Mohon tunggu...
Anggi Dwi Susilowati
Anggi Dwi Susilowati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya merupakan salah satu mahasiswa Universitas Airlangga yang duduk di semester 2, hobi saya yakni membaca dan menulis, terkait konten yang nantinya saya ambil yakni tentang serangkaian acara HJKS atau Hari Jadi Kota Surabaya, khususnya pada acara Festival Rujak Uleg yang menuai berbagai Pro Kontra dalam Masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Festival Rujak Uleg 2023, Pesta untuk Rakyat atau Pesta untuk Pejabat?

20 Mei 2023   20:59 Diperbarui: 20 Mei 2023   21:07 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Surabaya atau HJKS yang ke-730, pemerintah Kota Surabaya, khususnya Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi  memastikan akan menggelar berbagai acara untuk memeriahkan Hari Jadi tersebut. Menurut Wali Kota Surabaya, salah satu tujuan dan harapan diadakannya acara ini yakni, agar masyarakat dapat langsung terlibat dan memeriahkan HJKS ini, sehingga tercipta gotong royong dan guyub rukun di tengah masyarakat Kota Surabaya

Salah satu acara yang menyita banyak perhatian yakni pada Festival Rujak Uleg yang bertempat di Kembang Jepun atau Wisata Kya-Kya Surabaya yang telah terlaksana pada tanggal 6 Mei 2023.
Tujuan dari acara Festival Rujak Uleg ini merupakan salah satu cara Pemerintah Kota Surabaya untuk melestarikan Rujak Cingur yang merupakan Warisan Budaya Tak Benda asli Surabaya. Festival ini juga resmi menjadi kalendar Nasional dalam Karisma Event Nusantara 2023.

Namun terlepas dari  kemeriahan Festival Rujak Uleg, terdapat Pro Kontra yang terjadi di kalangan masyarakat. Hal ini disebabkan karena pada saat Festival berlangsung, masyarakat yang datang untuk memeriahkan hanya bisa menunggu di luar pagar pintu masuk dan yang diperbolehkan masuk hanya dari kalangan para pejabat dan para undangan. Menurut kesaksian para warga yang datang, mereka sempat dijanjikan oleh petugas penjaga pintu masuk untuk dibukakan akses ketika Festival Rujak Uleg tersebut sudah di resmikan. Akan tetapi janji tersebut hanya sebuah janji, sebab kenyataannya masyarakat hanya bisa menunggu lebih dari 2 jam, bahkan ada yang sampai pingsan dikarenakan menunggu terlalu lama dan  berdesak-desakan,  sampai Festival Rujak Uleg diresmikan, masyarakat umum belum diperbolehkan masuk ke dalam tempat Festival berlangsung.
Dengan jengkelnya Mereka menyebut Festival Rujak Uleg adalah Pesta pejabat bukan pesta untuk rakyat.

Dari banyaknya peristiwa yang terjadi saat Festival Rujak Uleg 2023, maka Pemerintah Kota Surabaya perlu meninjau serta mengevaluasi beberapa kekacauan yang timbul pada saat Festival  berlangsung. Jika memang Festival Rujak Uleg  hanya diperuntukan bagj kalangan para pejabat dan undangan, bukan untuk masyarakat umum hendaknya pihak pelaksana atau Pemerintah Kota Surabaya memberikan informasi baik di media cetak maupun media sosial agar masyarakat tidak mempunyai ekspektasi berlebih pada acara tersebut. Atau Jika memang Festival Rujak Uleg diperuntukkan untuk masyarakat umum hendaknya pihak pelaksana menambah kuota dan mengemas acara sedemikian rupa sehingga masyarakat pun merasa senang dan turut andil dalam rangka menyambut Hari Jadi Kota Surabaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun