Misalnya, munculnya gerakan fundamentalis seringkali bertepatan dengan keruntuhan struktur negara, konflik internal, dan ketidakpuasan terhadap para politisi yang dianggap tidak mewakili kepentingan rakyat. Ini terjadi di beberapa daerah di Timur Tengah.
3.Ketidaksetaraan Finansial
Selain itu, fundamentalisme berasal dari ketidaksetaraan ekonomi yang ekstrem. Sekelompok masyarakat mungkin menggunakan agama sebagai cara untuk memperjuangkan keadilan ketika mereka merasa terpinggirkan secara ekonomi. Solusi sering datang dari fundamentalisme agama, yang menekankan betapa pentingnya tatanan sosial yang didasarkan pada hukum agama, yang dianggap lebih adil dan merata.
Fundamentalisme biasanya muncul di tempat di mana ada ketimpangan ekonomi yang tajam, seperti di negara-negara berkembang yang terkena dampak liberalisasi ekonomi yang tidak merata dan globalisasi.
4.Menanggapi Ancaman Budaya
Seringkali, fundamentalisme dipicu oleh keyakinan bahwa nilai-nilai budaya tradisional diancam oleh pengaruh luar, terutama dari budaya Barat. Globalisasi membawa perubahan ekonomi dan politik, tetapi juga transformasi budaya yang dianggap merusak norma keluarga, peran gender, dan moralitas umum.Mempertahankan kemurnian budaya dan nilai-nilai agama adalah penting bagi kelompok fundamentalis untuk melawan apa yang mereka anggap sebagai dekadensi moral dari budaya asing.
5.Efek Globalisasi dan Internasionalisasi
Dinamika politik global juga memengaruhi fenomena fundamentalisme agama. Tidak hanya globalisasi memperluas pengaruhnya pada budaya dan ekonomi, tetapi juga memicu gerakan transnasional seperti fundamentalisme agama. Misalnya, munculnya kelompok jihad di seluruh dunia sering dikaitkan dengan tindakan militer Barat terhadap negara-negara Muslim.
Selain itu, gagasan fundamentalis dapat dengan cepat menyebar ke seluruh dunia berkat penggunaan teknologi dan media sosial, yang menghasilkan jaringan global yang mendukung agenda fundamentalis di berbagai negara.
 6.Mobilisasi Politik dan Radikalisasi
Mobilisasi politik sering menggunakan fundamentalisme. Dalam banyak kasus, gerakan fundamentalis berusaha menciptakan sistem politik yang didasarkan pada hukum agama dan memobilisasi massa untuk mendukung perubahan politik yang radikal.Ketika kelompok-kelompok fundamentalis percaya bahwa struktur politik atau sosial yang ada tidak sesuai dengan keyakinan agama mereka, mereka sering melakukan diskriminasi, terutama ketika perubahan melalui proses demokratis dianggap tidak mungkin.