Mohon tunggu...
anggauin
anggauin Mohon Tunggu... Dosen - Angga Teguh Prastyo adalah dosen pada UIN Maulana Malik Ibrahim Malang konsentrasi studi pada penelitian skripsi mahasiswa serta pengembangan Manajemen Pendidikan Islam. Akun Youtube: anggauin

Angga Teguh Prastyo adalah dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sehari-hari mengajar pada program studi Manajemen Pendidikan Islam. Peminatan tulisan pada bidang Manajemen Pendidikan Islam serta isu-isu terkait dengan pendidikan agama Islam. Sehari-hari membuat konten mengenai penelitian dan skripsi mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tiga Langkah Strategis Penanganan Wabah Penyakit Kuku dan Mulut pada Hewan Ternak

11 Mei 2022   05:45 Diperbarui: 11 Mei 2022   05:48 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terhadap wabah penyakit mulut dan kuku yang sedang menyerang hewan ternak di berbagai macam daerah, maka perlu diantisipasi jangan sampai terjadi efek berantai (multiplayer effect) yang merugikan peternak maupun masyarakat luas sebagai konsumen.

Dosen MPI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Angga Teguh Prastyo, M.Pd mengatakan ada tiga langkah strategis yang dilakukan sebagai tindakan pencegahan penyebaran wabah sekaligus untuk menjaga stabilitas harga komoditas peternakan di tengah masyarakat.

Pertama, dengan melakukan isolasi terhadap daerah-daerah yang mengalami wabah mulut dan kuku pada peternakan ini dirasa cukup tepat. 

Sebab dengan demikian masyarakat mengetahui secara persis daerah mana yang sudah terkena dampak ini dan daerah mana yang belum. Informasi ini penting untuk diketahui publik agar tidak terjadi kepanikan dalam membeli daging (panic buying)

Kedua, membangun kepercayaan kepada masyarakat agar tetap mengkonsumsi dan memprioritaskan hasil perternakan dari dalam negeri meskipun ditengah kecemasan wabah Penyakit ini semakin meluas. 

Gerak cepat pemerintah dalam menjaga stabilitas harga daging maupun dengan secara cepat melakukan gerakan-gerakan pencegahan dan pengisolasian terhadap kawasan peternakan yang mengalami wabah mulut dan kuku ini patut diapresiasi.

Hal itu merupakan bentuk pertanggungjawaban publik dilakukan dalam rangka menjamin ketersediaan daging maupun bentuk turunan hasil peternakan lainnya. 

Ketiga, dilihat dari dampaknya, di satu sisi masyarakat tidak resah akan adanya kekhawatiran kelangkaan daging akibat wabah ini. Di sisi lain peternak pun melakukan kegiatan selektif dan terukur dalam penanganan wabah penyakit peternakan ini. 

Langkah yang lain yang perlu dilakukan adalah dengan meningkat literasi mengenai peternakan dan hasil peternakan di kalangan masyarakat luas sehingga timbul solidaritas sosial di kalangan para peternak maupun masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran koletif agar terjaga situasi kondusif di tengah masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun