Rekor bertanding Muhammad Ali tercatat 56 kali menang – 5 kali kalah (dengan 37 Kemenangan KO). Dari rekor tersebut hal yang penulis sangat sayangkan adalah 2 kekalahan terakhir sang legenda seharusnya tidak perlu terjadi. Kekalahan melawan Larry Holmes dan Trevor Berbick dialami ketika Ali sudah hampir menginjak 40 tahun dan bertarung semata karena kebutuhan finansial. Sungguh sangat disayangkan karier yang cemerlang harus ditutup dengan kekalahan. Memang sebelumnya sang legenda juga sempat mengalami 3 kekalahan melawan Frazier, Ken Norton, dan Leon Spinks.
Tapi perlu diingat bahwa semua petinju tersebut adalah petinju legendaris dan Ali pun kemudian berhasil membalas semua kekalahannya dan membuktikan bahwa ialah yang terbaik. Terlebih lagi, fakta bahwa Ali mendapatkan larangan bertinju selama 4 tahun membuat kariernya memang terkesan kurang maksimal. Bukan tidak mungkin bahwa tanpa masa larangan tersebut, dominasi Muhammad Ali seharusnya semakin tidak tertandingi.
Namun, sekali lagi, kehebatan Ali di atas ring hanyalah sebuah pencapaian kecil jika dibandingkan dengan kontribusinya bagi masyarakat dunia. Muhammad Ali merupakan pahlawan dan inspirasi bukan hanya bagi kaum Muslim dan kaum hitam, tapi bagi seluruh umat manusia. Sosoknya rela mengorbankan karier yang sedang berada di puncak serta potensi penghasilan jutaan dollar, demi mempertahankan pendiriannya menolak membunuh manusia lain yang tidak pernah menyakiti dirinya.
Sebagian besar masyarakat AS pun pada akhirnya mengakui bahwa melibatkan diri di Perang Vietnam merupakan sebuah kesalahan. Keteguhan hatinya telah merebut hati jutaan manusia. Ketika minggu lalu, sang juara meninggalkan dunia untuk selama-lamanya, ungkapan bela sungkawa pun membanjiri media sosial. Namun, ada satu ucapan yang sangat berkesan bagi penulis, yaitu ditulis di akun twitter Presiden AS Barack Obama: “Muhammad Ali shook up the world. And the world is better for it” (Muhammad Ali telah mengguncang dunia dan dunia menjadi lebih baik karenanya).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H