Mohon tunggu...
Angger Wiji Rahayu
Angger Wiji Rahayu Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bermimpi menjadi penulis. Karena dunia yang kita lihat hanyalah representasi. www.anggerwijirahayu.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bagian 16 : Pesan Pendek

4 Februari 2012   01:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:05 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

06:18:01

Well, sepertinya dia mampu melumpuhkanku kali ini. Oke, akan kulupakan sejenak kepenatan dengan Robert. Well, aku mulai menjatuhkan diriku pada keadaan semu. Kubiarkan Sandi kembali masuk dan datang menemuiku, walau aku tak ingin. Minimal aku tak penat dalam sarapan pagi ini.

Entah angin darimana aku berpikiran sedikit brutal pagi ini. Mungkin aku termakan oleh banyak hal yang kulakukan. Menggunakan Robert untuk melupakan Sandi. Melupakan Robert dengan Sandi. Aku terlalu jahat sebenarnya, tapi sudah kubilang sepertinya, cinta terlalu buta. Oh Tuhan, apakah Sandi memang jodohku, ataukah Robert? aku terlalu lelah sendiri Tuhan. Aku terlalu lelah. Terlalu lelah.

Kabari aku kapan keberangkatanmu.

Sent : 27/01/2012

06:19:05

Iya darl, tak sabar mengacak rambutmu.

Sent : 27/01/2012

06:22:02

Kubaca pesan singkatnya yang terakhir setelah aku mandi. Jam dinding kamar ini menunjukkan pukul 06.58.01. berarti hampir 30 menit aku merendam diriku dalam bath up. Membaca pesan pendek dari Sandi membuatku setengah gila. Darl, Oh my God, aku seperti kembali remaja lagi. Apakah ini Tuhan jawabannya. Apakah ini jawaban atas kegelisahanku. Sandi tak pernah menduakan perempuan manapun. Berarti saat ini dia sendiri. Berarti teman perempuannya yang kemarin bukan pacarnya atau istrinya. Aku diantara tak percaya atau berharap penuh. Aku mulai merasakan hal aneh lagi. Tapi tak mungkin.

Tok tok tok. Pintu kamarku diketuk orang. Aku melihat dari lubang, kulihat Sinta sedang didepan. Aku hanya menggunakan  piyama handuk saja dengan rambut basah yang kuikat dnegan handuk. Aku melonggokan kepalaku dan meminta Sinta masuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun