Mohon tunggu...
Anggi Alviana
Anggi Alviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswi perbankan syariah, institut agama Islam negeri kendari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Giving dalam Perspektif Islam

10 Maret 2023   20:36 Diperbarui: 10 Maret 2023   21:35 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana makna giving dalam Islam?

Baik, kita ketahui Giving memiliki makna memberi harta kita kepada orang lain dengan ikhlas baik materi mengunakan harta maupun non materi yakni ilmu kita berbagi kepada orang, tanpa mengharap imbalan.
Memberi juga menjadi salah satu cara untuk mendapatkan keberkahan dari harta yang di dapat.

Memberi dalam pandangan islam jika kita memberi kita tidak kehilangan sesuatu yang kita berikan justru yang kita berikan tadi akan dikembalikan oleh Allah SWT dengan kualitas yang lebih dari yang kita kasih.
Akan tetapi giving yang saat ini kita ketahui kebanyakan orang memberi dengan mejadikan suatu kepameran ataupun tontonan padahal yang saya ketahui bahwasanya memberi itu bukan sebagai ajang untuk pamer

Bagaimana fenomena giving yang sering didapati di zaman sekarang ini?

Kalian pasti pernah mendengar bahwa "tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah". Sepenggal kalimat diatas memberikan makna bahwa seseorang yang memberi adalah lebih baik daripada seorang peminta-minta. Hal itu pula yang diajarkan di dalam ajaran agama Islam. Seseorang yang diberikan rezeki yang lebih dari Allah SWT hendaklah mampu memberikan sebagian dari rezeki yang dikaruniakan untuknya kepada orang yang membutuhkan.

Belakangan fenomena pengemis musiman pasti pernah terdengar, dimana para pengemis terlepas dari ia seseorang yang "mampu" ataupun yang benar-benar tidak mampu mulai bermunculan, apalagi menjelang bulan puasa sampai pada hari raya Idul Fitri. Banyak orang yang menyayangkan pengemis-pengemis yang bertubuh masih cukup sehat atau bahkan mendapatkan penghasilan yang cukup tetapi malah memutuskan dirinya untuk menjadi seorang pengemis. Tak jarang pula banyak orang bahkan saya yang kesal atau bahkan marah melihatnya. 

Namun sebenarnya bagaimana kita harus menyikapinya?
Dalam al-qurah surah Al-Dhuha ayat 10 dijelaskan bahwa :"Janganlah kamu menghardik orang yang meminta-minta".

 Bahkan salah satu hadist menyatakan bahwa berikanlah sesuatu kepada pengemis meski ia menunggang kuda. Hal ini menggambarkan meskipun dalam konteks seseorang itu adalah seseorang yang "mampu" baik secara fisik maupun finansial adalah baik bagi kita tetap memberikan kebaikan kepada orang lain. Sebab Allah SWT tidak melihat berapa banyaknya yang kita berikan, melainkan Allah SWT akan menilai dari nilai kebaikan dan ketulusan yang diberikan seseorang ketika ia berbuat baik kepada orang lain. Namun alangkah baiknya jika ketika kita menolak untuk memberikan sesuatu, cukup lah menolaknya dengan kata-kata yang baik dan tidak mengucapkan kata-kata yang kasar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun