Mohon tunggu...
Imam Maulana
Imam Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Selamat datang di akun berita saya

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Perjalanan Sejarah Lumajang, Dari Kerajaan Kediri hingga Singasari

19 Desember 2024   14:23 Diperbarui: 19 Desember 2024   14:23 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lumajang berasal dari kata lamajang yang terbukti berada di beberapa naskah naskah kuno 

Nama Lumajang berasal dari kata "LAMAJANG" yang diketahui dari hasil

penelusuran Sejarah, data Prasasti, Naskah-naskah Kuno, bukti-bukti Petilasan dan hasil

kajian pada beberapa seminar.

Beberapa bukti peninggalan sejarah yang menyebut-menyebut tentang

Lumajang adalah :

1.Prasasti Mula Malurung

2.Naskah Negara Kertagama

3.Kitab Pararaton

4.Kidung Harsa Wijaya

5.Kitab Pujangga Manik

6.Serat Babat Tanah Jawi

7.Serat Kanda

8.Kidung Sorandaka

9.Kidung Panji Wijayakrama

10. Kidung Ranggalawe

11. Prasasti Kudadu

12. Prasasti Sukamerta

Lamajang menjadi sentra agama Hindu pada masa itu dikarenakan daerah ini berada di lereng Gunung Semeru yang mana disebutkan di dalam Kitab Tantu Pagelaran bahwa Dewa Shiwa bersama dengan Dewa Brahma dan Dewa Wishnu memindahkan puncak Gunung Mahameru di India ke atas Pulau Jawa yang karena kondisinya pulau tersebut masih terombang-ambing di lautan luas dan sering berguncang dan kemudian puncak Gunung Mahameru tersebut sekarang dikenal dengan nama Gunung Semeru yang diyakini sebagai tempat bersemayamnya para Dewa.

Pada masa kekuasaan Raja Kameswara dari Kerajaan Kediri pada tahun 1182M, Bumi Lamajang sudah dikenal dan mempunyai arti penting sebagai tempat ritual menuju Gunung Semeru dan dalam perkembangannya di daerah ini juga dikembangkan sentra-sentra keagamaan karena kepentingan ritual para pejabat Kerajaan Kediri pada waktu itu sehingga mereka perlu membuat tempat-tempat yang bisa disinggahi dalam perjalanannya untuk melakukan ritual ke Gunung Semeru.

Ketika Kerajaan Kediri runtuh dan digantikan dengan munculnya Kerajaan Singasari, maka Lumajang masih tetap menjadi suatu daerah yang banyak dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai penjuru Nusantara termasuk Raja dan para Bangsawan Kerajaan Singasari untuk melakukan ritual persembayangan di daerah lereng Semeru tersebut.

Waktu terus berlalu, dari Raja Singasari yang pertama hingga Raja Singasari yang keempat yaitu Ranggawuni atau Wishnuwardana atau yang dikenal dengan Nararya Sminingrat meletakkan tonggak sejarah baru di Bumi Lamajang, sebagaimana yang tertuang di dalam Prasasti Mulamalurung lempengan VII halaman a baris 1 -- 3, yang menyebutkan bahwa pada tahun 1177 Saka (1255 M) Nararya Kirana dinobatkan sebagai penguasa Lamajang oleh ayahnya Raja Singasari Nararya Sminingrat dan sejak saat itulah Nararya Kirana sebagai penguasa Lumajang yang pertama kali.

Menyadari telah runtuhnya kerajaan Singasari serta telah terbunuhnya Raja Kertanegara maka kemudian Raden Wijaya menuju ke Terung (suatu daerah di utara Singasari), namun karena terus dikejar oleh musuh akhirnya memutuskan terus bergerak ke arah timur dan berkat bantuan Kepala Desa Kudadu ia akhirnya berhasil menyeberangi selat Madura untuk bertemu dengan Arya Wiraraja yang pada saat itu menjabatsebagai AdipatiSungenep(Sumenep).

Untuk membuktikan kesetiaan Raden Wijaya tersebut kemudian Jayakatwang memerintahkan untuk membuka Hutan Tarik yang kemudian daerah ini dikenal dengan nama Wilwatikta sebagai kawasan wisata berburu bagi Jayakatwang dan sekaligus sebagai tempat bermukim Raden Wijaya.

Kedatangan pasukan Mongol ini kemudian dimanfaatkan oleh Raden Wijaya setelah memperoleh saran dari Arya Wiraraja untuk menyerang Jayakatwang yang pada saat itu menjadi Raja Kediri setelah menghancurkan kerajaan Singasari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun