Mohon tunggu...
Anggi Ameliyani
Anggi Ameliyani Mohon Tunggu... Editor - Masih belajar menulis opini untuk tugas menulis opini

Mahasiswi Universitas Nasional

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pandangan Mahasiswa dalam Penerapan "New Normal" di Masa Pandemi

19 Juni 2020   21:51 Diperbarui: 27 Juni 2020   23:48 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Wabah Covid-19 di Indonesia ini telah berlangsung selama kurun waktu kurang lebih empat bulan. Berbagai kebijaksanaan yang telah dilakukan dalam mengatasi pandemi ini, mulai dari penerapan social distancing, physical distancing, menghimbau masyarakat untuk menggunakan masker saat berada di luar rumah, meliburkan kegiatan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan dan pembatasan kegiatan di area publik, hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Penyebaran Covid-19 dan korban yang semakin banyak dengan kurva yang selalu naik, menunjukan bahwa kemampuan negara belum optimal sehingga menimbulkan kondisi yang tidak dapat di prediksi dan terdapat ruang ketidakpastian dalam tatanan kehidupan sosial. Hal itulah yang menjadi tekanan psikologis pada masyarakat, lalu timbul rasa tidak peduli terhadap kebijakan pemerintah, dan bahkan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Dalam penerapan "New Normal" ini banyak opini publik di media massa dan di bentuk dalam berbagai platform media sosial seperti Twitter, Facebook, Youtube, dan Instagram. Dari opini-opini yang keluar, banyak sekali yang setuju dan tidak setuju dari pandangan mahasiswa maupun yang berumur dalam penerapan new normal ini di masa pandemi, alasannya bahwa apabila kebijakan ini benar-benar di terapkan tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kenaikan kasus pandemi Covid-19 di Indonesia, dan menurut pribadi saya pun mengatakan bisa setuju dan tidak setuju, karena banyak ketakutan yang akan di alami, seperti manaiki transportasi umum, memekai toilet umum, dan lain-lain. Tapi dengan tidak menerapkan kebijakan new normal ekonomi bisa saja semakin anjlok.

Baru-baru ini, pemerintah kembali membuat masyarakat menjadi bingung karena berencana akan menerapkan kebijakan baru yang disebut "New Normal". Bahkan, Presiden Jokowi telah mengecek berbagai kesiapan di Mall, seperti di Summarecon Mall, Bekasi, dan Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat. New normal sendiri adalah skenario untuk mempercepat penanganan pandemi Covid-19 dalam aspek kesehatan dan sosial maupun ekonomi. Pemerintah Indonesia telah mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan skenario new normal dengan mempertimbangkan studi epidemiologis dan kesiapan regional.

Saat ini pun masyarakat juga tidak tahu kapan pandemi Covid-19 ini berakhir atau menghilang. Secara data yang ada di Indonesia mengenai kasus ini Jumat (18/06/2020) menunjukan bahwa sebanyak 43.803 yang terkonfirmasi, belum lagi secara data nasional orang yang dinyatakan positif Covid-19, lalu di indonesia ada sebanyak 17.349 dinyatakan sembuh dan sebanyak 2.373 orang dinyatakan meninggal dunia.

Data ini memuncak pada saat bulan 6 Juni 2020.

Menurut organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO), tiap negara yang hendak melakukan transisi, pelonggaran pembatasan, dan skenario "New Normal" harus memperthatikan. Pertama, dapat membuktikan bahwa transmisi Covid-19 dapat dikendalikan. Kedua, kapasitas sistem kesehatan dan kesehatan masyarakat termasuk rumah sakit tersedia penuh untuk mengidentifikasi, mengisolasi, menguji, melacak kontak, dan mengkarantina.

Ketiga, resiko Covid-19 diminimalkan dalam pengaturan kerentanan yang tinggi, seperti di panti jompo, fasilitas kesehatan mental, dan orang-orang yang tinggal di tempat keramaian. Keempat, langkah-langkah pencegahan di tempat kerja ditetapkan dengan jarak fisik (tetap berjauhan), fasilitas mencuci tangan di perbanyak di tempat umum, dan kebersihan dijalanan untuk kebersihan pernapasan juga. Kelima, resiko kasus impor yang dapat dikelola, dan keenam masyarakat memiliki suara dan dilibatkan dalam kehidupan "New Normal"

Kebijakan baru Pemerintah yang akan menerapkan kebijakan new normal membuat  masyarakat harus bisa beradaptasi selama pandemi Covid-19 ini dengan tetap beraktivitas menerapkan protokol kesehatan. Tidak semua masyarakat dapat melaksanakan adaptasi ini dengan baik, karena masih ada sebagian warga yang tidak patuh dalam menerapkan protokol kesehatan tersebut.

Kebijakan yang di ambil bisa jadi bukan malah membuat kasus pandemi di Indonesia ini menjadi turun, tetapi justru bisa saja mengalami kenaikan yang sangat signifikan sehingga membuat tenaga kesehatan kewalahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan membuat pandemi Covid-19 di Indonesia semakin berkepanjangan.

Oleh karena itu, perlu dilakukannya konsensus bersama terhadap goal attainment tersebut, antara masyarakat dan pemerintah. Keduanya harus berkolaborasi dalam pelaksanaannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun