"BRUUMM.. BRUM.. terdengar suara motor di parkiran bakso 3M dekat Pasar Aksara titik mereka berkumpul. "Anin sama Rama udah nyampe tuh, kebawah yuk, ajak Guntur. "Jadi ke pegunungan Himalaya nih? Tanya Guntur. Rama tersenyum kecil, menahan tawa. "Udah siap semua kan? Tanya Rama balik. Mending berangkat sekarang deh, soalnya ntar tengah hari saljunya keburu cair, ajak Rama.Â
"Kita ikut aja deh, ungkap Andre. Mereka pun sepakat berangkat menuju tempat tersebut dengan rute Medan-Lubuk Pakam-Galang- Dolok Masihul-Dolok Merawan-Dolok Tinggi Raja sejauh kurang lebih 97 kilometer menaiki motor masing-masing. Mereka sempat singgah di Dolok Masihul untuk makan bakso mengisi kekosongan perut sebelum akhirnya berlanjut lagi dengan 10 km jalanan terjal miskin aspal yang penuh bebatuan. "Jauh banget sih, malah panas lagi, awas aja kalau kamu ngerjain kita ya Ram! Ungkap Guntur.
 "Brummm brummm brummm.. tiba-tiba dua orang pengendara sepeda motor separuh baya datang menghentikan laju kendaraan mereka. "Bang, Rp.5000,- dulu sini baru bisa lewat, kata pria brewokan tidak memakai baju dan bertampang sangar. "Buat apa bang? Tanya Andre. "Ya buat perbaikan jalan lah, nggak lihat kalian jalanan ini kami yang perbaiki nanti, ucap pria itu lagi. "Bukannya yang kayak gini udah ada yang ngurus ya bang, kan ada pemerintah? Ketus  Anin. "Sekarang kalian mau bayar atau pulang sana?! Banyak cakap! Bentak pria kurus tinggi yang satu lagi. "Biasa aja dong bang! Nih, makan tuh uang haram, ucap Guntur sambil menyodorkan uang Rp.25.000,- ketangan mereka. "Eee jangan main-main kau disini orang pendatang! Teriak pria itu mulai kesal. Namun pria yang satu lagi membisikkan sesuatu ketelinga temannya itu dan mereka berdua pun berlalu. "Kok dikasih sih? Tanya Rama. "Biar cepat aja kita sampai, udah hampir 3 jam nih, sambung Guntur. Kelima sahabat itupun melanjutkan perjalanan mereka ditengah terik yang semakin panas, sepanas hati mereka saat menghadapi pungutan liar tadi. Beberapa kilometer kemudian mereka mendengar suara sepeda motor lainnya seperti sedang mengikuti. Rama merasa tidak enak. Dia memutuskan sesuatu, mengisyaratkan teman-temannya agar mengikutinya. Rama memacu kencang motornya hati-hati hingga sampai di kantor kepolisian Silau Kahean. Tampak dua orang pemuda lainnya yang mengikuti mereka tadi berbalik arah. Rama dan teman-temannya membuat laporan pengaduan terhadap pungutan liar yang sangat meresahkan wisatawan. Laporan mereka diproses karena memang hal itulah yang selalu diresahkan wisatawan luar kota ketika berkunjung. Karena sudah merasa aman dengan perlindungan dari kepolisian, mereka berlima kembali melanjutkan perjalanan mereka.
KAWAH PUTIH
Akhirnya setelah serangkaian peristiwa yang tidak mengenakkan tadi, Anin, Rama, Guntur, Wulan dan Andre pun sampai dikawasan salju yang dirahasiakan Rama. Mereka membayar biaya parkir sebesar Rp.5000,-/kendaraan, kemudian melanjutkan jalan agak mendaki sepanjang 200 m dari tempat parkir. Sepuluh pasang mata yang baru sampai dilokasi kawah putih tersebut pun terbelalak menyaksikan panorama putih seperti salju membentang luas dihadapan.Â
"Wahh.. tempatnya bagus banget kayak lagi di luar negeri nih! Wulan berdecak kagum. Dia menyalakan smartphonenya dan langsung menyalakan live di akun instagramnya. "Haii semua.. baru landing di Korea nih, lagi winter, mau main saljuuu!! Sapanya kesenangan. Andre yang tidak mau ketinggalan langsung mengabadikan gambar mereka berdua dengan caption "Baru kesampaian ngajak pacar ke Korea!" Guntur yang melihat euphoria mereka tak mau ambil pusing, dia lebih memilih menjelajahi kawasan tersebut dengan kameranya. Apalagi sejak dia tahu kalau Rama dan Anin sudah menjalin kasih, dia tidak mau jadi obat nyamuk nantinya.Â
Sementara Rama dan Anin beristirahat disalah satu pondok yang tersedia disitu. "Kamu tau darimana sih ada tempat sebagus ini dipedalaman hutan Sumatera? Tanya Anin. "Rahasia negara, ungkap Rama tersenyum. "Ihh.. Â yaudah kalau nggak mau kasih tahu, sambung Anin berpura-pura marah. "Jalan-jalan yuk, sekalian cari yang lain, ntar keburu sore, ajak Rama. " Malas ah, kamu sendiri aja, ungkap Anin.Â
"Yakin nih? Kamu tahu nggak biasanya ditengah hutan gini tuh banyak penunggunya loh! " Mau ditemenin mereka atau aku? Tanya Rama menakuti kekasihnya itu. Anin yang paling anti dengan segala hal berbau mistis itupun berkata "Yaudah ayok, sambil mengikutinya mencari Andre, Wulan dan Guntur. Tapi mereka tidak menemukan satu orangpun. "Cepat banget hilangnya mereka! Pada kemana sih! Sewot Anin. Andre! Wulan! Gunturr! Teriak Rama. Hening.Â
Suasana di kawasan salju panas tersebut jadi terasa sedikit mencekam. "Bodo ah, foto-foto yuk, ajak Rama lagi sambil memegang kameranya bersiap mengambil selfie dengan Anin. Mereka berduapun berjalan kaki lagi hingga ke bawah tebing, menemukan sungai dengan aliran air sejuk yang bisa digunakan untuk mandi. Disitulah mereka bertemu dengan Pak Bernat Purba, lelaki berusia sekitar 53 tahunan yang tampak sedang melakukan ritual khusus. "Andre! Teriak Rama dan Anin.Â
Andre, pemuda berkepala plontos itu tampak pucat tak sadarkan diri dirangkulan baju Wulan yang basah dan sedang menangis. "Kalian darimana aja sih daritadi dicariin nggak taunya udah pada mandi aja! Kesal Rama. "Andre kenapa Lan? Tanya Anin dengan raut khawatir. Â "Andre Nin hiks.. hiks.. ratap Wulan dengan sesungukan.Â
"Bapak itu.. hiks bapak itu bilang kalau arwah Andre lagi dibawa pergi sama penunggu kawah putih ini! Kalau nggak cepat diselamatkan Andre bisa mati! Hiks hiks.. Wulan menangis menjadi-jadi. "Serius kamu! Tanya Anin takut. "Kamu pikir aku lagi ngelawak, tolongin Andre dong teman-teman, pinta Wulan memelas.Â