Mohon tunggu...
Angger Wiji Rahayu
Angger Wiji Rahayu Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bermimpi menjadi penulis. Karena dunia yang kita lihat hanyalah representasi. www.anggerwijirahayu.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayi Laki-laki

30 Juli 2012   05:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:27 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Yah, bukan maksudku pula', aku berlari dan menutup semua aksesku.

Tuhan, jauhkan aku dari Andi juga dari perasaan cintaku pada Mas. Diujung pagi, hanya terdengar suara raungan seorang bayi laki-laki, yang dulu bersemi dirahimku. Darah daging mas, yang sepanjang malam aku berdoa kepada Tuhan untuk menurunkan seorang bayi laki-laki untukku. Suaranya melengking, mengalahkan suara bebek yang biasa bernyanyi dipagi hari. Aku mengendongnya dan membawanya keluar merasakan embun pagi. Bukan untuk menyesali, tapi untuk seorang bayi laki-laki, yang kuinginkan.

Bukan bayi perempuan. Cukup ibu saja nak yang menjadi perempuan.

Bengkulu, 30 Juli 2012 (untuk bayi-bayi perempuan korban perkosaan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun