Akhir-akhir ini panggung perpolitikan di tanah air sempat di buat gaduh oleh pidato yang disampaikan oleh Presiden Republik indoesia Ir. Jokowi Dodo ketika melakukan sambutan dalam acara Nusantara Bersatu yang di selenggarakan di stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta Pada, Sabtu 26 November 2022.
Pada kesempatan itu Presiden Jokwi dengan ciri khas bicaranya nya yang santai meminta para relawan memilih calon presiden yang memikirkan rakyat. Â Sambutan Jokowi itu pun langsung disambut riuh oleh relawan yang memadati acara tersebut.
"Ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua. Ada. Ada itu," kata Jokowi di acara Nusantara Bersatu, Senayan, Jakarta Pusat.
"Saya ulang, jadi pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari penampilannya, dari kerutan di wajahnya," ujar Jokowi.
Tak hanya rambut yang memutih,  dalam kesempatan itu Jokowi juga dengan gamblang  memberikan ciri-ciri fisik pemimpin yang menurutnya ideal untuk memimpin Indonesia di 2024 mendatang.
Begitulah isi pidato sambutan presiden Jokowi yang  sempat membuat riuh suasana poltik di tanah air.
Beberapa tanggapan muncul dari berbagai pihak terkait pidato Jokowi tersebut. Â Mulai dari pengamat politik, tokoh public, pejabat Negara dan bahkan netizen pun ikut serta mengomentari sambutan presiden Jokowi tersebut.
Dewasa ini jika kita kaji lebih jauh mengenai apa maksud dari sambutan presiden jokowi tersebut memang mengandung banyak sekali tanda dan gesture yang musti kita telaah sacara lebih mendalam. Apakah benar pemimpin itu harus memiliki rambut yang putih dan kerutan di wajah? Atau Jokowi tidak memahami isi teks, atau memang benar dalam pidato terrsebut ada semacam penjelmaan atau metafor yang terkandung di dalamnya.
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang makna dari tanda, dengan menyertakan adanya mitos dan metafora yang bersangkutan dengan tanda tersebut. Konsep-konsep dasar dari semiotika yang dicetuskan oleh Ferdinand de Saussure ini meliputi tanda/simbol, kode, maka, mitos, dan metafora.
Di dunia sastra terdapat berbagai kajian yang dipelajari dan diterapkan dalam kebahasaan. Salah satunya yaitu kajian semiotika, dikenal juga dengan istilah ilmu ketandaan. Konsepnya berhubungan dengan hal terkait indikasi, mirip atau tidak, simbolisme, dan banyak spesifikasi lainnya dalam sebuah komunikasi.
Bahkan dalam penjabarannya, juga berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan social dan politik termasuk juga dengan pidato Jokowi yang membuat gaduh dunia politik di tanah air tersebut.
Akibat dari ucapannya tersebut banyak orang yang berspekulasi mengenai siapa sosok yang dimaksud oleh Jokowi dalam pidatonya itu. Ada yang berspekulasi bahwa sosok yang dimaksud oleh jokowi tersebut adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.Â
Bahkan ada juga yang berangapan bahwa yang dimaksud Jokowi adalah Gubernur Jawa Tengah yang Juga kader partai PDIP sekaligus kandidat terkuat bakal Calon Presiden Indeoseia 2024 yaitu Ganjar Pranowo. Tak heran memang jika sebagian orang menyeret nama Basuki dan Ganjar karena dalam kenyataannya tidak ada sosok yang berambut putih selain mereka berdua yang dekat dengan Jokowi.
Pertama Kita mulai dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Memang jika kita perhatikan secara seksama rambut dari menteri PUPR ini berwarna putih dan juga memiliki kerutan diwajahnya. Namun dalam hal ini tidak ada hubunggannya dengan beliau karena seperti yang kita ketahui bahwa nama Basuki Hadimuljono ini tidak sama sekali mencuat ke permukaan public sebagai bacalon presiden RI di 2024 mendatang terlebih tak ada satupun patai politik yang mengusungnya.Â
Berbeda dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang digadang-gadang akan menjadi sukseornya Jokowi dan diusung langsung oleh partai PDIP. Meskipun Jokowi tidak menyebutkan nama tokoh dalam pidatinya tersebut namun para relawan yang hadir dalam acara tersebut dengan riuh mnyerukan nama Ganjar Pranowo. Hal ini semakin menguatkan spekulasi kita bahwa memang  sosok yang dimasud Jokowi dalam pidatonya itu adalah benar Ganjar Pranowo.
Presiden Jokowi tentunya bukan tanpa kepentingan di pilpres 2024 yang akan datang
Bertindak sebagai Presiden dan Kader partai Jokowi dituntut untuk memaksimalkan dua kepetninngan sekaligus. Pertama Jokowi harus mampu mencetak presiden yang menggantikannya umtuk mempunyai komitmen melanjutkan program tahun jamak yang telah dicanangkannya. Kedua jokowi dituntut untuk memenangkan partaai politiknya dalam gelaran pemilu tahun ini. Jadi wajar jika jokowi sampai berpidato seperti itu di depan public.Â
Padahal jika ditelsik lebih dalam pidato Jokowi ini sungguh tidak etis dan berpotensi mencederai demokrasi yang sejatinya baru akan kita mulai di awal 2023 mendatang.Â
Baik secara sadar maupun tidak sadar atau dengan dalih apapun kode-kode yang diberikan Jokowi ini terlalu berlebihan dan hanya akan menjadi suatu pembodohan public semata. Karena kita tau rambut putih dan wajah berkerut adalah suatu proses penuaan scara biasa dan alamiah dan tidak ada korelasinya dengan kepemimpinan terlebih tidak ada litretur dari mampu menyebutkan bahwa pemimpin yang ideal adalah harus yang berambut putih dan memiliki wajah berkerut.
Terlepas dari wacana rambut putih dari satu frase yang diajukan Presiden Jokowi yang menurutnya pemimpin yang memikirkan rakyat. Frase tersebut bukanlah poin penting yang harus kita perhatikan sekarang.
Pemimpin yang memikirkan rakyat adalah pemimpin yang bukan memikirkan diri sendiri.
Pemimpin yang memikirkan rakyat adalah sosok pemimpin yang mampu menjaga kesatuan dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H