Sebagai suatu daftar atau register sudah seharusnya memuat realitas potential risk yang memang melekat pada organisasi sesuai dengan sasaran dan proses bisnis yang ada. Menjadi janggal dalam suatu organisasi yang bergerak di sektor percetakan memiliki risiko kerusakan instalasi kilang minyak ketika tidak satupun kegiatan mereka bersinggungan dengan dunia perminyakan.Â
Untuk itu risk register menekankan pada kemampuan untuk memahami konteks bisnis, mencakup sasaran dan proses menjalankan bisnis, dan hal-hal yang dapat mengganggu pencapaian sasaran atau pelaksanaan proses bisnis tersebut. Hal-hal tersebut kemudian yang dituangkan dalam risk register beserta alternatif jalan keluar yang dapat diambil untuk mengantisipasi terjadinya peristiwa risiko (risk event).
Konsep atas risk register ini yang kemudian sering disalahartikan karena berpendapat bentuk risk register di suatu organisasi cocok ketika digunakan pada organisasi yang lain. Perlu dipahami bersama bahwa tidak ada risk register yang sesuai antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Penyebabnya tentu saja perbedaan sifat bisnis dan pemahaman sumber daya di dalamnya atas manajemen risiko selain faktor kebijakan korporat itu sendiri.Â
Bagi expertise manajemen risiko memahami risiko dalam satu worksheet risk register yang membentang sampai sepanjang Sabang-Merauke bisa jadi hal yang mudah, namun bagi seorang awam sekadar mengkoneksikan antara nama risiko dengan peluang kejadiannya saja bisa jadi bingung.
 Aspek subyetif juga turut berpengaruh terhadap pemahaman suatu risk register berkaitan dengan selera grafis, tata letak, bahkan hingga penulisan pun ikut berperan terhadap efektifitas suatu risk register.Â
Oleh karena itu, keberadaan risk register bukan mengenai mana yang paling baik dari sisi tata penulisan, melainkan seberapa baik untuk memberikan pemahaman atas konten risiko di dalamnya. Jika suatu risk register dipandang rumit oleh suatu organisasi, maka sebaik apapun wajah risk register tersebut sudah pasti tidak akan mendorong pada proses manajemen risiko yang efektif dan berkesinambungan.
Make It Simple, Make It Better
Semudah-mudahnya perkara adalah yang bisa kita kerjakan dengan kedua tangan kita, demikian kiranya konsep yang menjadi gagasan bagi kita dalam menyusun risk register. Kunci utama terletak pada minimum content dari risk register; hal-hal yang wajib dicatat di dalam risk register. Ketika konten tersebut sudah tersedia, maka cukuplah risk register tersebut menjadi panduan. Risk register jangan terjebak pada lipstik dan make up perwajahan yang semata-mata menonjolkan ornamen-ornamen yang teramat lengkap, namun membuat dada kita pengap karena terlalu banyak informasi yang disajikan di dalamnya.Â
Risk register cukup tersedia untuk berbicara kepada kita tentang risiko apa yang kita punya, peluang kejadiannya, sumber kejadiannya, dan risk treatment plan serta pemilik risiko tersebut. Just it! Perkara kemudian organisasi bermaksud melebarkan peta informasi risiko menjadi semakin kompleks hal tersebut wajib dibarengi dengan kapasitas sumber daya agar mampu sejalan dengan 'semakin canggihnya' risk register yang dimiliki.Â
Jangan sampai kita menjadi seorang bocah yang belum sadar betapa hebat ponsel pintar yang kita miliki dan hanya menggunakannya untuk membuat konten-konten kocak dan menumpulkan kapasitasnya sebagai alat terbaik untuk mengutilisasi potensi yang kita miliki. Sesuatu yang sebaiknya jangan pernah terjadi.
________________