zira ragu dengan tawaran tersebut karena dia belum mengenal Ameer. Namun Ameer meyakinkannya bahwa mere bisa saling mengenal lebih dalam setelah pernikahan dan pacaran setelah halal. Zira akhirnya menyetuji ajakan taaruf tersebut hingga sampai kepada tahap pernikahan. Mereka menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis layaknya pasangan muda. Ameer sabar dan begitu sangan mencintai Zira, begitu juga sebalikanya Zira sangat mencintai suaminya.

Namun kebahagiaan mereka tidak bertahan lama, Ameer yang menderita penyakit kritis harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Zira pun setia mendampingi Ameer selama masa-masa sulitnya. Akhirnya, Ameer menghembuskan nafas terkhirnya di usia pernikahaan mereka yang baru 172 hari. Kepergian Ameer untuk selama-lamanya meninggalakn duka yang dalam bagi Zira. Meskipun begitu, Zira tetap tabah dan iklas menerima kepergian Ameer untuk selama lamanya. Dia meyakini bahwa Ameer telah  pergi ke tempat yang lebih baik.


PENILAIAN NOVEL


A.Kelebihan :
Novel ini menyampaikan pesan-pesan islami tentang cinta, kesetiaan, keharmonisan, dan keiklasan dengan cara yang mengisnpirasi.


A. Kekurangan:
Novel 175 Days meiliki beberapa elemen cerita yang mungkin terasa klise atau mudah di tebak, mengurangi kesan kebaruan atau kejutan dalam alur cerita. Ditambah, dilihat dari judulnya "172 Days" yang membuat pembaca dapat menebak bagaimana akhir dari cerita Ameer dan Zira.


PENUTUP


A. Kesimpulan
Kisah nyata Nadzira Shafa yang merupakan penulis novel denga n judul yang sama memang menyentuh hati.
Sehingga novel 172 Days memang diilhami dari kisah pribadinya tentang proses pertemuan sampai perpisahan dengan suami. Dalam perjalanan pernikahannya tersebut memang bukan hal yang mudah. Sang penulis membuat novel sebagai bentuk obat dan kenangan terhadap kehilangan suami.
Zira selalu mecari cara agar luka atas kepergian suaminya segera sembuh.
Tidak hanya itu, Zira juga berharap bahwa novel tersebut juga menjadi surat cinta untuk almarhum suaminya.
Nadzira berharap bahwa surat cintanya dapat mengenang sosok Ameer suaminya tersebut. Zira juga mengatakan bahwa ia mencintai suaminya karena Allah.
Hal itu juga membuat Zira mengenal mencintai diri sendiri. Perpisahan yang paling menyakitkan dalam hidup Zira yaitu kepergian suaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun