Lagipula kalau tujuan utamanya untuk mempengaruhi masyarakat, tidak perlu menteri yang bernyanyi. Cari saja yang lain, yang suaranya lebih enak didengar dan punya pengikut besar.
Kalau begini kan malah jadi bahan olok-olok dan jangan-jangan pesan utamanya malah mungkin gak tersampaikan.
2) Pihak pembuat video juga harus betanggung jawab. Di video terlihat ada banyak bagian yang gerakan mulut tidak sinkron dengan lagunya. Mulutnya komat-kamit apa, suaranya apa.
Aduh, ini mah bukan soal kemampuan mengedit video, melainkan soal sikap malas. Apa susahnya menyelaraskan gerakan mulut dengan lagu? Nyari tutorialnya di Youtube juga pasti banyak. Minta digaji berapa untuk dapat mengedit video layanan masyarakat ini menjadi enak dilihat? Masa iya 200 juta penduduk gak ada yang bisa?
Saya yakin banget, si pengedit video ini sebetulnya bisa. Cuma males aja. Yang penting cepet selesai. Dan lagian, kok dia gak malu ya menghasilkan video semacam ini? Kalau saya pasti malu. Mending saya delete trus bilang gak bisa melanjutkan. Silakan cari orang lain yang mampu.
Apa yang dikejar oleh si pengedit video sehingga dia merelakan video semacam ini tayang? Standar macam apa yang membuat dia berpikir ini video sudah layak tayang? Atau mau menyalahkan software dan komputer yang tidak memadai?
Ini tuh layanan masyarakat yang dipersembahkan oleh Indosiar, SCTV, O'CHANNEL, dan Vidio. Masa iya perusahaan digital media seperti mereka gak punya teknologi yang memadai?
Masa iya pemerintah, yang nantinya akan mendapat dampak langsung, tidak mau memfasilitasi? Cuma video 1 menit doang ini. Gak makan waktu banyak.
Dan yang lebih parah lagi, kok ya produsernya bisa puas melihat hasil editing macam begini? Standar kerja yang rendah?
Saya bikin video nyanyi dari rumah oleh teman-teman alumni SMA, cuma pake premire pro lalu belajar dari Youtube, dan gak dibayar sama sekali. Cuma untuk kepuasan pribadi. Rasa-rasanya hasilnya jauh lebih baik. Atau setidaknya tidak buruk.
3) Tentu saja pemerintah tidak luput dari tanggung jawab. Emangnya ga ada sesi preview sebelum tayang di internet? Itu yang mempublish adalah akun Twitter resmi Kementerian Ketenagakerjaan lho. Masa gak malu ibu menterinya tampil di video seperti ini?