Mohon tunggu...
Angga Kusuma Dawami
Angga Kusuma Dawami Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

kita akan mengakhiri hidup dengan gaya kita masing-masing. Jadi, Berjuanglah.. :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pilihan Menjadi Mahasiswa

12 Oktober 2014   23:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:19 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hidupnya kehidupan kampus adalah hidup dari para penghuninya yang tidak pernah mati. Sebagian masuk, sebagian yang lain keluar, entah dengan jalan resmi (wisuda, ujian pendadaran) atau yang tidak resmi. Kampus memberi sebagian orang-orang yang menjalaninya memiliki pengetahuan, sebagian yang lain memilih untuk tidak peduli terhadap kehidupan kampus. Biasa orang-orang aktivis membicarakannya dengan sebutan apatis.

Miniatur masyarakat dalam kampus sudah terbukti banyak yang tidak peduli dengan kampus. Memilih untuk mengejar nilai dibandingkan mendapatkan ilmu disetiap pembelajaran yang didapatkan di kampus. Beberapa aktivis yang peduli dengan keadaan seperti jauh lebih menginginkan keadaan yang lebih baik, lebih banyak orang yang memikirkan negara, lebih banyak orang yang berdiskusi, lebih banyak orang yang mau saling bantu membantu.Mungkin juga menginginkan kehidupan bernegara yang semakin baik. Kampus saja tidak peduli, apalagi dengan negara. Pertanyaan dasar yang biasa diajukan oleh Calon Mahasiswa adalah nanti kalau sudah lulus mau kerja apa? Sebimbang itukah untuk menentukan sebuah tujuan akhir dari kuliah? Kerja?

Berjuang! Peliknya kehidupan kampus, kehidupan yang tidak pernah berbeda dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya saja tidak berseragam seperti SMA. Mengejar nilai, mengejar cita-cita, mengejar tuntutan orang tua. Menyelesaikan nilai-nilai yang bertumpuk di hasil akhir tiap semester. Menyelesaikan ujian skripsi, dan mendapatkan selembar kertas bertuliskan ijasah, yang kemudian digunakan untuk menuju tahap selanjutnya, entah ijab sah atau mendaftar di jenjang berikutnya. Lulus itu kewajiban, dan tanggung jawab atas apa yang sudah orang tua berikan kepada setiap mahasiswa. Kecuali, sumber dana bantuan dari lain pihak atau pribadi. Akhirnya akan memunculkan kata yang harus dilaksanakan. Berjuang!

Sebagian memilih untuk menjadi seorang mahasiswa sejati. Kuliah tanpa henti, tugas tidak pernah mengecewakan, dan nilai A-pun turun tangan. Maksudnya turun di tangan mahasiswanya. Sebagian yang lain memilih untuk menjadi dinamis. Menantang kehidupan kampus yang nyaman, mencari jati diri, banyak membaca referensi, dari buku, pengajian dan diskusi. Ingat! Pengajian bukan bukan hanya mengaji tentang agama, tapi juga bisa pengajian dengan kartu-kartu remi, atau game yang menghanyutkan di genggaman handphone. Tapi sebagian yang lain memilih untuk menjadi bauran diantara keduanya. Tidak terdefinisi karena nilai yang dicapainya selalu memuaskan orang tuanya, walaupun hanya bermarka C. “Yang penting tetap kuliah”, “masuk kuliah itu sudah susah, masak keluarnya cepet banget”. Tabahkanlah hati orang-orang yang memiliki alasan yang serupa. Bagi yang sudah tua (dikampusnya) segeralah bahagiakan orang tua, yang muda tetap berjuanglah.

Hidup ini adalah pilihan. Tapi memilih untuk tidur dan mendapatkan ilmu serta nilai A itu tidak akan pernah bisa menjadi pilihan yang menarik untuk para aktivis, tapi selalu menjadi impian setiap orang yang mengidamkan Syurga tanpa ibadah. Jadi, kenapa tidak memperbaiki diri dan mencoba menjadi aktivis yang bermanfaat bagi sesama? Mungkin dengan membaca cara beternak cacing tanah, atau cara membuat kerajinan tangan dengan sampah atau cara menghasilkan rupiah dari tulisan?

Menjadi mahasiswa adalah sebuah perjuangan. Memilih untuk menjadi apa itu adalah kewajiban setiap orang. Tapi memilih berjuang untuk masyarakat secara luas dengan ikhlas adalah pilihan bagi mereka yang memiliki jiwa-jiwa Syurga. Semoga Alloh memberikan kita jalan yang lurus![]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun