'Yah, bukan maksudku pula', aku berlari dan menutup semua aksesku.
Tuhan, jauhkan aku dari Andi juga dari perasaan cintaku pada Mas. Diujung pagi, hanya terdengar suara raungan seorang bayi laki-laki, yang dulu bersemi dirahimku. Darah daging mas, yang sepanjang malam aku berdoa kepada Tuhan untuk menurunkan seorang bayi laki-laki untukku. Suaranya melengking, mengalahkan suara bebek yang biasa bernyanyi dipagi hari. Aku mengendongnya dan membawanya keluar merasakan embun pagi. Bukan untuk menyesali, tapi untuk seorang bayi laki-laki, yang kuinginkan.
Bukan bayi perempuan. Cukup ibu saja nak yang menjadi perempuan.
Bengkulu, 30 Juli 2012 (untuk bayi-bayi perempuan korban perkosaan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H