Mohon tunggu...
Angga Mahyuda Sinaga
Angga Mahyuda Sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Keep going even though there are many obstacles because that is the key to success

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

14 Desember 2022   00:57 Diperbarui: 14 Desember 2022   00:56 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu masalah yang sering muncul dalam dunia pendidikan adalah kurangnya kemampuan berpikir kritis siswa. Pembelajaran satu arah yang lebih menekankan pada isi dan teori menyebabkan siswa hanya menerima informasi yang diberikan oleh guru dan pembelajaran menjadi kurang interaktif. Pembelajaran berlangsung hanya dalam transmisi informasi sehingga siswa memahami apa yang mereka pelajari dengan cara menghafal. Alih-alih siswa dapat menerapkan apa yang telah dipelajari dengan baik, siswa terkesan kurang memahami materi yang diberikan karena pembelajarannya kurang tepat, sehingga ketika siswa menghadapi suatu masalah, siswa menjadi bingung dan tidak mampu melakukannya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Inilah tantangan dunia pendidikan untuk mengembangkan metode dan strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Siswa dapat memiliki keterampilan tersebut apabila pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang melibatkan siswa menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapinya di dunia nyata. Salah satu strategi pembelajaran tersebut adalah pembelajaran berbasis masalah.

Pembelajaran Berbasis Masalah

            Menurut Bobbi De Porter. menyatakan bahwa berpikir kritis adalah salah satu keterampilan tingkat tinggi yang sangat penting diajarkan kepada siswa selain keterampilan berpikir kreatif. Didalam berpikir kritis, kita berlatih atau memasukkan penilaian atau evaluasi yang cermat, seperti menilai kelayakan suatu gagasan atau produk.

            Menurut berpikir kritis merupakan sebuah cara berpikir disiplin yang digunakan seseorang untuk mengevaluasi validitas sesuatu seperti pertanyaan-pertanyaan, ide-ide, argument, dan penelitian.

           Menurut Wijaya berpikir kritis, yaitu kegiatan menganalisis ide atau gagasan kearah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya kearah yang lebih spesifik, membedakannyan secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya kearah yang lebih sempurna.

Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang dimediasi dengan mengajukan masalah, mengajukan pertanyaan, memfasilitasi inkuiri, dan membuka dialog. Masalah yang akan diteliti hendaknya merupakan masalah kontekstual yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Masalah harus diselesaikan melalui penerapan beberapa konsep dan prinsip, yang dipelajari secara bersamaan dan dimasukkan ke dalam mata pelajaran. Masalah tersebut biasanya diselesaikan dalam beberapa sesi, karena merupakan masalah multikonsepsi, bahkan dapat menjadi masalah multidisiplin. Pembelajaran berbasis masalah dapat membangkitkan minat siswa, nyata, dan sesuai untuk membangun kemampuan intelektual. Guru dalam model pembelajaran berdasarkan masalah berperan sebagai penyaji masalah, penanya mengadakan dialog, membatu menemukan masalah dan pemberi fasilitas penelitian. Selain itu guru menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inquiri dan intelektual siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan. John Dewey adalah tokoh yang mempelopori munculnya strategi pembelajaran berbasis masalah dan penyusun teori pendidikan progresif yang menyatakan tidak ada hal di dalam filosof pendidikan progresif yang lebih bermakna daripada penekanannya terhadap makna penting partisipasi peserta didik di dalam penyusunan tujuan yang mengarahkan kegiatannya di dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah dikenal pula dengan nama lain seperti pembelajaran berbasis proyek, pendidikan berdasarkan pengalaman, pembelajaran otentik, dan pembelajaran berakar pada kehidupan nyata. Secara garis besar pembelajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna yang dapat mempermudah mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.

Didalam strategi pembelajara ini terdapat 2 poin penting yaitu:

A. Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Moon, (2007) Berpikir kritis adalah kemampuan untuk mempertimbangkan informasi yang berbeda dari sumber yang berbeda, mengolah informasi secara kreatif dan logis, menganalisisnya dan menarik kesimpulan, sedangkan berpikir kritis matematis adalah kemampuan untuk menganalisis sesuatu berdasarkan bukti untuk membuat penilaian dan memutuskan apa yang benar dan apa yang tidak. Menurut Fisher (2009), Ciri – ciri dari orang yang berpikir kritis yaitu mampu mengidentifikasi faktor-faktor dari kasus atau masalah yang dipertimbangkan,  terutama penyebab dan kesimpulannya, mampu mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi, dapat menjelaskan dan menafsirkan pernyataan dan pemikiran, dapat mengevaluasi berbagai jenis argumen, mampu menyampaikan argumentasi, melakukan analisis, evaluasi dalam pengambilan keputusan.

B. Kemampuan Memecahkan Masalah

Menurut Robert W. Balley (1989) Pemecahan masalah didefinisikan sebagai aktivitas yang kompleks dan proses mental manusia yang maju. Ini menggabungkan ide-ide besar untuk membuat kombinasi ide baru, dalam hal ini mengutamakan penalaran sebagai dasar untuk menggabungkan ide dan mengarah pada pemecahan masalah. Pemecahan masalah didefinisikan sebagai aktivitas yang kompleks dan proses mental manusia yang maju. Ini menggabungkan ide-ide besar untuk membuat kombinasi ide baru, dalam hal ini mengutamakan penalaran sebagai dasar untuk menggabungkan ide dan mengarah pada pemecahan masalah. Metode problem solving atau pemecahan masalah yang sering digunakan dalam pemecahan masalah adalah cara penyajian materi dengan mengubah masalah menjadi pembahasan dalam pemecahan masalah atau menjawab masalah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah adalah suatu metode pembelajaran yang menangani masalah sedemikian rupa sehingga seseorang dapat memecahkan masalah atau menemukan jawabannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun