Beberapa waktu yang lalu, kita sudah membahas salah satu dari 10 keilmuan IA Scholar yakni tempat (place). Dalam lanjutan tulisan ini akan dibahas salah satu perspektif dalam penelitian yang juga tidak kalah pentingnya yaitu mengenai batas.
Sebagai catatan historis, 10 Keilmuan IA Scholar merupakan sekumpulan perspektif dalam penelitian yang dihimpun oleh Prof. irwan Abdullah. Untuk mengingatkan pembaca, 10 Keilmuan IA Scholar meliputi: (1) Place/tempat. (2) Batas. (3) Relasi. (4) Struktur. (5) Power. (6) Resources/capital. (7) perubahan/change/transformasi. (8) Waktu. (9) Aktor. (10) Infrastruktur.
10 keilmuan IA Scholar ini merupakan senjata yang ampuh, efektif dan efisien dalam menembus jurnal Scopus maupun menyelesaikan laporan penelitian seperti skripsi, tesis dan disertasi.Â
10 keilmuan IA Scholar merupakan kunci Inggris dalam membuka berbagai tabir fenomena penelitian sekaligus sebagai jalan dalam menafsirkan dan menginterpretasikan fenomena tersebut menjadi sebuah ilmu pengetahuan. Penjelasan lebih lengkap mengenai 10 Keilmuan IA Scholar, pembaca bias mengunjungi channel Youtube IA Scholar Channel
Terkait dengan Batas sebagai perspektif penelitian, Prof. Irwan Abdullah mengatakan demikian;
"Dalam hidup kita segala sesuatu ada batas. Gender ada batas. Dalam Islam disebut muhrim. Mahram ada batas antara laki-laki dan perempuan. Batas antara anak-anak dan orang tua. Batas dimana orang tua bisa memperlakukan anak. Sebaliknya batas di mana anak-anak diperbolehkan bersikap atau bertindak dengan cara-cara tertentu kepada orang tua. Tidak boleh tanpa batas. Jadi segala sesuatu itu ada batasnya. Batas rumah, Batas tanah, yang ini sangat mendasar. Karena soal batas ini bisa membuat konflik. Bisa membuat perpecahan. Batas negara bukan hanya batas kampung, Batas negara seperti Laut Cina Selatan merupakan biang konflik kita dengan China. Karena itu menyangkut batas."
Untuk memperjelas konsep batas sebagai perspektif penelitian, Prof Irwan Abdullah memberikan contoh sebagai berikut:
"Segala sesuatu secara moralitas ada batasnya. Dan yang menarik adalah kalau saudara-saudara pergi ke sesuatu tempat.  Mengapa kita masuk ke suatu wilayah ada gapura besar? (diiringi tulisan besar),  "Selamat tinggal..,"  "Selamat datang Anda memasuki Kabupaten X...,"  "Anda memasuki Kabupaten / provinsi..,"  Lebih menarik lagi, semakin hari kita semakin kuat  membuat batas-batas.  Dulu batas sebatas pada batas kampung.  Lama-lama kita menemukan batas dusun. Dalam bentuk gapura.  Bahkan lama-lama diberi batas.  Ini menarik sekali untuk melihat bagaimana kehidupan sosial, agama, dan budaya berkembang menjadi pergeseran pergeseran batas."
Penulis mencoba mengembangkan konsep batas sebagai perspektif dalam penelitian pendidikan. Konsep batas dalam perspektif penelitian pendidikan Islam bisa ditemui dalam proses penerimaan siswa baru di sekolah.Â
Dalam proses tersebut, siswa yang diterima di sebuah sekolah karena memiliki batas-batas teritorial yang memungkinkan dia terima (keuntungan jarak tempat tinggal dengan sekolah/sistem zonasi). Â