Mohon tunggu...
Anggi Agistia
Anggi Agistia Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

www.anggiagistia.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Berlari di Taman Nasional Ujung Kulon

6 Oktober 2014   17:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:11 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini memang sedang marak diadakan aneka macam olahraga lari, baik itu oleh suatu badan usaha maupun komunitas tertentu. Mulai dari Color Run, Run for Fun hingga beberapa waktu yang akan datang akan diadakan Jakarta Marathon 2014. Dari acara lomba lari atau bahkan hanya untuk sekedar seru-seruan.

Saya sendiri bukan pelari, bahkan tidak hobi berlari, saya hanya penikmat acara-acara lomba lari. Beberapa waktu lalu saya mengikuti salah satu acara Color Run di Jakarta. Tapi dari beberapa pengalaman mengikuti lomba lari, ada satu lomba lari yang sangat berkesan untuk saya, yakni ketika mengikuti Fun Nature Tracking 10K di Taman Nasional Ujung Kulon Banten yang diselenggarakan oleh WWF Indonesia pada tahun 2012 silam.

***

"Satu langkah kaki kami menggambarkan semangat pelestarian badak jawa!"

Begitulah slogan yang pertama kali disuarakan saat pembukaan kegiatan Fun Nature Tracking 10K yang bertajuk'Run Rhino Run'yang dilakukan di Taman Nasional Ujung Kulon, Pandeglang Banten ini. Tidak hanya sekedar lomba lari, tapi WWF Indonesia dan Komunitas Indo Runners memaparkan tujuan mengadakan acara ini adalah untuk meningkatkan kepedulian publik bagi konservasi badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Saya sendiri merupakan salah satu dari 50 peserta yang beruntung karena berkesempatan mengikuti kegiatan ini.

Fyi, ternyata Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah spesies badak yang paling langka diantara kelima spesies badak yang ada di bumi loh. Berbeda dengan spesies badak lainnya yang dapat kita temui di kebun binatang, badak Jawa hanya hidup di habitat alamnya dengan tingkat reproduksi yang cukup rendah, karena ternyata hewan ini mempunyai tingkat sensitifitas yang cukup tinggi. Sedangkan kawasan TNUK secara keseluruhan memiliki luas 120.551 ha, yang terdiri dari daratan 76.214 ha dan laut 44.337 ha. Meliputi wilayah Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Panaitan, Pulau Peucang, Pulau Handeuleum dan Gunung Honje. Semenanjung Ujung Kulon merupakan salah satu kawasan yang terkenal dengan jalur pantainya. Hamparan ekosistem Semenanjung Ujung Kulon memberikan daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang ke kawasan tersebut. Selain badak, macan tutul dan populasi Banteng (Bos javanicus) masih dapat ditemui di kawasan ini.

Jalur lintasan untuk berlari sendiri ternyata melewati kawasan penyangga Taman Nasional Ujung Kulon, dengan pemandangan sawah, perbukitan hijau dan laut yang spektakuler, menawarkan pengalaman berlari yang benar-benar tak terlupakan pokoknya!

Hari ke-1..

Hari itu kami diminta untuk berkumpul di Kantor WWF Indonesia di Graha Simatupang untuk melakukan registrasi peserta terlebih dahulu. Saya bertemu begitu banyak teman baru disana. Dari anak muda hingga orang tua. Mulai dari anak sekolahan, mahasiswa sampai orang-orang yang sudah bekerja. Setelah pembukaan singkat dari perwakilan Panitia acara yang memberikan kami sedikit pengarahan mengenai jalannya acara ini nanti di lokasi, kami dibagi menjadi beberapa kelompok bis beserta dengan LO-nya. Lagi-lagi teman baru. Entah kebetulan atau apalah itu, saya duduk berdampingan dengan dua teman yang sama-sama hobi travelling. Bang Sukma dan Nawa. Sepanjang perjalanan kami mengobrol kesana kemari, bercerita dengan pengalaman kami masing-masing saat travelling, sharing pemikiran tentang banyak hal.

Dari Labuan kami masih harus melewati beberapa jam lagi perjalanan untuk sampai di Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon tersebut. Walaupun sejujurnya badan  dan kaki sudah merasakan pegal disana-sini, semua itu terbayarkan oleh pemandangan daerah sekitar menuju lokasi. Kami disuguhi pemandangan ..Hutan, pantai, sungai, pesawahan, laut secara bergantian.

Akhirnya sekitar pukul 15.40 kami sampai di Ciputih Hotel & Resort. Sesampainya disana kami dibagikan kamar hotel oleh petugas, dan terjadi satu insiden dimana ternyata saya ditempatkan sekamar dengan dua pria asing yang ternyata satu bis. Kami bertiga tertawa saja saat tau panitia mengira nama mereka berdua seperti perempuan, entah nama saya yang dikira laki, lucunya. Setelah protes ke panitia akhirnya saya ditempatkan di kamar 57 ..sendirian! Berhubung saya orang yang agak penakut, akhirnya saya minta untuk gabung dengan kamar 55 dan voilaaa... jadilah saya sekamar dengan Amel dan Kiki. Dan ternyata amel ini dari Surabaya, kuliah di ITS pula. Ya, begitulah Dunia tak selebar daun kelor.

Dan sore itu ditutup dengan pemandangan sunset yang begitu indah dari ujung kulon..

Malam harinya dilakukan acara welcoming dinner sebagai pembuka acara resmi 'Run Rhino Run' oleh Bapak Efransjah, CEO WWF Indonesia. Ia berkata bahwa, "Run Rhino Runadalah salah satu cara untuk membangun kepedulian publik akan pentingnya pelestarian badak Jawa," Ditambahkan pula bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan potensi keindahan alam dan ekowisata di Taman Nasional Ujung Kulon kepada masyarakat luas. Pada acara welcoming dinner tersebut kami disambut dengan Tari lesung yang merupakan tarian tradisional masyarakat Banten. Setelah itu acara dilanjut dengan pemutaran video dan pemaparan sekilas mengenai Badak Jawa oleh Balai Konservasi Taman Nasional Ujung Kulon selagi makan malam berlangsung. Dan yang tidak kalah menarik adalah adanya Debus Show!

Hari ke-2..

Kami diminta untuk berkumpul dilobi hotel jam 04.30 untuk melakukan registrasi persiapan pergi menuju start acara Fun Nature Tracking 10K. Menuju lokasi kami (lagi-lagi) harus menaiki bis, karena jarak ke TKP ternyata bisa dikatakan cukup jauh. Dan hampir setengah jam kemudian sampailah kami di titik 'START'

1412562756471583007
1412562756471583007

Perjalanan di kilometer pertama memang dapat dikatakan tidak begitu lancar, karena dini hari hujan mengguyur seluruh daerah TNUK. Dan jadilah.. track yang sudah dipersiapkan untuk berlari ini tidak bersahabat karena tanah menjadi becek dan akhirnya menempel di sepatu. Tapi itu tidak menyurutkan semangat kami tentu saja! Walaupun sulit berlari, akhirnya kami, saya, memutuskan untuk berjalan-jalan saja daripada lari.Menikmati pemandangan sekitar, saya beralasan. Maka wajar saja walaupun saat registrasi saya merupakan orang kedua pertama, saat acara tracking ini saya orang kedua terakhir yang sampai di garis finish.

Kami juga melewati pantai sumur, pantai yang masih perawan saya bilang, tepat disebrangnya tampak pulau umang yang megah dengan interior bangunannya.

14125630972015113161
14125630972015113161

1412563207159714090
1412563207159714090

Disamping keseruan lomba lari yang dirasakan, lebih dari itu banyak sekali pelajaran dan pengalaman yang saya dapatkan dalam acara ini. Suatu pengalaman yang berbeda bukan, mengikuti lomba lari dengan pesona pemandangan nan cantik sepanjang jalur track berlari. Belum lagi bertemu teman-teman baru dari berbagai daerah di Indonesia yang juga berkesempatan untuk mengikuti acara ini di Ujung Kulon. It's more than fun, really.



1412563052950950446
1412563052950950446

Run Rhino Ruuuuuuun!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun