Mohon tunggu...
Angga Priatama
Angga Priatama Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya memiliki hobi mendengarkan musik dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metodologi Kritik Sastra: Perspektif Terhadap Karya Indonesia

3 Juli 2024   12:06 Diperbarui: 3 Juli 2024   12:15 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sastra Indonesia
mencerminkan keanekaragaman budaya, sejarah dan dinamika sosial masyarakat.
Karya sastra Indonesia, dari klasik hingga kontemporer, menawarkan beragam tema dan gaya analisis.
Kritik sastra merupakan alat penting untuk memahami kedalaman dan kompleksitas karya-karya tersebut.

Artikel berikut ini menguraikan berbagai metode kritik sastra yang dapat diterapkan pada karya Indonesia dan memberikan contoh penerapannya.
1. Pendekatan Formalis 

Pendekatan Formalis memusatkan perhatian pada unsur-unsur esensial sebuah teks sastra, seperti alur, tokoh, latar, dan gaya bahasa. Kritik formalis berupaya memahami bagaimana elemen-elemen ini berfungsi secara keseluruhan untuk menciptakan makna.
Contoh: Dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata,  struktur narasi dan gaya sugestif dan simbolik dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan formalis. Kritikus dapat mengeksplorasi bagaimana Hirata menggunakan karakter anak-anak untuk menggambarkan harapan dan perjuangan dalam keterbatasan.

2. Pendekatan Biografi Historis

Pendekatan ini mempertimbangkan suatu karya sastra dalam konteks kehidupan pengarang dan sejarah pada zamannya.
Dengan memahami latar belakang pengarang dan situasi sosial politik pada saat karya tersebut ditulis, pembaca dapat memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai makna teks tersebut.
Contoh: Karya-karya Pramoedya Ananta Toer, seperti ``Bumi Manusia'', sering kali dianalisis dengan pendekatan sejarah-biografi.
Mengetahui kehidupan Pramoedia dan latar belakang  kolonial Indonesia akan membantu Anda memahami tema perlawanan dan identitas nasionalnya.

3. Pendekatan Strukturalis 

Pendekatan Strukturalis memandang teks sebagai suatu sistem simbol-simbol yang saling berhubungan.
Kritikus strukturalis mencari pola dan hubungan dalam sebuah teks yang membentuk makna keseluruhan.

Contoh: Dalam cerpen Putu Wijaya, pendekatan strukturalis dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola naratif dan simbolisme yang berulang. Analisis ini dapat menunjukkan bagaimana Putu menggunakan struktur dan simbol untuk mengungkapkan absurditas dan kompleksitas kehidupan modern.

4. Pendekatan Sosiologis Sastra 

Pendekatan sosiologi sastra mengkaji hubungan antara karya sastra dan masyarakat.
 Kritik terhadap pendekatan ini mengkaji bagaimana sastra mencerminkan, mempengaruhi, atau dipengaruhi oleh keadaan sosial, budaya, dan ekonomi.

Contoh: Menganalisis novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan dengan pendekatan sosiologi sastra memungkinkan kita melihat bagaimana cerita tersebut mencerminkan dinamika sosial dan kekerasan sejarah  Indonesia.
Kritikus bisa mencermati bagaimana Eka menggunakan cerita fiksi untuk mengkritik realitas sosial yang keras.

5. Pendekatan Feminis

Pendekatan feminis terhadap kritik sastra mempertimbangkan bagaimana gender dan seksualitas direpresentasikan dalam teks sastra. Kritikus feminis menyoroti isu-isu seperti patriarki, marginalisasi perempuan, dan representasi gender.

Contoh: Toeti Menganalisis puisi Herati dengan pendekatan feminis memungkinkan kita memahami bagaimana Herati menggambarkan pengalaman perempuan dan mengkritik norma-norma patriarki.
 Analisis ini dapat memberikan petunjuk untuk diskusi mengenai perjuangan dan pemberdayaan perempuan dalam masyarakat Indonesia.

6. Pendekatan Pascakolonial 

Pendekatan Pascakolonial mempertimbangkan bagaimana karya sastra mencerminkan dan merespons pengalaman kolonialisme dan dampaknya.
Kritikus pascakolonial menyoroti tema-tema seperti identitas, kekuasaan, dan perlawanan.
Contoh: Novel 'Ars Balik' karya Pramoedya Ananta Toa dianalisis dengan pendekatan pascakolonial untuk mengetahui bagaimana cerita tersebut menggambarkan perjuangan melawan kolonialisme dan pencarian jati diri bangsa.
Analisis ini mengungkap strategi narasi yang digunakan untuk mendekonstruksi narasi kolonial.

Kesimpulan Metodologi kritik sastra menyediakan berbagai alat untuk menganalisis dan memahami karya sastra Indonesia.
Dengan menerapkan pendekatan-pendekatan berbeda ini, pembaca dan kritikus dapat lebih memahami kekayaan dan kompleksitas sastra Indonesia.
Pendekatan-pendekatan ini tidak hanya memperkaya pemahaman  teks, namun juga membuka pintu dialog yang lebih luas mengenai budaya, sejarah, dan masyarakat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun