Mohon tunggu...
Anggi Afriansyah
Anggi Afriansyah Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Masih terus belajar. Silahkan kunjungi blog saya: http://anggiafriansyah.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dialog Islam di Era Perubahan

29 Agustus 2017   13:59 Diperbarui: 29 Agustus 2017   14:07 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Episode Ujang di buku ini lebih banyak mengambil setting Kota Brisbane di mana penulis pernah dua tahun mengambil Postdoctoral Fellowship di TC Beirne School of Law, University of Queensland. Setting Brisbane dipilih karena  pada periode ini penulis merasakan perenungan lebih jauh akan hubungannya dengan Sang Khaliq (hlm. xxv).

Buku ini terdiri atas tiga bagian yang kemudian dibagi menjadi beberapa bab pada masing-masing bagian tersebut. Bagian pertama berisi tentang masalah fiqh, bagian kedua tentang masalah tafsir dan inspirasi dari para nabi, dan bagian ketiga berisi tentang masalah Islam dan fiqh di Australia.

Buku ini sangatlah menarik karena didasarkan pada perjalanan panjang penulis tinggal di Australia selama kurang lebih 18 tahun. Selama tinggal di Australia inilah muncul beragam pertanyaan-pertanyaan dari para masyarakat Indonesia tentang permasalahan keislaman yang memerlukan jawaban-jawaban.

Dengan menggunakan tokoh Ujang secara cerdas penulis menyajikan dialog terbuka dan solutif mengenai beragam alternatif jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Referensinya adalah Al Quran, Hadist, maupun dari pendapat ulama-ulama. Tak salah jika K.H. Mustofa Bisri atau Gus Mus menyatakan bahwa buku ini menjadi jawaban Islam yang relevan dan mewakili banyak tantangan serta peristiwa dalam kehidupan muslim masa kini.

Pada bagian masalah fiqh terdiri dari 14 Bab, dimulai dari Bab 1 tentang makanan halal sampai bab 14 mengenai sikap kita terhadap mereka yang menghina Nabi Muhammad SAW. Pertanyaan yang muncul mulai dari permasalahan penentuan label halal pada makanan, etika menyantap jamuan dan hukum makanan/minuman beralkohol, berwudhu di wastafel, pelaksanaan kewajiban shalat jumat, cara menjamak shalat, pindah mazhab, perempuan membuka aurat di depan perempuan non muslim, ucapan selamat Natal, dan lain sebagainya.

Misalnya mengenai problem berwudhu di  wastafel, seperti haruskah mengangkat kaki atau bolehkah berwudhu dengan mengusap bagian luar kaki seperti kaos kaki atau sepatu tanpa membasuh kaki? Karena tak mudah menemukan keran air yang melimpah khusus untuk berwudhu seperti di Indonesia. Jawaban-jawaban khas Ujang menarik untuk diperhatikan (hlm. 23).

Pada bagian ini juga dibahas pertanyaan yang selalu menjadi diskurusus setiap Natal, apakah kita sebagai seorang muslim boleh mengucapkan Selamat Natal kepada Umat Kristiani? Pertanyaan ini dijawab oleh Ujang dengan mengilustrasikan contoh dan konteks sejarah. Jawaban ini menarik karena Ujang menyajikannya dengan contoh yang sederhana tapi mendalam (hlm. 61).

Pada bagian dua disampaikan mengenai masalah tafsir dan inspirasi dari para nabi (hlm. 103). Bagian ini terdiri dari 11 Bab, dimulai dari Bab 1 mengenai kapan janji pertolongan itu tiba sampai Bab 11 mengenai benarkah Buddha itu Nabi Zulkifli? Pertanyaan-pertanyaan menarik muncul mulai dari keistimewaan Nabi Yahya, renungan kontemplatif mengenai pemaknaan terhadap musibah, hidayah bagi yang gelisah, misteri kehidupan, definisi sukses dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Ada kata-kata menarik yang dituliskan pada bab Bab 5 mengenai membersihkan diri dari energi negatif: "kebahagiaan hakiki itu adalah ketika kita bersedia menerima kenyataan bahwa seluruh tubuh, hati, dan pikiran ini dijadikan Tuhan sebagai sarana mewujudkan kasih sayangNya ke alam semesta" (hlm. 125).

Bagian ketiga disampaikan tentang masalah Islam dan fiqh di Australia. Bagian ini terdiri atas 13 bab, dimulai dari Bab 1 kapan Islam hadir di Australia sampai Bab 13 mengenai hal apa saja yang akan dikerjakan setelah wisuda. Pada bagian ini banyak pertanyaan menarik muncul mulai dari permasalahan siapa otoritas keagamaan yang berwenang memberikan fatwa di Australia, penentuan awal dan akhir ramadhan, belajar Islam atau sains di Australia, dan isu-isu lainnya.

Menarik misalnya bagaimana menjalankan ibadah puasa di Australia pada saat summer.Karena selain sengatan matahari dan suhu udara mencapai 40 derajat celsius, juga godaan dari warga Australia yang terbiasa berpakaian minim pada saat summer. Godaan pada saat puasa sangat berlipat-lipat (hlm. 187-188).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun