Mohon tunggu...
Anggela Krisna
Anggela Krisna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teori Belajar Batch 46

IGA Ayu Anggela Heni Krisnayanti, (01669200066), Batch 46, Teknologi Pendidikan, UPH

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bagaimana Perkembangan Anak Kelas VII SMP Menurut Teori Cognitivism?

24 September 2021   13:00 Diperbarui: 24 September 2021   13:39 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan cognitivisme merupakan perubahan tingkah laku dan kepribadian individu yang berbeda sesuai dengan tahapan- tahapan perubahan yang terjadi sesuai umur kehidupan manusia. Salah satu tokoh yang mendalami ilmu cognitivisme ini adalah Jean Piaget, beliau lahir tahun 1896, Neuchatel, Swiss. Merupakan lulusan sarjana bidang biologi dan menyelesaikan desertasi mengenai moluska diusia 21 tahun. 

Ketertarikan beliau dalam dunia biologi juga diikuti dengan ketertarikan dalam dunia filsafat khususnya bidang epistimologi genetic yang mempelajari tentang perkembangan pengetahuan manusia. Penelitian Jean Piaget focus pada perkembangan otak anak, beliau memulai penelitian dengan menanyakan setiap anak dijenjang umur yang berbeda untuk mengetahui perkembangan cara belajar, berbicara, berfikir, bernalar, dan bermoral melalui perkembangan neurologis dan perkembangan lingkungan. 

Untuk lebih meyakinkan penelitian yang sedang dijalaninya Jean Piaget bersama istrinya sepakat menggunakan anaknya sendiri sebagai objek penelitian pada tahun 1925, 1927, dan 1931 dengan hasil pengamatan yang di publikasikan pada pembahasan bab sensorimotor. Dengan mengungkapkan tahap- tahap perkembangan intelektual cognitive anak, 4 tahap yang dihasilkan dalam penelitian Jean Piaget:

1.Tahap sensori-motor: 0-2 tahun focus pada perkembangan alat indra dan gerak, contohnya seorang anak sudah dapat membedakan dirinya dengan benda disekitarnya dan dapat melihat suatu objek itu akan sama dari waktu ke waktu.

2.Tahap pra-operasional : 2-7 tahun focus perkembangan pada memahami realitas dengan tanda-tanda dan symbol dengan pemikiran tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis. Contohnya anak sudah dapat mengetahui volume benda cair 1 Liter akan tetap sama walaupun dipindahkan pada tempat yang berbeda.

3.Tahap operasional konkrit : 7-11 tahun focus perkembangan pada  pemikiran logika/ operasi, pada objek fisik saja. Contohnya ketika guru memberikan gambar acak terkait suatu kejadian, maka anak dalam tahap ini sudah dapat mengurutkan tahap demi tahap kejadian yang sedang terjadi dari awal sampai akhir, secara urut dan benar.

4.Tahap operational formal : 11 tahun ke atas focus perkembangan menggunakan operasi kongkrit yang lebih komplek berfikir abstrak,idealis dan logis, sudah memahami pemecahan problem verbal. Contohnya anak diberikan satu argument permasalahan lingkungan sekolah, pada tahap ini siswa sudah dapat mengembangkan hipotesis kenapa bisa terjadi pemasalahan tersebut, dapat memecahkan masalah yang sedang didiskusikan bersama, dan sudah dapat mencapai kesimpulan secara sistematis dan matang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak dari teori Jean Piaget:
1.Faktor keturunan: faktor perkembangan kognitif ini dibawa dari turunan genetika dan struktur kromosom yang dibawa anak sejak dalam kandungan ibunya.

2.Faktor lingkungan: faktor lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan kognitif anak karena sebelum mereka lahir mereka adalah anak yang seperti kertas putih kemudian lingkungan yang berisikan social budaya, norma, nilai, pola asuh anak merupakan tinta yang akan mempengaruhi perkembangan masing-masing anak.

3.Faktor kematangan: dalam teori piaget faktor kematangan sendiri berfokus pada perkembangan otak dan fisik anak yang mempengaruhi perkembangan kognitif.

4.Faktor pembentukan: pada faktor pembentukan ada 2 hal yang penting faktor pembentukan sengaja yang didapatkan di sekolah formal dan tidak sengaja didapatkan di lingkungan sekitar.

5.Faktor minat dan bakat: faktor ini juga sangat mempengaruhi perkembangan kognitif anak untuk dapat mencapai tahap kognitif yang lebih baik.

6.Faktor kebebasan: faktor ini akan membantu anak dalam pemikiran luas tanpa adanya sekat atau batas-batas pemikiran sehingga perkembangan kognitif dapat dicapai dengan baik.

Beberapa kritikan yang dilayangkan pada teori piaget ini: kompetensi anak yang berbeda-beda dalam pencapaian tahap-tahap kognitif. Ada anak yang umurnya 1,5 tahun sudah ada pada tahap pra-operational dan ada anak yang sudah memasuki usia 4 tahun masih pada tahap sensori-motor. Jadi pada penggunaan tahap-tahap kognitif jean piaget ini tidak dapat disamaratakan seluruh perkembangan otak anak.

Kritikan lainnya datang pada statement teori jean piaget "melatih anak untuk menalar pada level yang lebih tinggi", yang dianggap kurang efektif oleh beberapa teori khususnya pada perkembangan anak usia 0-7 tahun.

Teori jean piaget ini menetapkan tahap-tahap perkembangan kognitif dapat disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran baik itu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) di Indonesia Sebagian besar dihuni oleh siswa rentan umur 11-14 tahun dimana pada teori piaget masuk pada tahap operational formal dimana perkembangan kognitif seorang anak sudah masuk pada tahap akhir. 

Pada tahap ini anak sudah dapat berfikir yang lebih komplek, kongkrit, abstrak, idealis dan logis. Sehingga pembelajaran yang disarankan sesuai dengan Kurikulum 2013 yang sedang digunakan oleh sekolah, dimana harus menerapkan tujuan pembelajaran ketika anak menyelesaikan satu pelajaran. Seorang anak sudah mampu berfikir kritis terkait mengembangkan hipotesis, memecahkan masalah , dapat mencapai kesimpulan secara sistematis dan matang.

Pada masa mengambil PKL di SMP N1 Singosari, Malang, saya dipercaya untuk mengajar kelas VII sebanyak 2 kelas, kelas VII A dan B, didukung oleh kurikulum 2013, dan fasilitas yang sangat memadai dalam kelas. Pada tahap perkembangan kognitif operational formal yang dikembangkan oleh piaget, siswa yang saya ajar sudah sangat matang dalam penerimaan materi, aktif dalam tanya jawab, memecahkan masalah dan mengambil kesimpulan akhir, yang membedakan dari 2 kelas yang saya ajar hanya dari pengambilan waktu berfikir dan respon yang disampikan oleh siswa. 

Pada kelas VII A ketika saya memberikan sebuah kasus atau pertanyaan, respon yang mereka berikan sangat cepat dan tepat tanpa guru harus memancing lebih jauh untuk mereka berani mengutarakan pendapat dan bertanya terkait kasus yang saya berikan dan mereka sangat menyukai diskusi baik itu diskusi individu maupun diskusi kelompok, kemudian pada kelas VII B, mereka cukup baik dalam merespon guru namun dibeberapa kesempatan mereka harus dibantu agar mereka berani mengutarakan pendapat dan memberikan pertanyaan kepada guru yang mengajar sampai pada tahap akhir pembelajaran. 

Dalam tahap perkembangan kognitif anak menurut teori jean piaget, siswa kelas VII A&B SMP N 1 Singosari telah memenuhi kriteria tahap operational formal dengan sangat baik di buktikan yang sudah saya jelaskan diatas.

Untuk meminimalisir kekurangan yang ditemukan dalam kelas VII B yang dijelaskan diatas, ada beberapa cara yang harus dilakukan oleh guru dan siswa: pertama guru harus cepat menganalisis penyebab siswa kurang tanggap dalam merespon dan memberikan pertanyaan ketika guru memberikan satu kasus, analisis ini dapat dilakukan dengan observasi atau wawancara kepada siswa, sehingga guru mampu mengorganisir hasil observasi kemudian disesuaikan dengan strategi dan media pembelajaran yang akan datang. 

Kedua, guru dapat mempersiapkan materi dan menkondisikan kelas agar anak termotivasi untuk memberikan respon dan pertanyaan dengan baik. Ketiga, interaksi social yang baik seperti menggunakan metode collaborative learning dapat membantu siswa dalam mengembangkan pemikiran kognitive mereka.

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari refleksi pandangan teori jean piaget perkembangan kognitif di kalangan anak kelas VII SMP N 1 Singosari adalah teori ini masih berpengaruh walaupun sudah tergerus oleh teori-teori baru, namun masih dapat digunakan dalam kurikulum 2013 yang sedang digunakan. Setiap anak memiliki perkembangan kognitif yang berbeda-beda walaupun tidak sesuai dengan tahapan-tahapan umur yang disediakan pada teori jean piaget namun setiap tahap perkembangan baik kualitas dan kuantitas anak menunjukkan peningkatan yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun