Mohon tunggu...
Krisnasakti Anggar Purna Putra
Krisnasakti Anggar Purna Putra Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lahir di Sragen pada 1 Oktober 1990, saat ini sedang menikmati pekerjaan di kota Pontianak Kalbar.\r\nCocern pada isu lingkungan dan tertarik pada isu politik dan ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan yang Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

3 Mei 2012   10:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:47 1596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan menjadi satu hal yang sangat krusial dan penting ketika kita ingin memajukan suatu bangsa. Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia membutuhkan kualitas pendidikan yang baik dan merata untuk dapat setara dan bersaing dengan negara maju. Tidak bisa dipungkiri bahwa sebenarnya bibit yang ada di Indonesia adalah bibit unggul. Hal ini dibuktikan dengan prestasi Indonesia yang sangat membanggakan di dalam Olimpiade di tingkat Internasional beberapa tahun belakangan ini. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya bangsa Iindonesia mampu untuk bersaing dengan negara maju, dengan syarat adanya pendidikan yang juga mumpuni.

Sesuai Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4 salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Dalam hal ini mencerdaskan kehidupan bangsa harus diartikan secara mendalam dan menyeluruh. Artinya bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya dijadikan sebuah alat untuk menaikkan derajat sosial ekonomi saja, namun harus dapat menjadikan manusia sebagai manusia. Menjadikan manusia sebagai manusia seutuhnya. Namun, Sisdiknas yang menjadi acuan penyelenggaraan pendidikan formal dirasa kurang untuk dapat mewujudkan tujuan diatas. Pendidikan formal justru terasa meng-counter tujuan awal pendidikan yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Hal ini dikarenakan pendidikan formal justru lebih banyak (walaupun tidak semua) mengarahkan dan mengajarkan peserta didiknya untuk menjadi pekerja, mengajarkan bahwa pendidikan adalah sekolah dan kuliah. Bahkan secara ekstrim, pendidikan formal cenderung mengajarkan peserta didik menjadi robot, mesin, mengajarkan untuk memperlakukan manusia lainya juga sebagai robot, tidak menjadi manusia seutuhnya.

Pendidikan sebenarnya berlingkup sangat luas. Namun pendidikan formal justru membatasi ruang lingkup pendidikan itu sendiri. Padahal sesuai Pembukaan UUD tujuannya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, mencerdaskan dalam berbagai bidang kehidupan, baik itu secara Ekonomi, Politik, Hukum, Budaya, serta Pertahanan dan Keamanan. Maka dari itu, sangat perlu untuk merevisi Sisdiknas, agar kedepan pendidikan formal dapat dijadikan suatu wadah pembentukan karakter bangsa. Sehingga generasi muda kita kelak dapat menjadi generasi penerus yang berkarakter kebangsaan.

Selain itu, ada beberapa usulan solusi yang sekiranya dapat diterapkan untuk dapat memajukan pendidikan di Indonesia. Pertama, penyesuaian materi keilmuan. Hal ini perlu karena selama ini ilmu kita bersumber dari barat yang sebenarnya tidak sepenuhnya cocok dengan keadaan Indonesia. Pendidikan, ilmu pengetahuan selalu berkaitan dengan budaya, maka dari itu kita perlu untuk menyesuaikan ilmu itu dengan budaya kita sendiri. Sehingga kita tidak menjadi bangsa yang lupa akan budaya kita sendiri.

Kedua, memasukan materi kebangsaan dan sejarah perjuangan bangsa secara berkelanjutan. Hal ini diperlukan agar peserta didik mengerti dan benar – benar insyaf dengan perjuangan para pendahulunya, sehingga mereka menjadi generasi dan tidak lupa sejarah. Juga agar peserta didik mampu memahami kemajemukan dan budaya Indonesia serta menjadi generasi yang berkarakter kebangsaan. Sangat menyedihkan ketika kita mengetahui bahwa ada generasi muda Indonesia yang tidak mengenal pahlawan dan para pendahulunya yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini.

Ketiga, Sisdiknas harus memberi ruang dan mendorong sepenuhnya kegiatan yang membangun kepemimpinan dan karakter peserta didik. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan – kegiatan di luar kegiatan akademik dimana kegiatan itu memberi nilai tambah bagi peserta didik dalam hal kepemimpinan dan character building.

Keempat, penguatan pendidikan informal sebagai alternatif penanaman nilai. Pendidikan mempunyai lingkup yang sangat luas. Bahkan pendidikan pertama yang didapat adalah pendidikan informal. Maka dari itu, penguatan pendidikan informal bisa menjadi alternatif solusi untuk dapat mendukung atau mengimbangi pendidikan formal di sekolah maupun di kampus.

Demikian, semoga dapat menjadi sumbangsih bagi kemajuan pendidikan di Indonesia demi memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Selamat hari Pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun