Mohon tunggu...
Angger DwiLukito
Angger DwiLukito Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Aktif Institut Teknologi PLN

Mahasiswa Aktif Institut Teknologi PLN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keunikan dan Tantangan dalam Pemanfaatan Energi Surya (PLTS)

26 Februari 2022   20:06 Diperbarui: 26 Februari 2022   20:11 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Luas area atap atau tempat memengaruhi kinerja PLTS. Rata-rata panel surya memerlukan luas area sekitar 2.5 m2 untuk menghasilkan 1 kWh listrik. Selain memperhatikan luas area perlu juga memperhatikan potensi radiasi matahari pada area tersebut. Karena jika luas area cukup besar namun potensi radiasi matahari kurang baik, maka akan berdampak ke output dari PLTS tersebut.

Temperatur udara dan kecepatan angin memengaruhi kinerja PLTS. Karena panel surya akan bekerja optimal pada suhu lingkungan sebesar 25C. Kenaikan suhu akan memengaruhi kinerja dari panel surya. Makin tinggi suhu makin berkurang kualitas kinerja panel surya. Maka dari itu kecepatan angin penting untuk menurunkan suhu di lingkungan sekitar panel surya. Agar kinerja panel surya optimal.

Jenis panel surya memberikan dampak yang cukup signifikan dalam kinerja dari PLTS. Karena komponen ini yang berfungsi untuk mengkonversi energi surya menjadi matahari. Terdapat beberapa jenis panel surya yang beredar di pasaran sekarang, dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun yang banyak digunakan adalah jenis panel surya monocrystalline. 

Panel surya ini banyak digunakan karena di antara jenis panel surya yang lain, monocrystalline memiliki nilai efisiensi yang paling tinggi. Efisiensi panel jenis ini sebesar 15-20%.

Selain beberapa hal yang sudah dijelaskan di atas untuk diperhatikan dalam pemasangan PLTS. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan juga, seperti kemiringan panel surya. Kemiringan panel surya memengaruhi intensitas cahaya yang dihasilkan. Kemiringan panel surya yang sering digunakan sekitar 10-15. Hal ini bertujuan agar panel surya bisa self clean yaitu jika ada air dan debu maka bisa jatuh kebawah dengan sendirinya.

Selain itu juga kemiringan panel surya yang besar akan menghasilkan bayangan yang Panjang. Itu akan memengaruhi jarak peletakan antar panel surya. Di mana jika banyangan yang dihasilkan Panjang maka membutuhkan jarak yang lebih jauh. Hal ini bertujuan agar panel lainnya tidak terkena banyangan dari panel lainnya. Jika panel surya terkena banyangan akan muncul hotspot seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun