Mohon tunggu...
Angger Setio Panuntun
Angger Setio Panuntun Mohon Tunggu... Administrasi - Tenaga Adminitrasi

Tak ada yang lebih indah dan Puitis selain berbicara KEBENARAN

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balada Musisi Jalanan

22 September 2024   19:49 Diperbarui: 22 September 2024   20:03 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
@https://pixabay.com/


aku terlahir jadi seorang seniman

kurajut karirku dari pengamen jalanan

bermain gitar bernyanyi diatas trotoar

naik turun bus, keluar masuk pasar

tak peduli panas terik matahari
tak pandang hujan turun semalaman
kujalani hidupku dengan sabar hati
sekedar dapat uang untuk bisa makan


aku tulis sebaris puisi disela waktu
bercerita tentang kerasnya kehidupan
kujadikan lirik dalam sebuah lagu
kunyanyikan sebagai tembang andalan

pada suatu ketika ada yang terkesan
mendengar suaraku diapun terpikat
kemudian dia mengajakku berkenalan
dia mencari penyanyi muda berbakat

aku diajaknya mengadu nasib di ibukota
masuk dapur rekaman membuat album musik
tak kusangka albumku laku keras luar biasa
aku jadi penyanyi pujaan banyak gadis cantik

jalan hidupku sudah tak seperti dulu lagi
kantongku tebal dan apapun bisa aku miliki
tawaran manggung datang tak pernah sepi
akupun segera masuk kedalam dunia selebriti

aku mulai terlena bergelimang harta melimpah
punya banyak pacar sering gonta ganti pasangan
kumanjakan kekasihku dengan barang serba mewah
kuhabiskan uang sepanjang malam ditempat hiburan

akupun lalu terjebak dalam cengkeraman narkoba
awalnya ditawari teman malah jadi kecanduan
sehari saja tak memakai badanku sakit semua
pernah aku hampir mati karna melebihi takaran

seiring berjalannya waktu kharismaku jatuh
jadwal panggungku kini sudah banyak menyusut
termakan racun narkoba tubuhku mulai rapuh
berbagai penyakit mulai datang memagut

aku terbaring tak berdaya dikamar sendiri
terserang penyakit kanker stadium lanjut
sudah beberapa bulan tak bisa lagi menyanyi
hartaku habis terkuras buat menebus obat

semakin hari tubuhku nampak kurus
diserang penyakit yang merajalela
harapan untuk sembuh mulai pupus
akupun tinggal pasrah tak berdaya

disela sela penderitaanku
terkenang lagi masa lalu
dulu aku pernah susah
kemudian jadi orang kaya


tapi aku memilih jalan yang salah
berfoya-foya dan bermewah-mewah

aku terlupa pesan ibuku:

manfaatkan masa kayamu
sebelum datang miskinmu
gunakan saat sehatmu
sebelum tiba sakitmu

baru kini aku menyesali
atas kesalahanku semua
yang tak pernah mensyukuri
atas segala yang diberikanNya

namun apalah dayaku kini
hanya berserah diri kepadaNya
dalam hati aku bernyanyi
lagu sendu berlirik doa

Tuhan, sebelum aku menutup mata
Ijinkan aku memanggil namaMu
Ampuni segala khilaf dan dosaku..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun