Mohon tunggu...
Gede Anggha Indrawan
Gede Anggha Indrawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang tertarik di bidang penulisan. Selain itu saya juga memiliki minat pada bidang musik, film, buku dan juga game, jadi hal yang dibahas di blog ini kurang lebih seputar itu saja.

Selanjutnya

Tutup

Games

Don't Scream: Kombinasi Liminalitas dan Ketakutan Alami Manusia

15 Januari 2024   20:44 Diperbarui: 15 Januari 2024   20:50 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: justdontscream.com

Salah satu subgenre paling populer di industri game adalah horor. Banyak sekali game horor yang menampilkan konsep orisinal dan inovatif dirilis setiap tahunnya. "Don't Scream" adalah salah satu game horor yang pantas pantas mendapatkan gelar sebagai game horor terbaik di tahun 2023. Game ini menghasilkan ketakutan bukan hanya dari tuntutan untuk tidak bersuara selama 18 menit. Akan tetapi, game ini juga menghadirkan kombinasi apik antara 2 elemen krusial dalam game horor ini yang sukses membawakan suasana dingin, ketidaknyamanan, ketakutan, dan intensitas tinggi kepada para pemainnya. Apa saja 2 elemen tersebut? Yuk kita bahas!

Apa itu Don't Scream?

Sebelum kita mulai membahas kombinasi 2 elemen tersebut, alangkah baiknya saya memperkenalkan game ini terlebih dahulu barang kali ada pembaca yang belum mengetahui tentang game ini. Don't Scream adalah sebuah game horor ciptaan Joure & Joe yang dirilis pada tahun 2023, tepatnya pada tanggal 27 oktober 2023. Game ini menghadirkan sebuah konsep baru dimana pemain dari game ini tidak boleh berteriak sama sekali selama 18 menit. Jika sang pemain berteriak, maka karakter dalam game akan mati dan harus mengulangnya lagi untuk menamatkan game ini. Visual yang ditampilkan menyerupai kamera VHS tahun 90-an seperti film horor found-footage. Game ini menjadi viral di YouTube setelah dimainkan oleh beberapa YouTuber besar seperti Markiplier dan 8-BitRyan. Bukan hanya itu, beberapa YouTuber lokal pun turut memainkan game ini seperti Luthfi Halimawan, Hitzeed, dan Windah Basudara. Lalu apa sebenarnya yang membuat game ini begitu menyeramkan selain karena tuntan agar tidak berteriak selama 18 menit? Sekarang, saatnya kita membahas mengenai 2 elemen krusial pada game horor ini yang membuat game ini begitu menyeramkan yaitu Liminalitas dan Fear of the Unknown

Liminalitas

Apakah kalian masih ingat iklan rokok di tengah malam yang menghadirkan orang-orang yang bermain dengan wahana air? Apa yang kalian rasakan saat menonton iklan itu, takut, sedih, merasa sendiri, nostalgia, merasa nyaman atau merasakan sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata? Sensasi yang kalian rasakan itu dihasilkan dari sesuatu yang disebut "Liminalitas". 

Liminalitas merupakan tahap dimana orang mengalami keadaan ketidakberadaan, dimana orang mengalami sesuatu yang lain dengan keadaan hidup sehari-hari, yaitu pengalaman "anti struktur". Secara etimologi, liminalitas berasal dari bahasa Latin "limen" yang berarti "ambang pintu" (Haryono, 2017:30). Untuk menyederhanakan penjelasan tersebut, saya akan memberikan contoh dari sudut pandang fotografi. Dalam dunia fotografi, liminalitas atau disebut juga sebagai liminal space identik dengan foto-foto seperti lorong-lorong kosong, mal yang sudah tutup, bangunan terbengkalai, dan taman bermain di malam hari. Sensasi yang kita rasakan saat melihat foto tersebut tentunya seperti takut, tidak nyaman, ketidakberadaan atau kehampaan, dan terkadang juga merasa nostalgia. Dilansir dari channel YouTube Tangan Belang, perasaan ini dialami karena kita merasakan sesuatu yang tidak biasa pada foto-foto tersebut. Contohnya, taman bermain biasanya ramai dipenuhi anak-anak bersama dengan orang tua mereka di pagi hari atau di sore hari yang cerah. Akan tetapi, pada foto dengan konsep liminalitas taman bermain yang kita lihat justru kosong dan latar waktunya pun pada malam hari. Karena itulah kita merasakan ada sesuatu yang tidak biasa pada foto tersebut sehingga memunculkan rasa takut dan sebagainya

Pada game Don't Scream, kita ditempatkan pada sebuah hutan kosong di sore hari yang mendung. Jika berjalan ke arah yang berbeda, akan terdapat bangunan terbengkalai seperti rumah dan bangkai pesawat. Sederhananya, visual pada game ini menghadirkan kekosongan yang membuat perasaan sangat tidak nyaman. Selain itu, game ini tidak menghadirkan musik-musik menegangkan seperti game horor lainnya, melainkan hanya beberapa sound effect yang membuat perasaan semakin tidak nyaman akibat dari kesunyian. Selain itu, liminalitas ini juga dikombinasikan dengan ketakutan alami manusia yaitu fear of the unknown.

Fear of the Unknown (Ketakutan Pada Hal yang Tidak Diketahui)

Manusia memiliki berbagai ketakutan alami pada diri mereka seperti makhluk hidup lainnya. Rasa takut adalah perwujudan dari insting bertahan hidup. Dengan rasa takut, kita dapat menghindari hal-hal yang dapat membahayakan diri kita agar kita dapat terus bertahan hidup. 

Salah satu ketakutan yang dimiliki manusia adalah ketidaktahuan. Dilansir dari verywellhealth.com, fear of the unknown adalah sebuah wujud ketakutan karena sedikitnya informasi yang didapat. Manusia selalu ingin mengetahui segala sesuatu yang ada di dunia. Itulah mengapa para manusia di bumi terus belajar, melakukan ekspedisi, dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menjawab ketidaktahuannya hingga dapat mencapai titik ini. Di sisi lain, ketakutan atas ketidaktahuan lah yang memunculkan FoMO (Fear of Missing Out). Selain itu, ketakutan ini lah yang menyebabkan perasaan tidak nyaman saat menunggu karena kita tidak tahu kapan hal atau orang ditunggu akan datang.

Pada Don't Scream, ketakutan ini dijadikan senjata oleh kreator untuk membangkitkan ketegangan saat memainkan game ini. Di awal game sudah diberikan peringatan bahwa semua jumpscare yang ada pada game ini unpredictable (tidak bisa diprediksi). Hal ini memunculkan rasa ketakutan yang begitu intens karena kita tidak tahu kapan jumpscare yang ada pada game ini akan mengejutkan kita. Suasana liminal yang membuat perasaan tidak nyaman ditambah lagi dengan membangkitkan rasa takut alami manusia (fear of the unknown) membuat para pemain sangat susah untuk tidak berteriak saat memainkannya. Karena itu lah banyak pemain mengibarkan bendera putih pada game ini.

Kesimpulan

Don't Scream merupakan game horor ciptaan Joure & Joe yang dirilis pada tahun 2023, dimana pemain harus bertahan selama 18 menit tanpa berteriak untuk menghindari kematian karakter dan memulai kembali. Suasana menakutkan permainan ini tercipta melalui kombinasi cerdik dari dua elemen krusial yaitu Liminalitas dan Ketakutan akan Hal yang Tidak Diketahui. Liminalitas, yang ditandai dengan rasa perpindahan dan anti-struktur, diilustrasikan dalam visual game yang menakutkan berupa hutan kosong dan terpencil dengan bangunan terbengkalai di bawah langit yang suram. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan dan perasaan tidak diketahui, diperparah dengan tidak adanya musik menegangkan khas yang ditemukan di game horor lainnya. Ketakutan akan Hal yang Tidak Diketahui, sebuah naluri alami manusia, digunakan secara strategis dengan ketakutan akan lompatan yang tidak dapat diprediksi, menanamkan rasa takut yang kuat ketika para pemain terus-menerus gelisah, tidak yakin kapan momen menakutkan berikutnya akan terjadi. Keberhasilan game ini dalam membangkitkan rasa takut terlihat dari sambutannya yang viral, menarik perhatian para YouTuber internasional dan lokal, yang semakin mengukuhkan Don't Scream sebagai pengalaman bermain game yang unik dan menakutkan.

Referensi

Haryono, G. (2017). KONTESTASI SIMBOL KESUKSESAN KAUM URBAN JAKARTA DALAM RUANG LIMINAL ARISAN KELUARGA. Jurnal SCRIPTURA, 7(1), 27--35. https://doi.org/10.9744/scriptura.7.1.27-35

https://youtu.be/K-yisWYNQGo?si=hsxJ1h5SzQ6kXWhx

https://www.verywellhealth.com/fear-of-the-unknown-5208919

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun