Mohon tunggu...
Audya Angga Wirandono
Audya Angga Wirandono Mohon Tunggu... Insinyur - Mahasiswa Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Pembangunan Panca Budi (NPM : 2115300097)

Berdoa, belajar,bekerja dan bermain bersama istri dan anak2

Selanjutnya

Tutup

Money

Penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam Industri Konstruksi Memanfaatkan Building Information Model

17 Juni 2022   10:04 Diperbarui: 17 Juni 2022   10:12 1612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahap Perencanaan BIM dapat digunakan mulai dari kegiatan pembuatan desain konsep dari proyek yang dikerjakan. Desain konseptual ini bukan hanya berupa gambar sketsa melainkan sudah berbentuk model 3D dari rencana bangunan yang akan dibangun. Pemodelan ini dibuat berdasarkan data dari hasil studi kelayakan, survei lokasi, dengan menggunakan photogrammetry yang dapat menghasilkan model 3D dari lokasi rencana proyek, keadaan lingkungan, dan sebagainya.

Tahap Perancangan Model yang sudah dihasilkan pada perencanaan akan dievaluasi lalu dibuat pendetailan dari model tersebut. Dari pemodelan detail itu dilakukan perhitungan-perhitungan detail baik struktural maupun non-struktural, sehingga akan didapatkan desain yang paling efektif dari hasil perhitungan itu. Desain ini kemudian diterjemahkan menjadi model dan data-data yang dibutuhkan untuk fase berikutnya seperti kuantitas material serta estimasi biaya.

Tahap Pengadaan/Pelelangan BIM dapat dimanfaatkan oleh peserta lelang sebagai alat bantu untuk mengestimasi harga penawaran dari proyek tersebut. Karena dengan BIM, hal-hal seperti menghitung kuantitas material, pekerjaan, pembuatan BOQ, dan analisa harga satuan, dapat dilakukan secara detail dengan visualisasi dari model. Sehingga akan tergambar dengan jelas pekerjaan yang akan dilakukan di lapangan nantinya.

Tahap Pelaksanaan/Konstruksi Model dan data-data yang sudah dihasilkan di fase sebelumnya akan dengan mudah dimanfaatkan sebagai dasar pelaksanaan proyek di lapangan. Karena secara tidak langsung, kontraktor sudah membuat proyek tersebut secara nyata dengan seluruh data yang dibutuhkan, walaupun masih dalam bentuk digital. Pada fase konstruksi ini sendiri, BIM berfungsi sebagai suatu alat untuk memastikan apa yang dikerjakan di lapangan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Dari model dan data di dalam BIM, kontraktor dapat membuat metode pengerjaan yang efektif, menghasilkan shop drawing, serta menghindari adanya benturan instalasi antar disiplin (clash) yang dapat mengakibatkan pengerjaan ulang. Pekerja di lapangan juga dapat mempelajari desain dengan melihat BIM Model, memonitor progres pekerjaan berdasarkan kondisi di lapangan dengan rencana yang sudah diintegrasikan antara model dan jadwal proyek, dan apabila proses konstruksi dilakukan dengan berdasarkan BIM, maka tidak ada lagi yang kita sebut sebagai as-built drawing, karena akan beralih menjadi as-built model.

Tahap Operasi dan Pemeliharaan Dengan menggunakan as-built model yang sudah dibuat, informasi mengenai data operasional dan pemeliharaan bisa ditambahkan ke dalamnya untuk keperluan pemilik proyek atau manajemen gedung pengoperasian dan pemeliharaan bangunan tersebut.

Beberapa manfaat BIM adalah sebagai berikut,

  • BIM mempunyai Visual 3 dimensi sehingga memudahkan pemahaman terhadap rencana gambar yang akan dibangun.
  • Penggunaan BIM akan mempermudah menghitung volume pekerjaan dengan cepat dan akurat.
  • BIM akan memberikan informasi biaya atau RAB pada tiap komponen pekerjaan sehingga kita bisa memprediksi perkiraan biaya pada satu komponen pekerjaan.
  • BIM mampu menampilkan gambar 3 dimensi pada pekerjaan yang rumit seperti pembesian pada struktur jembatan, dsb.
  • Penggunaan BIM tidak hanya sekedar menampilkan gambar animasi bangunan saja, tetapi lebih kepada Managing informasi proyek secara cepat dan akurat.
  • Penggunaan BIM pada saat awal pekerjaan dijadikan sebagai clash detection. Kita bisa mengetahui apakah gambar rencana 2D ini jika akan di terapkan di lapangan terjadi clash atau tidak terutama antara gambar Struktur, arsitektur, dan MEP.
  • Manfaat lain penggunaan BIM adalah koordinasi antara kontraktor dengan owner / konsultan dengan mudah di manapun dan kapanpun. BIM akan di upload pada layanan komputer awan yang bisa diakses oleh owner. Owner akan memeriksa gambar melalui layanan komputer awan dan memberikan Marking apabila ada yang salah.

Adapun industri Konstruksi yang telah menjadi pelopor penggunaan program BIM adalah beberapa perusahaan Badan Milik Usaha Negara (BUMN) yakni, PT. Pembangunan Perumahan (PP), PT. Wijaya Karya, PT. Hutama Karya, PT. Adhi Karya, bahkan PT. PP sejak 2015 sudah menerapkan BIM.  

Kesimpulan dan Saran

Bagi industri konstruksi penerapan sistem informasi manajemen sangat bermanfaat. Efisiensi biaya, mutu yang berkualitas, ketepatan waktu dan kecepatan produktifitas menjadi tantangan bagi dunia konstruksi ke depan. Untuk itu dibutuhkan teknologi yang membantu untuk melewati tantangan tersebut. Penggunaan teknologi yang terintegrasi dalam sebuah model digital salah satunya yakni teknologi BIM menjadi suatu hal yang harus diterapkan oleh industri konstruksi.

Sebagai saran selain teknologi BIM, industri konstruksi juga dapat memanfaatkan Enterprise Resource Planning (ERP) berbasis SAP yang juga merupakan contoh konkrit penerapan sistem informasi manajemen. ERP dipergunakan untuk mengelola manajemen dan melakukan pengawasan yang terintegrasi pada unit bidang keuangan akuntansi, sumber daya manusia, pemasaran, operasional, dan pengelolaan persediaan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun