Mohon tunggu...
Angger Setio Panuntun
Angger Setio Panuntun Mohon Tunggu... Administrasi - Tenaga Adminitrasi

Tak ada yang lebih indah dan Puitis selain berbicara KEBENARAN

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kegagalan Menyelesaikan Skripsi di bulan ini

2 September 2012   14:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:00 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_196793" align="alignleft" width="150" caption=""][/caption] Hari ini adalah  bulan September  2012, dan tanggal 29  hari terakhir pendaftaran ujian skripsi, itulah informasi yang saya dengar dari seorang teman. Tetapi memang 10 hari sebelumnya saya sudah memutuskan untuk tidak menyelesaikan skripsi itu semester ini. Alasannya klasik, belum siap atau belum selesai. Walau sebenarnya kalau memang ada niat dan tekad yang kuat akan bisa diselesaikan.

Itu berarti saya harus menunda kelulusan, padahal teman-teman di kelas Bahasa  yang jumlahnya paling banyak dibanding dengan kelas lain yang satu angkatan sudah pada ujian dan bersiap lulus tahun depan. Kalau saya menunda itupun juga tahun depan, Cuma beda bulan saja, mereka bulan-bulan awal wisuda mungkin saya di bulan-bulan akhir. Konsekuinnya lagi adalah saya harus registrasi ulang semester depan. Berarti harus keluar uang yang tidak sedikit lagi.:(

Dalam tulisan ini saya akan mencoba merekfleksi mengapa saya gagal dalam menyelesaikan skripsi di semester ini. Menjadi salah satu bukti yang dipaksakan yaitu bagi yang sudah kerja kebanyakan akan tertunda. Bukan untuk mencari kambing hitam atau pembenaran, hanya sebagai bahan renungan dan belajar.

·Malas, saya memposisikan ini di pertama. Beberapa tahun belakang ini memang penyakit malas ini menjangkiti saya. Apalagi terus saya pelihara sehingga terakumulasi dan menjadi kebiasaan yang tidak dirasakan lagi.

·Menunda-nunda, ini juga sifat jelek. Kalau masih ada besok, waktunya masih lama buat apa dikerjakan hari ini. Sampai akhirnya tidak terasa waktu semakin dekat dan tidak bisa menyelesaikan dengan tekanan waktu.

·Terlalu takut, ketakutan itu menjalari diri sendiri, tercipta oleh diri sendiri. Takut akan dosen pembimbing, takut salah, dan ketakutan yang lain. Alhasil semuanya menjadi terasa sulit karena bayang-bayang itu.

·Kecanduan internet, tidak bisa dipungkiri, ini menjadi salah satu penyebabnya. Tidak bisa mengatur diri, mana yang harus diselesaikan dan mana kegiatan yang disukai. Saat mengerjakan sambil browsing, akhirnya pandangan teralihkan ke sosial media.

·Awal yang buruk, mulai mengerjakan sudah diakhir-akhir jalan. Padahal termasuk tipe orang yang tidak bisa mengerjakan pekerjaan dengan tenggang waktu yang mepet. Baru memulai 3 bulan yang lalu dan itupun tidak terus-menerus.

·Kehilangan momentum, seperti sebuah motor yang sudah panas di awal karena sempat terhenti lama menjadi perlu waktu untuk panas lagi dan dapat berakselarasi maksimal. Begitu pula dengan saya, terlalu lama berhenti setelah seminar desain operasional.

·Perjudian, dalam hal ini bukan judi-judi yang seperti melanggar hukum tapi mengambil keputusan untuk kedepan yang belum jelas hasilnya. Apakah ijasah saya diakui atau tidak jika seandainya untuk penyesuaian ijasah.

·Tidak bisa fokus, jika orang bilang untuk menyelesaikan sesuatu maka harus fokus, merencanakan dan buat target hal itu tidak saya lakukan. Ada permasalah internal dalam diri yang belum teratasi. Ataupun efek samping lain dari kerja nyambi kuliah.

·Tergantung pada teman, siapa seh teman dekat itu? Rahasia!

Tentu masih banyak penyebab lain, itu kalau menurut penilaian diri sendiri. Padahal penilain yang obyektif adalah penilain dari orang lain. Tetapi inilah yang namanya mengoreksi diri sendiri. Merenungi kesalahan dan penyesalan. Setidaknya dengan menulis ini lebih bisa membuat pikiran tenang. Kesalahan utama ada pada orangnya, yang lain itu cuma alasan saja

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun