Mohon tunggu...
Anggela Krisna
Anggela Krisna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teori Belajar Batch 46

IGA Ayu Anggela Heni Krisnayanti, (01669200066), Batch 46, Teknologi Pendidikan, UPH

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perkembangan Psikologi Mahasiswa Baru dalam Mengambil Suatu Keputusan

24 November 2021   19:01 Diperbarui: 24 November 2021   19:05 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Perkembangan memiliki banyak makna, dan menghasilkan suatu tujuan yang berbeda-beda untuk setiap manusia. Perkembangan banyak dipengaruhi oleh pikiran/ide, tingkah laku, social, budaya, lingkungan, dan psikologis dari setiap diri manusia dari mereka lahir hingga akhir hayat. 

Sehingga suatu perkembangan sangat penting bagi kehidupan manusia, salah satu ahli psikososial yang bernama  Erik Erikson menemukan teori perkembangan psikososial manusia dimulai saat mereka lahir hingga usia lanjut. Erikson lahir pada tanggal 15 Juni Tahun 1902 di Frankfurt, German, beliau menikah dengan Joan serson dan memiliki 3 anak. Erikson merupakan salah satu pengajar aktif di Harvard Medical School. Melahirkan teori psikososial perkembangan manusia yang dibagi menjadi 8 tahap besar diantaranya;

1.Tahap 1 dimulai dari usia 0-2 tahun: pada fase ini pengaruh cara pendampingan baik dari orang tua maupun baby sitter sangat dibutuhkan dan penting untuk perkembangan anak di tahap selanjutnya. Pandangan anak terhadap dunia luar dan pandangan terhadap orang lain ditentukan oleh orang tua/ baby sitter jika orang tua mengajarkan bahwa dunia luar itu negative maka pandangan anak terhadap duniapun juga akan negative, jika positive maka output yang diberikan anak juga akan positive terhadap dunia.

2.Tahap 2 dimulai dari usia 2-3 tahun: pada tahap ini ini yang akan mempengaruhi hasil output anak juga masih orang tua, baby sitter, dan guru. Fase ini anak sudah memasukin permasalahan terhadap otonomi vs rasa malu. Untuk mengatasi hal tersebut pendampingan anak disini sudah boleh dilakukan pembelajaran kemandirian, anak dibuatkan list atau contoh dulu, bagaimana cara mencuci tangan sendiri, cara makan, minum dan mencuci alat makan setelah makan, cara berpakaian yang benar, dan hal-hal simple yang sudah bisa mereka contoh untuk menumbuhkan keinginan dan kehendak dalam mengikuti kegiatan yang sudah dibuat.

3.Tahap 3 dimulai dari usia 3-6 tahun: di tahap ini seorang anak sudah memasuki masa- masa penasaran mencoba hal baru dan berinisiatif melakukan kegiatan baru yang menurut mereka menarik untuk dilakukan. Disini peran orang tua, baby sitter, dan guru masih dibutuhkan anak. Output yang akan dihasilkan seorang anak dipengaruhi oleh dukungan pendamping mereka, jika mereka didukung secara positif maka hasilnya mereka akan membangun kepercayaan diri anak dan berinisiatif mencoba kegiatan baru, berbanding terbalik jika output yang diberikan seorang anak merasa bersalah selama melakukan sesuatu maka pendampingan yang diberikan ke arah yang negative.

4.Tahap 4 dimulai dari usia 6-12 tahun: pada fase ini anak sudah memiliki dunia sosialisasi yang lebih luas jangkauannya dan memiliki lebih banyak waktu di sekolah mereka, sehingga menumbuhkan jiwa kompetensi yang baik diantara teman-teman mereka. Krisis yang dialami seorang anak ketika mereka bagaimana membangun rasa kompetensi tersebut sehingga menghasilkan hal positive seperti rasa bangga dan percaya diri atas pencapaian yang diraih, bukan hal negative atau kekecewaan/ rendah diri karena gagal dalam kompetensi tersebut. dalam hal ini peran orang tua, guru, guru BK di sekolah dibutuhkan anak.

5.Tahap 5 dimulai dari usia 12-20 tahun: pada fase ini seorang anak sudah memasuki pencarian jati diri awal mereka sebelum memasuki masa dewasa awal. Peran orang tua maupun guru ini masih dibutuhkan dalam fase ini. Output yang dihasilkan dalam tahap ini lebih banyak dipengaruhi oleh diri anak itu sendiri, jika mereka sudah yakin akan masa depan ingin melakukan apa maka mereka telah menemukan jati diri mereka, dan berbanding terbalik ketika mereka belum menemukan keinginan/jati diri mereka, maka hasil output yang diberikan juga negative.

6.Tahap 6 dimulai dari usia 20-40 tahun: seorang anak pada usia ini sudah memasuki tahap kasih, kehidupan mereka akan dipenuhi oleh perasaan dicintai, diperhatikan, dan memiliki hubungan dekat dan intim dengan para sahabat, kekasih, keluarga, dan orang-orang disekitar anak tersebut. pada rentan usia ini seorang anak memasuki usia pernikahan dan bisa membangun rumah tangganya sendiri. Pada tahap ini bisa mengeluatkan output negative apabila tidak mencapai dengan baik seperti mengeluarkan rasa kesendirian dan kesepian.

7.Tahap 7 dimulai dari usia 40-65 tahun: seseorang pada rentan usia ini bisa dikatakan memasuki usia dewasa, dimana mereka sudah bisa membimbing keluarga, anak, dan menghidupi mereka dengan baik , serta sudah bisa membangun relasi dengan rekan kerja, lingkungan, keluarga besar. Ketika seseorang belum bisa memenuhi tujuan utama hidup mereka pada fase ini orang tersebut akan memiliki pemikiran negative bahwa hidupnya sudah tidak berguna bagi lingkungannya.

8.Tahap 8 dimulai dari usia 65 tahun -- kematian: pada rentan usia ini seseorang sudah menikmati hasil perkembangan yang telah mereka lewati sebelumnya, jika mereka bersyukur dengan apa yang mereka alami sampai tahap ini maka mereka telah memenuhi segala tahap yang ada, namun jika sampai pada tahap ini seseorang masih putus asa dan menyesal dengan kehidupan yang ia jalani sebelumnya maka bisa dikatan orang tersebut belum memenuhi dengan maksimal tahap perkembangan sebelumnya.

Kelebihan dan kekurangan dari teori Erikson sebagai berikut:

Kelebihan;

1.Teori ini lebih relevan dengan perkembangan manusia yang sebenarnya di dunia

2.Menjelaskan dengan jelas terkait perkembangan perubahan yang dialami anak di 8 fase yang ada.

3.Menerangkan dengan jelas disetiap fase terkait krisis yang dialami, tujuan psikososial yang harus dipenuhi seorang anak.

Kekurangannya;

1.Erikson lebih menekankan pada satu gender "laki-laki" terutama pada fase 4&5

2.Setiap anak tidak memiliki fase dan waktu yang sama  dalam perkembangan yang ditemukan oleh Erikson

Pada kasus yang pernah saya alami terkait teori Erik Erikson ini, sewaktu saya menjadi salah satu panitia Grammar Camp, dan harus menghadapi peserta yang baru masuk semester  1 yang memiliki rentan usia 12-20 tahun terdapat pada fase 5 teori Erikson, dimana seperti yang kita telah baca bersama pada tahap ini seorang anak sedang mencari jati diri mereka, rasa percaya diri, bangga, rendah diri, masih mengikuti mereka sehingga ketika mereka mencoba memutuskan sesuatu masih harus ada pendampingan yang baik dari orang yang lebih dewasa. 

Kegiatan grammar camp dilakukan selama 3 hari, diikuti oleh seluruh anak semester 1 prodi Pendidikan Bahasa inggris dengan total 140 peserta, dan mereka dibagi menjadi beberapa anggota kelompok dalam satu kelompok terdiri dari 10-12 orang. Masalah yang sering saya temukan sebagai panitia adalah anak-anak sering berdebat dimulai dari hal simple menentukan yel-yel kelompok, hingga hal besar ketika mereka harus bekerjasama dalam pemecahan soal-soal yang disediakan saat kegiatan berlangsung. 

Memang pada kenyataannya menyatukan lebih dari 10 pemikiran sangat susah, sampai ketika mereka sudah sangat putus asa dengan diskusi yang tidak terselesaikan saya sebagai pendamping mereka akan menjadi penengah dan selalu mencoba memberikan solusi yang netral untuk mereda perdebatan yang mereka alami, dan memotivasi mereka untuk tetap berpikiran dingin dalam mengambil segala keputusan dikelompok dan semakin percaya diri terhadap segala keputusan yang akan mereka ambil. 

Ada kasus yang cukup fatal, ada satu anggota kelompok yang dikeluarkan saat kegiatan sedang berlangsung saya sebagai pendamping akan bertindak dengan mendengar kedua belah pihak baik dari kelompok maupun dari individu yang dikeluarkan untuk selanjutnya saya berikan pendampingan agar permasalahan tersebut segera terselesaikan tanpa merugikan pihak manapun.

Kesimpulan yang dapat kita petik dari pengertian, kelebihan dan kekurangan, hingga implikasi dari teori Erikson ini adalah seorang anak perkembangan seoarang anak dapat dipengaruhi oleh peran orang tua, guru, teman-teman, masyarakat sesuai dengan tahap- tahap yang anak lewati. Jika seorang anak melihat dunia dengan sisi negative maka sumber pendampingan yang diberikan juga negative, begitupun sebaliknya ketika seorang anak suskses dalam melewati setiap tahap yang ada maka bisa dikatakan pendampingan terhadap anak tersebut sukses dilakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun