Mohon tunggu...
Anggara Gita Arwandata
Anggara Gita Arwandata Mohon Tunggu... Administrasi - casanova

Tukang Balon di IG @nf.nellafantasia dan perakit kata di @kedaikataid. Dapat ditemui di Twitter @cekinggita

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pelajaran Hidup dari Inter Milan Musim 2017/2018

26 Mei 2018   19:05 Diperbarui: 26 Mei 2018   19:33 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Vecino mendapat berkah terselubung dari  cidera yang dialami Gagliardini saat melawan Cagliari. Dengan absennya Gagliardini, Vecino mendapat kesempatan bermain 13 menit saat Inter melawat ke kandang Chievo, dan kemudian menjadi starter di pertandingan berikutnya melawan Juventus. Namun alih-alih memberikan kontribusi super maksimal di saat Inter sangat membutuhkan kemenangan untuk menjaga asa masuk ke Liga Champion, Vecino malah mendapat kartu merah di menit 18 karena tackle terlambat nan tidak perlu ke arah Mandzukic.

Vecino dianggap salah satu penyebab kekalahan Inter, dan banyak fans yang berpikir Vecino tidak akan mendapat tempat lagi sampai akhir musim. Borja Valero dianggap lebih pantas mendampingi Brozovic, sambil berharap Gagliardini sembuh dari cidera sebelum musim berakhir. Tapi kita semua semua tahu, Vecino tidak menyia-nyiakan kesempatan yang kedua. Selesai menjalani skorsing, ia kembali menjadi starter saat melawan Lazio, dan gol sundulannya membawa Inter ke Liga Champion musim depan.

  • Strategi Jitu
    Tidak lama setelah Rafinha diganti Borja Valero, dan kemudian Santon masuk menggantikan Icardi, Inter kebobolan dua gol oleh bunuh diri Skriniar di menit 87 dan sundulan Higuain 2 menit berselang. Dalam tempo kurang dari 10 menit, permainan ciamik Inter yang mampu mengurung pertahanan Juve dan membalikan skor menjadi 2-1 hanya dengan menggunakan 10 pemain musnah sudah.

    Beda cerita dengan hasil serupa terjadi dua pekan kemudian saat Inter menjamu Sassuolo, tim yang di atas kertas jauh di bawah Juve. Inter tidak mampu mebalikkan keadaan, padahal bermain dengan 11 pemain. Butuh siasat yang tepat untuk mendapatkan hasil yang hebat. Begitulah hidup, tidak bisa asal 'jalanin aja dulu'.

  • Jangan Lelah Bermimpi, tapi Realtistis
    Tujuh tahun sudah Inter mencoba tapi selalu gagal.  Namun, walau terus gagal, Inter tidak pernah lelah bermimpi, sampai akhirnya musim ini Inter berhasil masuk empat besar sehingga dan berhak mendapat tiket ke di Liga Champion. Musim ini Inter bahkan sempat dianggap sebagai calon kuat penantang Juventus dalam berebut Scudetto di awal musim, tapi sayangnya  Inter kedodoran di awal paruh kedua. Banyak poin terbuang yang berimbas posis kian melorot. Jangankan Scudetto, posisi 4 besar pun nyaris tak tercapai musim ini.

    Dengan skuat yang ada, target Liga Champion memang jauh lebih realistis ketimbang Scudetto. Spalletti berulang kali menegaskan ke media bahwa target utama Inter adalah masuk Liga Champion, buka Scudetto. Sadar akan kemampuan diri akan sangat penting dalam menentukan strategi apa yang tepat untuk mencapai target.

  • Berjuang Sampai Akhir
    Peluang akan selalu ada sampai detik terakhir. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di garis akhir bila berhenti di tengah jalan. Siapa sangka Lazio harus puas berbagi angka dengan Atalanta dan Crotone ketika beberapa jam sebelumnya seluruh pemain dan pendukung Inter merasa peluang mereka telah habis setelah  takluk dari Juve dan Crotone? Dan siapa yang menyangka Inter bisa membalikan keadaan menjadi 3-2, setelah melihat Icardi gagal memanfaatkan peluang emas satu lawan satu dengan kiper Lazio, sementara Felipe Anderson mampu menaklukan Handanovic dalam situasi serupa?

  • Cadangan berkualitas
    Salah satu kelemahan Inter musim ini ada pada kedalaman skuat. Mereka sampai harus meminjam Lisandro Lopez dari Porto karena hanya tersisa Ranocchia sebagai pelapis Skriniar dan Miranda. Inter juga tidak punya pelapis Icardi dan Perisic dengan kualitas beda tipis. Karamoh terlalu hijau, sementara Eder bukan sayap murni. Sementara nama  Santon dan Velorp bahkan sebetulnya tidak pantas berada di bangku cadangan Inter. Akan tetapi ,sebagaimana kopi yang buruk masih lebih baik daripada tidak ada kopi, begitu juga pemain cadangan yang buruk masih lebih baik dari tidak ada cadangan sama sekali.

    Dalam hidup alangkah baiknya bila kita memiliki rencana cadangan, agar bila terjadi hal-hal yang diluar rencana awal, kita masih bisa melakukan penyesuaian.

  • Kreatif
    Musim ini Inter punya kendala di kreatifitas permainan. Brozovic, Valero, dan Joao Mario bergantian dicoba di pasang sebagai playmaker namun tidak ada satu pun dari mereka yang mampu memuaskan Spalletti, sampai akhirnya Rafinha datang walau belum fit 100% akibat baru sembuh dari cidera panjang. Rafinha baru mendapat kesempatan menjadi starter, setelah di tiga pertandingan awal selalu masuk dari bangku cadangan, namun semenjak itu ia tidak pernah absen sampai akhir musim, dengan torehan 2 gol dan 3 assist. Semenjak kedatangan Rafinha, permainan Inter menjadi lebih dinamis, dan sulit ditebak.

    Kreatifitas memang akan selalu dibutuhkan di mana pun kita berkarya. Tanpa kreatifitas, semua yang kita lakukan tampak membosankan dan berpotensi mati langkah  manakalah mendapat hambatan besar.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Bola Selengkapnya
    Lihat Bola Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
  • LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun