Aku coba iseng membuka Instagram Martabak Bro dan googling, ternyata sudah cukup banyak yang tahu. Aku saja yang kudet. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang tinggal atau bekerja di sekitar cabang Martabak Bro. Faktor ini juga yang mempengaruhi jam operasi Martabak Bro. Untuk cabang yang di Kelapa Gading, Martabak Bro buka sedari siang karena mereka mengincar pembeli dari pekerja-pekerja di perkantoran sekitar situ. Berbeda halnya dengan yang di Perumahan Taman Galaxy dan cabang lainnya yang buka menjelang sore laiknya pedagang martabak gerobakan.
Sebagian besar dari mereka menemukan Martabak Bro ketika sedang mencari penjual martabak kekinian yang dekat dari lokasi mereka. Oh ya, ngomong-ngomong tentang martabak kekinian, saya sangat penasaran sama Martabak Pizza. Tampilannya itu lho, menggoda sekali. Bikin liur saya menetes. Ada satu pelanggan yang memesan Martabak Pizza, dan dari awal dia memesan sampai martabak itu jadi, dia tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya berdiri. Tepat di depan tempat si juru masak meracik toping martabak. Beberapak kali kulihat dia menjepret foto, lalu menunggahnya ke Path, kemudian mengirimkan foto tersebut ke temannya via Whatsapp. Sepertinya sudah tidak sabar sekali.
“Gara-gara ada GOJEK, saya jadinya gak perlu buka jasa delivery, mas,” sahut Mas Ilham agak kencang sambil beranjak pergi melanjutkan aktivitas yang lain. Saya setuju, GOJEK memang sangat membantu dalam hal yang seperti ini. Para pengusaha restoran jadinya bisa memusatkan karyawannya untuk fokus di toko, ketimbang harus mondar-mandir mengantar pesanan. Lagian berbagi rezeki juga kan.
Bila kamu mengalami situasi seperti saya ini, sedang di luar, menunggu orang tanpa kepastian, kelaparan pula, tapi enggan makan berat, ya Martabak Bro ini sudah pas sekali. Tapi jarang juga sih orang yang bernasib seperti saya. Fiuh. Atau kalau sedang lapar tapi malas ke luar, kamu tinggal memesannya via GOJEK. Berhubung Martabak Bro kini sudah tersedia di GO-FOOD, jadi kamu dan si abang GOJEK tidak perlu repot-repot lagi mencari di map letak cabang Martabak Bro yang terdekat dari lokasimu. Namun bila kamu dan pacar atau sahabat ingin makan di tempatnya langsung, menurut saya malah lebih enak lagi. Martabak Bro memberi kita pilihan bagi yang ingin kongkow-kongkow tapi malas makan makanan berat. Ini saya malah tidak terasa berjam-jam duduk di sini, ngobrol, dan sekarang martabak tinggal tersisa beberapa potong lagi.
Dua jam lebih ngobrol dengan Mas Ilham, dering handphone dan tanda chat masuk berulang kali terdengar. Dia sedang sibuk sekali sepertinya. Selain bisnis martabak, Mas Ilham juga menggeluti bisnis properti. Kantornya di Jatibening, yang mana di malam harinya, saat kantor sudah tutup, sebagian tempatnya dijadikan tempat berjualan Martabak Bro. Di tengah jadwalnya yang cukup padat, sesekali ia masih menyempatkan diri berkunjung ke cabang-cabang, atau setidaknya mengirimkan orang lain untuk memesankan martabak untuknya.
Ia rutin mengecek memastikan rasa martabaknya tetap terjaga. “Saya orang hobi makan, Mas. Beda dikit aja, langsung tau,” ujarnya sambil terkekeh-kekeh. Dia sendiri juga yang mengoperasikan seluruh akun media sosial Martabak Bro. Dia berujar suatu hari pernah ada yang mengeluh di Instagram bahwa cabangnya yang di Tendean ditelepon berkali-kali namun tidak diangkat. Lalu dia langsung mengubungi karyawannya yang berada di sana untuk menindaklanjuti. Sejak itu dia merasa bahwa akses ke sosial media sebaiknya dia sendiri saja yang mengoperasikannya.
“Zaman udah canggih, semuanya sudah bisa dipantau by system. Selain media sosial, saya juga bisa mengecek langsung orderan, income, dan stok barang via aplikasi di tab. Ya, walaupun tidak bisa sama persis karena ini kan makanan. Takarannya kadang bisa kebanyakan, kadang bisa kedikitan walau tidak signifikan. Tapi yang jelas semuanya tetap terpantau dan dapat dicek. Kalau di pekerjaan saya yang dulu, saya ngurusi retailsparepart otomotif, dan itu jauh lebih mudah karena hitungannya per unit,” ujarnya sebelum pamit pulang.
Semua cabang Martabak Bro dilengkapi CCTV dan tablet yang berfungsi untuk mencatat pesanan, menghitung total harga setiap pembelian, sampai stok bahan. Dan semuanya ini sudah terintegrasi sehingga Mas Ilham bisa memantaunya dari kantor atau rumah.
[caption caption="Cocolan sambal yang bikin ketagihan (sumber foto: koleksi pribadi)"]
[caption caption="Martabak Pizza yang menggoda mata (sumber foto: koleksi pribadi)"]
Martabak Bro menyediakan total 28 menu pilihan. Itu belum termasuk dari setiap jenis yang memiliki ukurannya: besar dan kecil. Tentu dengan harga yang berbeda. Martabak Bro dihargai mulai Rp25 ribu sampai Rp125 ribu. Untuk harga yang terakhir itu khusus untuk menu Martabak Pizza. Cukup mahal memang. Tapi dengan melihat ulah salah satu pembeli Martabak Pizza—yang dengan penuh penantian melihat olahan menu pesanannya—tadi, rasanya tak penasaran harga itu untuk resep makanan yang bisa memanjakan lidah.