Mohon tunggu...
anggerprayekti
anggerprayekti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030007 UIN Sunan Kalijaga

ENTJ-A | artistik | book | film | fotografi | desain | musik | menulis apa yang aku suka dan apa yang ingin aku bagikan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tumbangkan Rasa Malas Saat Ramadhan dengan Prinsip-Prinsip Berikut!

22 Maret 2024   00:25 Diperbarui: 22 Maret 2024   00:29 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Ramadhan adalah bulan yang berkah sehingga semua umat muslim berbondong-bondong menunaikan ibadah puasa dan ibadah lainnya yang dapat meningkatkan keimanan serta ketakwaan mereka. Puasa Ramadhan menjadi ibadah wajib yang harus dilakukan oleh umat muslim yang beriman untuk melatih diri agar mampu menghindari dosa-dosa di hari lain yang bukan hanya di bulan Ramadhan. Puasa di sini tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi yang paling utama adalah menahan nafsu duniawi. Terdengar sulit memang dan perhitungannya hanya diketahui oleh Allah SWT saja.

Karena merupakan salah satu ibadah yang berat untuk dilakukan, rasa malas yang setiap harinya saja sudah sering dibisikkan oleh setan pada kita pasti bertambah berkali-kali lipat. Rasa lapar dan haus tadi selalu dijadikan alasan lemas dan loyonya tubuh kita sehingga kita melupakan target-target yang hendak kita selesaikan di bulan Ramadhan, mulai dari amalan-amalan peningkat iman sampai dengan sesuatu yang bersifat duniawi, seperti sekolah, bekerja, melakukan kegiatan sosial atau pekerjaan rumah, dan lain sebagainya.

Ternyata, bisa loh kita menumbangkan rasa malas itu dengan prinsip-prinsip berikut. Ini dia 6 prinsip yang bila diterapkan mampu menghancurkan rasa malas yang dikembangkan di negeri tetangga kita, yaitu Jepang.

Apa saja? Simak penjelasan berikut:

1. Ikigai

Yang pertama adalah Ikigai. Secara harfiah berarti iki, yaitu kehidupan dan gai, yaitu nilai. Dalam prinsip ini, kita harus memiliki tujuan dalam hidup. Karena prinsip ini mengajarkan seseorang untuk lebih menjaga keseimbangan antara pelaksanaan kewajiban, kesenangan, dan tanggung jawab sosial agar kita dapat menjalani hidup dengan lebih berarti.

Mulailah dari, apa alasan kamu bangun setiap harinya?

Ada tiga tips dari aturan ikigai, yakni:

- Kerjakanlah apa yang kamu cintai

- Kerjakan apa yang memang kamu mahir dan menguasai hal tersebut

- Kerjakanlah apa yang memang kamu bisa mendapatkan hasil (uang)

Prinsip ini sangat tepat bila dilakukan untuk mengejar dunia seperti karir. Akan tetapi, bisa juga kamu gunakan untuk mengejar target-target amalanmu itu. Semakin kamu mencintai puasamu, semakin ingin kamu melaksanakan dan menjaganya dengan penuh rasa tanggung jawab dan kesenangan, bukan malas dan kesengsaraan.

2. Kaizen

Yang kedua, Kaizen. Artinya "perubahan menjadi lebih baik". Fokuslah akan pertumbuhan kecil setiap harinya. Jangan melulu berpikir tentang sesuatu yang besar sampai akhirnya kamu tidak melakukan apapun. Kamu hanya butuh 1% lebih baik dari dirimu yang kemarin. 1% inilah yang nantinya akan berubah menjadi 100% lebih baik dalam waktu beberapa bulan bukan?

Saat puasa, kamu juga melakukan hal itu. Tanpa kamu sadari, kamu akan lebih terlatih mengontrol emosi dan hawa nafsumu bila kamu bersungguh-sungguh dalam melakukan ibadah puasa Ramadhan ini. Amalan-amalan lainnya seperti one day one juz akan terlihat besar ketika kamu berhasil mengkhatamkan Al-Qur'an dalam 30 hari. 

Sedekahmu yang awalnya hanya sedekah subuh 500 rupiah bisa menjadi 500 ribu suatu saat nanti dan balasan-Nya pasti lebih dari apapun yang kamu bayangkan saat mengeluarkan uang itu. Maka, jangan pernah merasa enggan melakukan sesuatu dengan perlahan-lahan. Lebih baik justru tidak terburu-buru dan tidak terpengaruh negatif oleh lompatan orang lain yang lebih jauh darimu.  Dunia dan akhirat ini bukan perlombaan antara kamu dan mereka, ini perlombaan antara kamu dan hawa nafsumu sendiri, termasuk si malas itu.

3. Hara Hachi Bu

Selain Kaizen, ada Hara Hachi Bu. Makanlah sampai kamu bisa 80% kenyang, jangan terlalu kenyang. Dari awal, ambil nasi sedikit saja yang tidak akan membuat perutmu terlalu penuh. Jika kurang, tambah saja. Makan yang terlalu banyak membuat rasa malas meningkat drastis. Prinsip ini bisa kamu gunakan ketika sahur dan berbuka, bahkan di hari-hari biasa ketika kamu tidak puasa. Makan berlebihan dalam islam pun dilarang sebab dapat mengganggu sistem pencernaan dan tentunya meningkatkan rasa malas serta lemas karena penurunan daya tubuh.

4. Shosin

Keempat, Shosin. Dalam hal apapun, jangan terburu-buru. Jika kita terburu-buru pikiran kita akan pecah, mau ini dan mau yang itu juga. Namun, jika kita tenang, pikiran kita akan tajam dan apa yang kita kerjakan dapat selesai dengan sempurna. Hal ini juga berkaitan dengan manajemen tugas serta waktu. Jadikan target-target kita atau hal yang ingin kita lakukan menjadi daftar urut supaya lebih mudah dijalani dan tidak kelompatan. Jadikan semua teratur maka kebiasaan baik ini dapat membawamu pada kualitas hidup yang lebih baik. Saat puasa sendiri, ini bisa membantumu meningkatkan ketakwaanmu dan melunasi amalan-amalan yang hendak kamu lakukan.

5. Ganbaru

Yang perlu diterapkan untuk semuanya, Ganbaru. Maksudnya, dalam hidup kesabaran dan semangat sangat kamu butuhkan. Lakukan saja yang terbaik setiap harinya. Masalah hasil, itu belakangan. Yang terpenting kamu sudah melakukan dan memberikan yang terbaik.

Melakukan kebaikan dapat pahala, menunaikan ibadah pun juga. Akan tetapi, fokuslah untuk memperbaiki diri dan melakukan hal yang baik dan benar, terlepas dari banyaknya pahala yang kita dapat. Karena sudah pasti, ketika melakukan apa yang Allah suka, pahala akan datang tanpa diminta, terutama ketika hanya bergantung dan berharap kepada Sang Pemberi.

6. Wabi-sabi

Terakhir, wabi-sabi. Terdengar seperti wasabi, tapi ini bukan tanaman. Ini adalah prinsip "Daripada hanya berpikir kesempurnaan, coba kamu temukanlah keindahan dari ketidaksempurnaan dirimu sendiri". Semua manusia berbeda dan tidak ada yang sempurna. Coba pikirkan apa keindahan dari ketidaksempurnaan dirimu. Ketika kamu telah menemukannya, kamu akan jauh lebih bersyukur. Hal ini mampu mendorongmu untuk lebih produktif dan tidak mudah terpuruk karena ketika terpuruk manusia cenderung menjadi malas dan menghindar dari hal yang sifatnya membangun.

Selama puasa ini hingga hari-hari kemudian, teruslah bersyukur. Kunci dari hidup bahagia adalah rasa syukur. Dengan begitu, apapun cobaannya, apapun yang menghambatmu, itu justru membuatmu semakin menggelora.

Itu dia prinsip-prinsip penumbang rasa malas dari negeri seberang yang sebenarnya diajarkan pula dalam islam dan oleh para orang tua, guru, motivator, bahkan orang bijak. Tunaikan ibadah puasa pada bulan ini dengan semangat. Semoga semangatmu berlanjut hingga hari-hari berikutnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun