Mohon tunggu...
Anggi Afriansyah
Anggi Afriansyah Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Masih terus belajar. Silahkan kunjungi blog saya: http://anggiafriansyah.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengarungi 2024 dengan Bahagia

3 Januari 2024   21:40 Diperbarui: 3 Januari 2024   21:54 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Setiap orang mengawali tahun 2024 dengan aktivitasnya masing-masing. Di malam tahun baru, setiap orang melalui dengan caranya masing-masing. Ada yang menggunakan sebagai momen reflektif; bersenang-senang dengan keluarga, teman, dan mereka yang dikasihi; maraton film secara daring; berdoa kepada yang Mahakuasa; atau tidur saja.

Beberapa orang mencatat apa saja yang ingin dilakukan di tahun 2024. Juga melihat kembali catatan di tahun 2023. Apa saja yang sudah diraih dan apa yang terlewat. Ada impian, imajinasi, dan keinginan untuk merealisasikan setiap yang dicatat. Ada juga yang merasa, ya sudah, jalani saja yang akan dilalui. Tahap demi tahap episode kehidupan dilalui dengan bersemangat atau biasa-biasa saja, toh tetap akan terlalui.

Hidup memang tak selalu mudah. Orang-orang mencari cara untuk bertahan hidup. Dunia semakin kompleks. Kita selalu mendengar orang-orang kesulitan untuk mencari pekerjaan, atau bahkan mempertahankan pekerjaan yang dimiliki. Ada begitu banyak kerentanan yang hadir di kehidupan setiap orang. Orang-orang kemudian mencari jalan dan cara masing-masing untuk tetap menapaki bumi, tidak menyulitkan orang lain, dan mencari rezeki yang halal.

Bagi yang sudah berumah tangga dan memiliki anak, untuk memberikan pendidikan yang baik untuk anak-anak mereka misalnya bukan perkara yang mudah. Ongkos pendidikan semakin mahal, meski ada pendidikan yang disediakan negara, minimal 9 tahun. Meski juga ada beberapa dukungan negara melalui beragam kartu yang disediakan bagi kelompok yang marjinal.

Di tengah situasi berbagai kompetensi perlu dimiliki anak-anak untuk bertahan di masa depan, ada kecenderungan pendidikan di persekolahan tidak cukup. Anak-anak akhirnya dianggap perlu memiliki ragam kompetensi untuk hidup di dunia yang serba kapitalistik hari-hari ini. Kondisi ini tentu saja semakin memarjinalkan kelompok sosial ekonomi rentan, sebab mereka tak mampu membiayai anak-anak mereka untuk mendapatkan pendidikan tambahan yang lebih layak.

Kehidupan memang menyuguhkan banyak kompleksitas. Setiap orang memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam menjalani hidup yang fana ini. Untuk mengarungi kehidupan yang multidimensi ini orang melakukan berbagai strategi. Orang mencari penghiburan melalui banyak media untuk membuat hidup lebih berwarna.

Ada yang bercengkrama lebih sering dengan orang-orang tercinta, menonton film, membaca buku, treking, olahraga, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Semua mencari strategi untuk bertahan, sekali lagi, untuk bertahan.

Kebahagian seringkali hadir dari hal-hal kecil. Di dekat rumah, ada lokasi di mana para penjual kaki lima ramai setiap sore. Ada penjual kopi keliling, tempat melukis untuk anak-anak, wahana permainan anak, penjual pakaian, penjual beragam makanan. 

Di tempat tersebut disediakan alas untuk duduk. Selalu ramai. Ada yang membawa keluarga, orang terdekat, atau sendiri. Dengan biaya yang tak mahal mereka menikmati sore dan malam. Entah saling bercengkrama, main handphone, atau hanya bengong atau termenung.

Mereka yang memiliki uang berlebih banyak juga yang memilih untuk datang ke mall, wahana permainan, pantai, gunung, dan kawasan wisata. Bergantung kapital yang dimiliki masing-masing. Ketika tidak didasarkan pada keterpaksaan, FOMO, keinginan untuk pamer, di mana pun tempat yang dituju kebahagian akan bisa diraih.

Bahkan buat sebagian orang, diam di rumah, membaca buku, bercengkrama dengan keluarga, sudah bisa sangat membahagiakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun