Kehidupan Rusunawa di Kota MalangÂ
Rusunawa di Kota Malang sendiri terdapat di beberapa tempat seperti Muharto Gang 5, Buring rusunawa 1, Buring rusunawa 2, rusunawa Universitas Brawijaya dan rusunawa Universitas Islam Malang. Rusunawa ini merupakan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk dapat mengatasi pemukiman bagi warga yang tinggal di pinggiran sungai serta sebagai hunian bagi mereka yang tidak memiliki tempat tinggal. Rusunawa di Buring sendiri di bangun untuk merelokasi warga yang tinggal di pinggiran sungai Brantas serta memindahkan sebagian warga yang tinggal di rusunawa Muharto akibat padatnya penduduk yang tinggal. Pada setiap hunian unit rusunawa sendiri dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti kamar mandi, ruang tamu, satu kamar tidur, dapur dan area jemuran baju. Selain itu terdapat juga berbagai fasilitas publik seperti area parkir motor, gedung serbaguna, mushola dan lain sebagainya. Namun, beberapa warga enggan untuk direlokasi karena merasa mobilitas hidup di rusunawa tidak fleksibel.
Rusunawa merupakan rumah susun sederhana sewa, menjadi salah satu program pemerintah untuk menyediakan hunian bagi masyarakat dengan berpenghasilan rendah ataupun orang-orang perantauan yang tidak memiliki hunian. Namun, bertempat tinggal di Rusunawa bukanlah suatu hal yang mudah bagi penduduk setempat. Rusunawa bukan hanya soal tempat tinggal, melainkan di balik tembok-temboknya terdapat kisah hidup masyarakat tentang perjuangan dalam bertahan hidup dan dampak bagi kesehatan dalam kehidupan sehari-hari ketika mereka berada di rusunawa.Pemukiman rusunawa sering menjadi salah satu opsi populer terakhir bagi masyarakat yang memiliki ekonomi rendah untuk mendapatkan perumahan yang terjangkau. Kehidupan di rusunawa sendiri menyimpan berbagai potret kehidupan sosial yang mempengaruhi kualitas hidup penghuninya akan tetapi juga dapat menciptakan beban pikiran tambahan bagi beberapa orang dan kelompok generasi sandwich. Beberapa orang-orang yang tinggal di rusunawa terpaksa memilih tempat tinggal di rusunawa untuk dapat bertahan hidup di tengah gemerlapnya kehidupan kota metropolitan.Â
Sandwich Generation dengan keterbatasan ekonomi di rusunawa?Â
Generasi sandwich sendiri adalah seseorang yang "terhimpit" di antara dua generasi: orang tua mereka yang mulai menua dan anak-anak mereka atau saudara mereka yang masih membutuhkan bantuan pada usia delapan belas tahun atau lebih (Khalil et.al, 2022). Generasi sandwich seringkali menopang dan menjadi tulang punggung dalam sistem keluarga. Pada kehidupan sehari-hari seseorang tersebut harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan ekonomi tiga generasi. Generasi sandwich biasa mengalami keterbatasan hidup dan sering terjadi pada seseorang yang berada pada keluarga menengah kebawah. Dengan keterbatasan ekonomi membuat seseorang harus dapat mengatur pendapatan dan memutar otak agar dapat bisa bertahan hidup.Â
Rusunawa sendiri merupakan salah satu opsi bagi seseorang yang mengalami generasi sandwich untuk bertahan hidup ditengah keterbatasan, dengan memilih tempat huni sesuai dengan budget yang mereka miliki. Dengan keterbatasan ekonomi mereka harus bisa mengatur keuangan dengan kebutuhan dasar seperti makan, sewa, listrik, air yang seringkali tidak acuh pada kesehatan dan pendidikan. Hal ini jika dibandingkan dengan mereka yang berada di tengah perkotaan tentu sangat berkebalikan, mereka generasi sandwich dengan keterbatasan ekonomi sering berada pada ketidakberuntungan. Mereka sering kehilangan akses publik seperti layanan kesehatan, pendidikan yang berkualitas sulit untuk mereka jangkau akibat keterbatasan ekonomi.Â
Ketimpangan yang terjadi ini semakin terlihat nyata dirasakan oleh penghuni rusunawa jika dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki rumah sendiri di kawasan tengah kota dimana mereka lebih memiliki akses yang cepat terhadap layanan publik. Rantai kemiskinan akan sulit terputus pada masyarakat yang tinggal di rusunawa terlebih jika mereka generasi sandwich serta penghasilan yang mereka miliki harus dibagi-bagi dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, sehingga peluang untuk meningkatkan kesejahteraan hidup sedikit lebih sulit.Â
Permasalahan lain yang dialami generasi sandwich rusunawa yaitu terkait dengan isu masa sewa yang melampaui batas sehingga mengharuskan mereka untuk mengosongkan unit yang dihuni. Dari sudut pandang Marxisme, kondisi ini menunjukkan adanya anomali struktural dalam masyarakat. Teori ini menekankan bagaimana konflik sosial dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan sumber daya dan kekuasaan (Raya et. al, 2024). Ketegangan kelas dalam masyarakat disebabkan oleh distribusi sumber daya dan kekuasaan yang tidak merata. Ketidakpuasan penghuni terhadap kondisi perumahan dan tekanan ekonomi karena tidak dapat membayar sewa juga dapat menjadi sumber konflik yang lebih luas dalam konteks Rusunawa serata dapat berdampak pada kesehatan penghuni dan generasi sandwich di rusunawa.Â
Dampak Pada KesehatanÂ
Ketimpangan pada pendapatan para generasi sandwich yang bertempat tinggal di rusunawa tentu tidak hanya mempengaruhi kemampuan membeli sesuatu barang kebutuhan saja melainkan juga memberikan dampak pada kesehatan warga yang tinggal di rusunawa. Generasi sandwich juga mengalami tekanan yang besar secara finansial dan emosional untuk bertahan hidup. Dampak kesehatan yang nyata di terima oleh warga dan generasi sandwich rusunawa yaitu:Â