Aku jalan di koridor panjang Koridor Gajah Mada. Menyaksikan bangunan-bangunan yang kokoh berdiri di setiap jalan yang aku lalui. Aku senang sendiri seperti ini, sambil menikmati tenangnya hari ini. Burung-burung berkicau setiap kali aku melewati pepohonan yang rindang.
Shela… Gadis itu hadir di hadapanku. Kedua telapak tangannya terbuka. Aku berlari-lari menyongsongnya untuk memeluknya. Namun tiba-tiba dia menghilang.
Rupanya aku hanya berimajinasi. Tanpa terasa air mata menetes dari bola mataku. Mengeluarkan beban-beban rindu yang tak tersalurkan. Telah seminggu Shela tidak pernah menghubungiku sama sekali.
***
“ Pandang mataku lebih dalam dan katakan sesuatu“.
“Aku tidak tahu,harus bilang apa,sayang", Shela menggenggam tanganku.
“Kamu engga mencintaiku“.
“Aku cinta kamu, aku juga sayang kamu“, Kata-katanya seperti tak bermakna .Hampa, kosong, dan tak bernyawa.
“Shela…”, Suaraku mengeras dan aku memegang tepi wajahnya.
Dia membalas dengan ciuman penuh nafsu.
“Lepaskan…Aku tidak suka ini. Bukan ciuman, kehangatan tubuhmu atau apapun juga. Aku hanya inginkan cinta”, Aku terdiam.