IA Scholar kembali menyapa sahabat, kerabat dan keluarga besar IA Scholar di seluruh Indonesia hingga mancanegara. Sapaan IA Scholar diwujudkan dengan menyelenggarakan kegiatan Academic Writing Workshop 2023: Breaking Barriers in Writing & Publishing Journal Articles dengan topik Before You Start Writing. Kegiatan dilangsungkan pada 5 Juni 2023 melalui aplikasi daring zoom meeting. Hadir dua narasumber utama Prof. Dr. Irwan Abdullah (Founder of IA Scholar) dan Dr. Hasse Jubba, MA (Director of IA Scholar).
Adapun poin-poin utama yang disampaikan Prof. Dr. Irwan Abdullah adalah sebagai berikut:
Prof. Irwan Abdullah berpesan dengan memiliki kemampuan menulis akan memampukan diri kita agar terus terlibat dalam memproduksi ilmu pengetahuan. Kemampuan menulis akan menciptakan keterampilan pengetahuan sebagai dasar dalam menciptakan produktivitas kita dalam menghasilkan artikel jurnal. kuncinya terletak pada kesabaran untuk belajar kesabaran yang tidak mengenal batas usia, keahlian maupun pengalaman.
Bapak Hasse Jubba (Direktur IASF) telah memproduksi 40 artikel Scopus. Prof. Irwan Abdullah menuturkan berdasarkan pengalaman beliau, maka menulis sesungguhnya adalah hal yang mudah. Kenapa dianggap hal yang mudah? karena memiliki persiapan menulis yang cukup. Persiapan menulis merupakan hal yang sangat penting karena akan memudahkan diri kita dalam memulai menulis jurnal. Kata-kata yang disukai Prof. Irwan Abdullah ketika mendapatkan email dari pengelola jurnal Scopus: “Could be suitable for publication”.
Kendala utama para pengelola jurnal yang seringkali dihadapi adalah banyak artikel yang masuk ke jurnal tersebut, tetapi sayangnya tidak memenuhi syarat sehingga mereka sulit mendapatkan artikel yang ready to publish. Tulisannya bagus tapi topiknya sudah basi. Para pengelola jurnal umumnya tidak mempunyai alasan yang cukup untuk menerbitkan artikel yang bagus tapi topiknya basi.
Ada cerita menarik seorang pengelola jurnal memperjuangkan satu artikel selama satu tahun. Artikel tersebut sebenarnya tidak ditulis dengan baik akan tetapi topiknya sangat menarik. Dia berjuang untuk menerbitkan artikel tersebut supaya tulisannya matang.
Seorang penulis jurnal harus sangat aware dengan jurnal yang dibidik. Oleh karena itu, sebaiknya dalam menulis harus bisa merumuskan satu pesan saja yang penting. Ingat kaidah : “The best journal article is the article consist of one single idea“. Pastikan kecukupan data dalam menulis satu pesan tersebut. Topik dari tulisan jurnal harus disesuaikan dengan keilmuan kita dan yang paling penting juga harus sesuai dengan selera pengelola jurnal yang dituju.
Memulai menulis dengan RUMUS CCTES (CONTROVERSY, CHANGE/TRANSFORMATION, TREND, EMERGENCY, SOLUTIONS). Sebagai contoh apabila kita menulis sebuah kitab tua di pondok pesantren. Isi Kitab tersebut cukup menarik namun tidak sesuai dengan selera jurnal, maka pastinya tulisan tersebut akan sulit untuk dipublikasikan. Aspek yang ditulis dalam contoh tersebut mengenai kitab tua di pondok pesantren adalah misalnya apakah isi tulisan dalam kitab tua tersebut mengandung kontroversi atau melibatkan perdebatan?. Apakah isi dari kitab tersebut membicarakan tentang perubahan-perubahan penting yang harus dihadapi oleh masyarakat. Itu artinya kita menulis isi dari kitab tua di pondok pesantren yang memuat sebuah topik tulisan atau diskusi perdebatan yang tidak pernah selesai.
Contoh yang lain tentang perdebatan LGBT. apakah LGBT tersebut bagian dari konstruksi sosial ataukah konstruksi biologis?. Akan menjadi topik yang menarik apabila LGBT ini sebagai konstruksi sosial. Ada kekhawatiran apakah LQBT dalam konstruksi sosial bisa menular dalam perspektif sosial atau sosiologis? Oleh karena itu untuk menyikapi fenomena ini dibutuhkanlah tulisan jurnal yang berisi kebijakan mendesak yang dapat menyelesaikan masalah LGBT tersebut.
Untuk memulai menulis, dibutuhkan cara agar bisa mengkomposisikan tulisan. Oleh karena itu, sebagai penulis jurnal harus memiliki pengalaman awal tentang topik yang akan ditulis. Banyak cara bisa dilakukan antara lain dengan turun lapangan secara empiris atau dengan cara membaca berbagai jurnal review yang terkait dengan topik yang ditulis. Membaca buku-buku dengan topik yang terkait. Apa pentingnya? Sebab hal itu menjadi landasan literatur kita dalam menulis jurnal. Ini merupakan persiapan yang baik dalam menulis. Berbekal adanya pengalaman awal tersebut, penulis jurnal memiliki dasar yang kuat untuk menulis jurnal dengan yang baik. Persiapan awal menulis yang baik akan memiliki dasar kuat untuk melanjutkan artikel yang ditulis. Sehingga dari hal tersebut bisa menentukan arah penelitian atau arah jurnal yang ditulis.