Mohon tunggu...
anggauin
anggauin Mohon Tunggu... Dosen - Angga Teguh Prastyo adalah dosen pada UIN Maulana Malik Ibrahim Malang konsentrasi studi pada penelitian skripsi mahasiswa serta pengembangan Manajemen Pendidikan Islam. Akun Youtube: anggauin

Angga Teguh Prastyo adalah dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sehari-hari mengajar pada program studi Manajemen Pendidikan Islam. Peminatan tulisan pada bidang Manajemen Pendidikan Islam serta isu-isu terkait dengan pendidikan agama Islam. Sehari-hari membuat konten mengenai penelitian dan skripsi mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teknik Menulis Findings yang Bagus dalam Result

26 Januari 2024   21:53 Diperbarui: 26 Januari 2024   21:54 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tehnik Menulis Findings yang Bagus dalam Result 

Transkrip video Prof.Irwan Abdullah dengan link:

https://www.youtube.com/live/P_YaLlDfmGw?si=cQyQ2EsPmqwtwuRh

Kita harus bisa berbahasa pada tingkat yang berbeda. Penulis harus menyadari ketika dia menulis, apakah berada pada posisi berbahasa secara teori, konsep, variabel ataukah indikator. Apabila peneliti berbahasa dalam level teori, maka bahasa yang digunakan adalah bahasa dan konsep yang besar. 

Namun apabila menulis dalam tataran variabel, tidak diperlukan bahasa dan konsep yang besar. Misalnya, terdapat pertanyaan seperti ini, "Apakah Bapak termasuk orang miskin?". Hal tersebut tidak perlu ditanyakan. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, "apakah Bapak memiliki rumah?." Dengan kata lain, "kepemilikan rumah ini, apakah kepemilikan sendiri, kontrakan atau milik mertua?."

Apabila bertanya pada level indikator, maka yang menjadi pertanyaan adalah "berapa luas meter persegi rumah dari bapak?." Coba bapak ibu bisa membedakan hal tersebut karena hal ini dinilai sangat penting dalam menulis. 

Waktu menulis ada kalimat sebagai berikut, "Pak Ahmad adalah seorang yang miskin di desa." Apakah Pak Ahmad adalah seorang yang miskin? Atau lebih memilih menulis, Pak Ahmad tinggal di rumah kontrakan. Coba bapak ibu rasakan bahwa level kepenulisannya terasa berbeda. 

"Pak Ahmad merupakan salah satu penduduk miskin di Desa Banjarsari." Kalimat tersebut apabila diturunkan posisinya, menjadi demikian, "Pak Ahmad tinggal di rumah kontrakan di Desa Banjarsari." Kalimat tersebut menunjukkan bahwa Pak Ahmad tidak memiliki rumah. Hal ini menunjukkan adanya salah satu variabel kemiskinan yaitu tidak memiliki rumah. Kemudian ada peneliti lain menulis, "Pak Ahmad tinggal di rumah dengan luas 4x5 meter persegi." Bisa pula dikatakan "Pak Ahmad tinggal di rumah dengan tipe 36." Inilah yang dinamakan tingkat analisis dengan menggunakan proses deduksi logika. Dari teori kemiskinan, dalam hal ini  yang digunakan adalah teori kemiskinan dengan perspektif modernisasi. Maka salah satu konsepnya adalah kepemilikan rumah. Apabila diturunkan dalam level variabel, pertanyaannya sebagai berikut "Apakah Bapak memiliki rumah atau apakah Bapak memiliki tabungan?". Apabila digali dari sisi indikator, maka yang ditanyakan adalah berapa luas tanah/rumah yang dimiliki oleh Bapak. Ketika saya berbicara ternyata luas rumah Pak Ahmad 24 M2. Hal ini merupakan "findings."

Tetapi bila dikatakan Pak Ahmad merupakan salah satu orang miskin di desa. Hal ini bukan salah satu bercerita penelitian yang bagus. Hal ini dikarenakan tidak ditemukan ada buktinya. Bisa saja peneliti dianggap salah tafsir. Bisa saja Pak Ahmad bergaya orang miskin tetapi memiliki tabungan yang miliaran rupiah. Sering ditemui ada orang setelah meninggal ditemukan di dapurnya ada uang 2 miliar. Tetapi sepanjang hidupnya dia sederhana. Namun apabila peneliti memiliki indikator dalam penelitiannya (luas kepemilikan, luas rumah, jenis dinding dan atap rumah, dan sebagainya), hal-hal tersebutlah yang ditulis. Dengan demikian tulisan yang bagus (findings yang bagus dalam result), harus dituliskan indikator dan minimal adanya variabel. Indikatorlah yang langsung berbicara mengenai data penelitian. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun