Mohon tunggu...
anggauin
anggauin Mohon Tunggu... Dosen - Angga Teguh Prastyo adalah dosen pada UIN Maulana Malik Ibrahim Malang konsentrasi studi pada penelitian skripsi mahasiswa serta pengembangan Manajemen Pendidikan Islam. Akun Youtube: anggauin

Angga Teguh Prastyo adalah dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sehari-hari mengajar pada program studi Manajemen Pendidikan Islam. Peminatan tulisan pada bidang Manajemen Pendidikan Islam serta isu-isu terkait dengan pendidikan agama Islam. Sehari-hari membuat konten mengenai penelitian dan skripsi mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam dari Perayaan Idulfitri Tahun 2022

2 Mei 2022   16:00 Diperbarui: 2 Mei 2022   16:09 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kita mendengar ungkapan, :Kembali kepada yang fitri", atau ada kata lain seperti "kembali ke nol, kosong-kosong ya,". Itu merupakan ekspresi atas banyaknya kekhilafan yang dilakukan. Namun seketika itu juga kita bisa membersihkan hati dan mensucikan jiwa serta membina hubungan baru yang lebih baik serta mengakui kesalahan masing-masing manusia.

Dalam konteks keilmuan pendidikan agama Islam, hikmah dari perayaan idulfitri di tahun 2022 inilah yang harus ditanamkan kepada para murid ketika mahasiswa jurusan pendidikan agama Islam mulai mempraktekkan diri sebagai calon guru (praktik ketrampilan dasar mengajar) maupun ketika praktik mengajar di PPL pada sekolah/madrasah.

Setiap mulai mengajar hendaknya setiap mahasiswa perlu mengingat kembali satu pelajaran memaafkan yang tergambarkan dalam perayaan idulfitri. Setiap siswa memiliki karakter fitri yakni saling memaafkan. Oleh karena itu, ketika antara guru dan siswa ada masalah di dalam maupun di luar kelas, maka perspektif yang digunakan adalah saling memaafkan. Sebab semua hal dalam proses belajar adalah berusaha menjadi orang yang lebih baik daripada hari kemarin.

Saya pun menyadari sebagai seorang manusia biasa selalu tidak lepas dari yang namanya kesalahan. Dari yang paling kecil hingga yang paling besar. Setiap manusia tentu sadar dengan kesalahan itu, Namun butuh waktu untuk mengakuinya serta bangkit untuk berbuat lebih baik setelah melakukan kesalahan tersebut. 

Untuk menjadi pribadi yang lebih baik kadangkala juga butuh penguatan dari manusia yang lain sehingga selalu memiliki harapan yang lebih positif untuk memperbaiki kesalahan serta memberi kontribusi yang lebih baik agar kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam dirinya, tidak terulang kembali kepada orang lain. 

Inilah fungsi untuk saling memaafkan satu sama lain sehingga antar manusia tidak timbul rasa dendam, rasa sombong, yang itu menyebabkan keretakan hubungan antar umat manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun